kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] MANAJER di PHK covid-19, sekarang jadi TUKANG CARI SAMPAH
NOTE: Thread ini adalah kisah nyata dari sahabat TS. Nama dan lokasi disamarkan demi privasi narasumber. Komentar akan dibalas narasumber bila ia berkenan 24 jam setelah thread di release. 


Selamat pagi, siang, sore dan malam semua teman teman kaskusers.  :welcome

Tidak terasa, beberapa hari lagi kita akan menyambut hari Lebaran. Sebelumnya, ijinkan TS kutilkuda mengucapkan selamat menyambut hari raya Lebaran bagi seluruh kaskusers yang merayakannya. emoticon-Stick Out Tongueertamax

Semoga semua dalam lindungan Tuhan, sehat dan kembali suci di hari yang penuh berkah. Seperti biasa, TS kutilkuda kembali menceritakan kisah nyata dari narasumber yang sudah ngobrol maupun DM TS. Ane seneng banget kalau ada yang curhat dan cerita, karena jujur dengan cerita dan kisah hidup dari narasumber, ane jadi bisa belajar banyak hal mengenai hidup. Dan dari sinilah ane mengerti istilah “Belajar untuk Hidup”. Jadi, ane juga berharap dengan di release nya thread kisah nyata dan curahan hati ini, bisa memberikan suatu pembelajaran dan makna hidup bagi semua kaskusers. :belumtidur:banggapakebatik:batik


Nah, kali ini ada sebuah curahan hati dari temen ane. Jujur ane prihatin dan menangis saat melihat kenyataan yang terjadi. Tetapi sekali lagi, inilah hidup. Hidup harus terus berjuang dan doa, agar kita bisa menjalani semua kenyataan hidup. Karena kita tidak tahu, apa yang akan terjadi di masa depan. Selamat membaca, jangan lupa cendol dan komentar yang rame ya.

 :semangat
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Perkenalkan namaku Surya. Aku dulunya seorang manajer di sebuah perusahaan garment yang cukup besar di daerahku. Perusahaan tempat ku bekerja ini memproduksi barang barang impor, dan aku sudah bekerja cukup lama disana. Usiaku saat ini 34 tahun, dan aku telah bekerja di perusahan tersebut selama lebih dari 10 tahun. Aku sangat bangga dan bersyukur atas pekerjaan yang Allah berikan kepadaku. Berkat aku bekerja disana, aku bisa menghidupi kebutuhan hidupku. Aku bisa memberangkatkan umroh almarhum ibuku, memenuhi kebutuhan keluargaku, memperbaiki rumah, dan membeli mobil. Alhamdullilah, penghasilan dari bekerja di perusahaan ini sangat cukup dan bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan aku dan keluargaku.

Oya, aku juga sudah menikah dan tinggal bersama istri di rumah mertuaku. Mertuaku sangat menghargaiku karena melihat karir dan kepribadianku yang bagi mereka sangat cocok dan sesuai dengan impian mereka. Tetangga-tetangga juga menilai bahwa keluarga kami termasuk dalam golongan menengah ke atas. Mertuaku seorang pengusaha dalam bidang hiburan. Ia memiliki orkes musik dan biasa manggung di berbagai tempat. Kehidupan kami memang sangat tercukupi. Tetapi sayangnya, kami tidak mempersiapkan diri mengenai masa depan. Ya, kami terlalu boros dan lupa bahwa menabung itu penting.

Akhirnya terjadilah pandemi covid-19 yang sampai saat inipun belum selesai. Bahkan, ini adalah lebaran kedua di masa pandemi. Seperti yang kalian tahu, banyak perusahaan bangkrut, usaha dan bisnis lumpuh. Dan itu semua menimpa kami. Semua dimulai dari meninggalnya ayah mertua. Ayah mertua terkena covid setelah manggung di acara pernikahan yang melanggar protokol. Beliau pulang-pulang merasa kelelahan, dan istirahat di rumah. Dua hari beliau demam dan tak kunjung sembuh, badan melemah dan nafas mulai sesak. Singkat cerita, setelah dibawa ke rumah sakit ternyata memang positif covid.

