Tanpa terasa hari demi hari telah berlalu, bulan demi bulan telah berganti dan waktu bergerak dan terus berputar. Rasa syukur yang sangat besar sudilah kiranya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang tak terhitung bahkan tiada habisnya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita. 

Dalam setahun, di antara bulan-bulan yang ada, terdapat satu bulan yang begitu istimewa dan penuh hikmah. Dan di antara hari-hari yang terdapat di bulan ini, terdapat satu malam yang merupakan malam yang lebih baik dari malam seribu bulan. Nama bulan yang dimaksud itu tak lain dan tak bukan adalah Bulan Suci Ramadhan, dan yang dimaksud dengan satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan itu adalah Malam Lailatul Qadar. 

Saat ini, bulan yang istimewa itu telah datang menghampiri kita. Sudah barang tentu perasaan bahagia dan sukacita bahkan mungkin dukalara berbaur di dalam setiap sanubari kita. Hal itu dikarenakan telah dipertemukannya kembali kita dengan Bulan Ramadhan ini. Bagaimana tidak, bulan yang penuh hikmah ini begitu banyak memberi kita pelajaran, begitu banyak merekam history, serta begitu banyak menyimpan kenangan terutama bagi kita yang pernah dan masih tetap menjalankan ibadah puasa. Bahkan, yang tidak berpuasapun larut dalam suasananya. 

Sebut saja diri saya ini salah satu contohnya,  yang tanpa sadar dan tak terkendali tiba-tiba saja muncul ingatan akan memory di masa kanak-kanak dahulu. Masa dimana masih lugu dan lucu-lucunya, masa-masa indah yang tak mungkin terulang lagi. Pada masa itu manalah tau tentang arti ideologi, dan tak juga tau tentang problematika kehidupan, baik sosial maupun individual. Tak pula mengerti tentang krisis ekonomi ataupun hiruk-pikuk dunia politik, serta tak memahami tentang teori konspirasi. Pada masa itu yang saya tau adalah melewati hari tanpa beban. Bermain dan bergembira besama teman adalah rutinitas keseharian, terkhusus di bulan Ramadhan.

Begitulah, masa itu telah kita lewati dan telah lama berlalu. Sekarang kita hanya bisa mengenang dan sedapat mungkin merelakan satu fase dalam hidup yang begitu banyak menyimpan begitu banyak cerita tentang keindahan. Tak baik dan tak bijak jika begitu larut dan tenggelam. Waktu terus berjalan, bumi terus berputar, dan mentari tetap bersinar. Tinggal bagaimana kitanya saja menyikapi dan menjalani tahapan demi tahapan dalam hidup ini. Karena Ramadhan tetaplah Ramadhan, bulan yang istimewa. Dimana dari dulu hingga sekarang kita diwajiban untuk berpuasa agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. 

Sekali lagi, Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Untuk hal yang satu itu, saya sangat setuju dan tak ingin saya bantah. Di sela-sela keistimewaan itu, ada satu hal yang sulit dilupakan dikarenakan begitu dalam terpatri dalam ingatan.  Adalah tentang perbedaan yang mencolok antara zaman dulu dengan sekarang. Perbedaan itu adalah "Kalau sekarang saya begitu mengharapkan azan maghrib cepatlah berkumandang, tetapi kalau dahulu belum bergema adzan maghrib, belum mau pulang !!!" 

Demikianlah sedikit kenangan yang saya miliki dan pernah saya lalui. Dan kalau diperbolehkan lagi, saya ingin menambahkan sedikit cerita tentang permainan-permainan tradisional yang kami mainkan, khususnya permainan tradisional yang sering dijumpai pada Bulan Suci Ramadhan.