Hai Gan, Hai Sis.
Gak bosen-bosen ane nyapa kalian semua yang berada di sini. Semoga selalu dalam lingkup kebaikan dan kesejahteraan.

Gansis, jika kita menilik kebelakang. Beberapa tahun lalu, berbagai kasus banyak yang simpang siur, bahkan tak pernah jelas bagaimana kelanjutannya dan seperti apa penyelesaiannya.

Salah satunya kasus Marsinah. Seorang aktivis buruh yang bekerja di sebuah pabrik arloji, yang juga harus dilenyapkan nyawanya dikarenakan banyak cakap dan berpikiran tajam serta dianggap merusak dan tidak tunduk terhadap kepemerintahan waktu itu.



Marsinah ditemukan terkapar tanpa nyawa disebuah gubuk yang berada di pematang sawah Desa Jagong, Nganjuk pada tanggal 8 Mei 1993. Setelah dua hari disangka pulang kampung oleh rekan-rekannya.

Menurut hasil Visum, di tubuh Marsinah ditemukan beberapa luka yang cukup parah dan mengerikan. Tulang panggul bagian depan hancur. Tulang kemaluan kiri patah berkeping-keping. Tulang kemaluan kanan patah. Tulang usus kanan patah sampai terpisah. Tulang selangkangan kanan patah seluruhnya. Labia minora kiri robek dan terdapat serpihan tulang. Ada luka di bagian dalam alat kelamin sepanjang 3cm. Juga pendarahan di dalam rongga perut.



Lantas, beberapa hari kemudian. Aparat berbaju preman mencomot dua orang satpam dan tujuh orang pimpinan PT. CPS (pabrik arloji) tanpa disertai dengan surat penangkapan. Kesembilan orang tersebut dipaksa untuk mengakui jika kematian Marsinah adalah hasil karya mereka.

Siksaan demi siksaan terus dihujamkan oleh aparat militer tersebut dan mereka semua disekap selama 19 hari tanpa memberikan kabar kepada keluarga kesembilan orang tersebut, sampai pada 21 Oktober 1993, aparat militer dari Kodam V Brawijaya menyerahkan mereka ke Polda Jatim, dan siksaan pun harus kembali mereka rasakan meski intensitasnya lebih rendah.



Menurut saksi dari Ahli Forensik mengatakan, pelaku sebenarnya bukan kesembilan orang tersebut. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan ialah aparat militer itu sendiri. Yang menangkap, menyiksa serta mengarang skenario bahwa kesembilan orang tersebutlah yang telah menghilangkan nyawa Marsinah.

Idries mengatakan, jika yang menyebabkan Marsinah kehilangan nyawa bukanlah dikarenakan oleh pendarahan, melainkan oleh senjata api.

ungkap Idries dalam tayangan Mata Najwa: X-File edisi 18 September 2013.
Sementara di tahun itu tidak mudah bagi warga sipil untuk memiliki senjata api.



Pada 03 Mei 1995, Mahkamah Agung memvonis bahwa kesembilan orang terdakwa tidak terbukti melakukan perencanaan dan menghilangkan nyawa Marsinah, dan membebaskan mereka semuanya.

Sidang tersebut digelar semata-mata untuk menutupi serta mengaburkan militer dari tanggung jawab atas pembunuhan Marsinah. Dan sampai thread ini ditulis, pembunuh Marsinah tidak pernah ditemukan. Siapa dan seperti apa wajah-wajah yang telah tega menghilangkan nyawa serta merudapaksa Marsinah, tidak ada yang tahu.

Thanks For Visiting
:terimakasih:terimakasih:terimakasih
Thread Ditulis Oleh:

Sumber Referensi: Dari Sini
Sumber Gambar: 1, 2, 3, 4, 5