• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Tempat Ekstrim Di Sukabumi Ini Tempat Paling Merindu Bagi Saya Di Tiap Lebaran

zatilmutieAvatar border
TS
zatilmutie
Tempat Ekstrim Di Sukabumi Ini Tempat Paling Merindu Bagi Saya Di Tiap Lebaran



#EnggaMudikDulu #KaskuserBerbagiTHR


Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Apa kabarnya Gansis? Apakah Agan dan sista termasuk yang tidak bisa mudik tahun ini? Jika iya, kita sama Gansis. Gak usah sedih walaupun#EnggaMudikDulutapi kabar gembiranya tahun ini#KaskuserBerbagiTHR



Setelah melewati bulan ramadhan yang mulia dan penuh keberkahan, tibalah hari yang dinanti semua umat Islam yaitu Hari Raya Idul Fitri. Bagi Gansis yang hidup di perantauan, Lebaran adalah salah satu momen untuk melepas rindu setelah sekian lama tidak berjumpa.

Lebaran juga menjadi momen untuk berbagi rezeki kepada sanak keluarga.
Namun, karena pandemi corona yang masih mewabah dan negeri ini, aktivitas khas lebaran ini dihapuskan di tahun kedua setelah merebak virus ini.

Saya termasuk keluarga perantau yang didahului oleh kakek dan bapak. Kakek adalah orang Sukabumi. Daerah kecamatan cidadap. Menikah dengan nenek yang merupakan orang Tasikmalaya.

Kakek dulu ikut merantau di kampungnya nenek. Namun sejak kakek buyut meninggal. Kakek sebagai anak laki-laki tertua pulang kampung dan meneruskan tradisi keluarga buyut kami yakni mengajar ngaji di pesantren kecil kampung kami yang bernama kampung Panaruban. Hingga beliau wafat di sana. Begitupun bapak, beliau menikah dengan ibu yang merupakan orang cianjur selatan, dan bapak beberapa kali merantau dari mulai di Tasikmalaya, di sukabumi hingga akhirnya menetap di Cianjur selatan.

Setelah kakek meninggal, tempat pertama yang kami selalu kunjungi di saat lebaran adalah kampung halaman kakek sekaligus bertemu kangen dengan nenek. Setelah bapak wafat 6 tahun yang lalu, kami tetap menjaga silaturahmi dengan nenek dan keluarga bapak.

Seperti tahun 2019 lalu. Saat saya dan ibu juga keluarga lainnya mengunjungi nenek dan berziarah ke makam kakek. Perjalanan yang kami tempuh tidak lah mudah. Karena kampung almarhum kakek termasuk terpencil dan belum tersentuh sarana prasarana jalan yang layak.

Mungkin lebih mirip lokasi untuk acara tv yang terkenal dengan adventurenya itu loh! Dimulai dari menyebrangi sungai memakai rakit yang dikayuh manual. Beruntung saya lewat bukan setelah hujan. Kalau banjir mungkin nyali saya ciut. Apalagi membawa anak kecil usia 7 bulan dan 3 tahun.


Dokpri : 2019 melintasi sungai cibuni Sukabumi



Dokpri 2019


Menikmati sensasi rakit: dokpri


Setelah itu kami disambut tanjakan tajam hampir 80 derajat kemiringannya. Hingga saya pun turun dari motor karena motor matic tak sanggup mendaki di kemiringan seperti itu.


Dokpri

Ini adalah rute terpendek yang kami tempuh dibanding melintasi kabupaten Sukabumi yang mencapai waktu tempuh 4 jam dari Cianjur selatan. Setelah melewati medan ekstrim. Perjuangan kami terbayar dengan pertemuan keluarga terutama dengan nenek yang usianya sudah 98 tahun.


Nenek dan ibuku: dokpri

Nenek masih sehat walaupun tidak bisa berjalan jauh. Beliau masih ingat nama cucu-cucunya walaupun harus sebentar-sebentar mengangkat alis karena mengingat-mengingat. Lalu beliau menangis mengingat bapak saya yang merupakan anak sulungnya yang sudah mendahului beliau.

Selesai melepas rindu saya menyusuri tempat favorit yang turun temurun dijaga oleh nenek. Ya, kebun buah salah satunya salak, rambutan hingga duren. Kali ini yang lagi musim adalah salak.


Buah salak siap dipanen: dokpri


Sementara bibi dan paman kami sibuk mengambil ikan nila yang dibudidayakan langsung di kolam yang juga sudah ada sejak zaman buyut kami. Lala kami menikmati makan bersama menyantap ikan nila bakar.


Dokpri

Kami menginap satu malam setelah bertemu dengan seluruh sanak keluarga. Setelah itu kami pulang menuju rute jalan kabupaten. Kami melewati pabrik karet yang sudah berdiri sejak zaman belanda yang dimiliki oleh orang Tionghoa bernama pabrik dan perkebunan karet cikasintu.



Pabrik karet tua: dokpri

Setelah melewati areal pabrik dan perkebunan kami akhirnya melintasi jembatan tua yang sangat legendaris di perbatasan Sukabumi-Cianjur yang bernama jembatan Cibungur. Jembatan peninggalan Belanda yang direnovasi di era pak Harto.


Jembatan Cibungur: dokpri


Sekarang jembatan ini sudah dibangun dan berdiri megah jadi spot foto yang diburu para warga.

Itulah alasan yang membuat saya menulis #TempatHatimeRindu untuk selalu mengunjunginya. Walau harus bertualang menerabas medan ekstrim.

Sekian dulu thread saya tentang tempat kampung halaman yang paling membuat hati merindu di kala lebaran datang.

Harapan saya semoga pandemi ini cepet berlalu, sehingga kami bisa kumpul kembali melepas kerinduan bersama sanak keluarga. Walaupun #EnggaMudikDulunamun jangan lupa jaga kesehatan. Tetap memakai masker, menghindari kerumunan, cuci tangan dan jaga pola makan dan olahraga.




Sumber; opini pribadi
Gambar: dokpri
Cianjur selatan, 15 Mei 2021
Diubah oleh zatilmutie 17-05-2021 10:25
detyry
mbethix
gustiarny
gustiarny dan 5 lainnya memberi reputasi
6
518
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.