Aku, istriku, dan ibu mertua kehilangan indra penciuman dan perasa selama 3 minggu tak kunjung pulih. Dan ayah mertua pun harus berpulang kepada Allah setelah satu bulan tidak ada kesembuhan melawan covid-19. Perekonomian keluarga mulai hancur di tahun lalu sepeninggal ayah mertua. Ibu mertua yang dulu hanya seorang ibu rumah tangga, mulai kebingungan harus bagaimana mencukupi kebutuhan dan membayar cicilan. Semua nya sekarang bergantung pada ku. Hanya aku yang bekerja. Aku harus mencukupi kebutuhan ibu mertua, anakku yang masih balita, istriku, dan juga orang tuaku yang ada di kampung halamanku.

Ternyata covid-19 masih saja menjadi sumber malapetaka dalam keluargaku, dua bulan setelah ayah mertua meninggal di bulan Juli 2020 lalu, sekarang aku yang harus mengalami masalah baru. November 2020, gajiku mulai dipotong 40%. Bayangkan saja, aku harus mengatur sebegitu rumitnya keuangan ini. Aku jual mobilku, aku jual beberapa perabotan ayah yang masih ada untuk dijual. Karena memang tidak ada satupun orang dirumah yang bisa meneruskan usaha ayah. Kami jual itu untuk memenuhi kebutuhan. Sambil berjalan tertatih-tatih, kami bertahan menghadapi kesulitan ini.

Kesialan ternyata masih bersahabat dengan kami, Januari 2021 akupun di PHK. Pabrik kami tutup, dan bangkrut. Pabrik dengan produksi yang besar ini pun tutup juga tak kuat menghadapi masalah kerugian impor yang terbatas ini. Aku menjadi stress dan tidak tahu harus berbuat apa. Melihat anak menangis karena gak bisa jajan, makan di rumah yang dulunya lengkap 4 sehat 5 sempurna, sekarang berganti menu jadi nasi dan telor sepanjang minggu atau nasi dan indomie satu bungkus untuk bertiga. Hancur remuk semuanya. Handphone, laptop, keyboard ayah, perhiasan dan semua yang bisa di jual, kami jual. Remuk dan hancur.

Lalu aku mencoba mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang yaitu botol air mineral dan kardus. Aku beli dari tetangga dan mencari di sampah-sampah. Lalu aku dan istri kumpulkan, dan jual di pengepul sampah. Aku juga menjadi reseller kecil-kecilan barang bekas seperti sweeter bekas yang harganya 10 ribu. Aku lakukan semua demi jalannya hidup ini. Ibu mertua ternyata tidak bisa bertahan dengan kenyataan ini, sehingga ia hanya mengeluh dan menceritakan kegagalanku kepada tetangga-tetangga. Mereka selalu menggibahi aku dan istriku. Aku dicap sebagai pria gagal, miskin dan membuat gaduh dalam rumah tangga.

Mereka berkata saat aku lewat, “ya ampun, dulunya manajer sekerang tukang gosek sampah, cari kardus”. “begitulah bu, kalau dulunya sok kaya”, ujar ibu satunya. Ibu mertua juga sering menyindirku,”apa tidak bisa cari kerja lain, kok jadi tukang sampah, mau jadi apa nanti anakmu? Cari kerja yang bagus dong”.

Kuping panas, otak panas, hati meledak dan jiwa berontak. Itulah yang kualami ini. Aku sudah tidak tahan dengan omongan mereka. Tetapi aku mencoba terus bekerja demi mendapatkan uang, dan aku juga terus mencari pekerjaan baru demi kehidupan yang lebih baik.

Semoga kalian semua yang terkena dampak covid-19 bisa diberi ketabahan dan semangat dalam menjalani hidup. Manusia boleh berkata apa, tetapi kalau Allah yang berkehendak semua pasti ada jalanNya.

Tetap semangat, kawanku.

 

Surya, Jakarta.



bonita71
bukhorigan
sormin180
sormin180 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4.3K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.