si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
P-8A Poseidon Datang, Inilah Kemampuan Sang Dewa Laut Untuk Mencari KRI Nanggala
Bantuan terus berdatangan dari berbagai negara untuk mencari KRI Nanggala yang hilang di perairan Bali. Setelah Singapura, Malaysia dan India mengirim kapal penyelamat kapal selamnya. Kini giliran Amerika yang membantu dengan mengirim pesawat P-8A Poseidon. Poseidon tiba di Lanud I Gusti Ngurah Rai pada hari Sabtu (24/4/2021) pukul 03.10, setelah tiba para kru pesawat melakukan pemeriksaan dokumen dan tes swab.

P-8A Poseidon merupakan pesawat patroli maritim multimisi, perannya mencakup misi peperangan anti-kapal selam, perang anti-permukaan, intelijen, pengawasan dan pengintaian serta pencarian dan penyelamatan. Pesawat ini juga mampu terbang di ketinggian rendah.

Pesawat ini merupakan buatan Boeing, dikembangkan dari pesawat sipil Boeing 737-800, khusus untuk sayap pesawatnya memakai milik Boeing 737-900 yang memiliki ujung wing tip, penggunaan sayap ini bertujuan agar pesawat mampu beroperasi di ketinggian tinggi. Poseidon dibuat untuk menggantikan peran pesawat intai maritim sebelumnya, yakni P-3C Orion. Pada kesempatan kali ini TS akan membedah peralatan apa saja yang bisa digunakan Poseidon untuk misi pencarian KRI Nanggala. Sudah ane siapkan dibawah pembahasannya, selamat membaca.




Ilustrasi: Shutterstock



Dari serangkaian perangkat yang terdapat pada P-8A Poseidon, ada beberapa perangkat yang dipersiapkan secara khusus untuk mengendus keberadaan kapal selam. Pada dasarnya ada dua fitur yang menjadi andalan Sang Dewa Laut dalam misinya kali ini, yaitu penggunaan Magnetic Anomaly Detector (MAD) dan sonobuoys.

MAD adalah fitur sensor yang melekat pada pesawat dan menjadi bagian dari komponen penting dari pesawat, sensor MAD yang berada di ekor pesawat ini sifatnya permanen. Untuk penggunaan MAD, mengharuskan pesawat untuk terbang rendah sekitar 500 meter dari permukaan laut. Semakin tinggi sebuah pesawat intai terbang, maka semakin besar ketidakpastian kontak MAD-nya.

Doktrin operasi AKS di era modern membuat pesawat harus beroperasi pada ketinggian yang relatif tinggi, untuk menghindari deteksi balasan dari bawah permukaan. Hal ini kemudian semakin mengurangi efektifitas MAD. Ada yang menyebut, P-8A Poseidon kurang efisien pada kegiatan deteksi di ketinggian rendah, hal ini berbanding terbalik dibandingkan dengan pendahulunya, yakni P-3C Orion yang bermesin turboprop.




Fitur MAD pada ekor pesawat.

Ilustrasi: Mad's Fox/Facebook



Fitur lain yang menjadi andalan Sang Dewa Laut untuk mendeteksi keberadaaan kapal selam adalah sonobuoy. Sonobuoy merupakan gabungan dari kata sonar dan pelampung (buoy).Sonobuoy yang dilepaskan dari udara ditenagai oleh baterai dan diaktifkan dengan deteksi air garam. Sonobuoy punya dua mode, yaitu aktif (mentransmisikan) atau pasif (menerima).

Untuk misi anti-kapal selam terdapat tiga kategori sonobuoy, yaitu aktif, pasif dan tujuan khusus. Sonobuoy aktif memancarkan energi suara (ping) ke dalam air dan menangkap gema balik melalui radio UHF/VHF ke kapal atau pesawat. Sonobuoy aktif akan terus-menerus melakukan ping untuk mendapatkan deteksi bawah air.

Sementara sonobuoy pasif tidak memancarkan apa-apa ke dalam air, tipe ini akan menangkap gelombang suara yang dikeluarkan objek lain, misalnya turbin atau baling-baling dari kapal selam, atau pinger kotak hitam. Suara tersebut kemudian ditransmisikan melalui radio UHF/VHF ke kapal atau pesawat.

Sedangkan, sonobuoy tujuan khusus memiliki fungsi untuk menyampaikan berbagai jenis data oseanografi ke kapal, pesawat, atau satelit. Sonobuoy ini tidak dirancang untuk digunakan dalam deteksi kapal selam. Fitur MAD dan sonobuoy kemungkinan akan digunakam Poseidon dalam misinya mencari KRI Nanggala kali ini.





Sonobuoy yang terdapat pada Poseidon.

Foto: Dokumentasi US Navy



Bicara soal sumber tenaga, pesawat ini ditenagai oleh dua mesin CFM56-7B turbofan, dengan mesin tersebut pesawat dapat terbang pada ketinggian lebih dari 41.000 kaki dengan kecepatan hingga 490 knot (907 km/jam), dan memiliki jarak jelajah dampai 2.222 km. Sementara untuk kru yang bertugas mencapai 9 orang, termasuk pilot dan co-pilot.

Pada bagian kabin pesawat ini terdapat tujuh konsol operator untuk menjalankan misinya. Selain somobouy dan MAD, untuk keperluan patroli maritim Poseidon dibekali radar pengintai maritim APS-137D (V) 5 dan sistem SIGINT intelijen sinyal yang dibuat oleh Raytheon. Sistem ini kemudian dinamai AN/APY-10 dan dipasang pada fairing hidung yang diperbesar.

AN/APY-10 memiliki kemampuan mode radar apertur sintetis (SAR) untuk pencitraan, deteksi, klasifikasi serta identifikasi kapal stasioner dan kapal kecil untuk pengawasan pesisir dan darat. Radar tersebut juga memiliki pencitraan resolusi tinggi (ISAR) untuk pencitraan, deteksi, klasifikasi, dan pelacakan kapal selam yang muncul di permukaan dan kapal kecil yang bergerak cepat di perairan pesisir.




Ruang kabin P-8A Poseidon yang dilengkapi tujuh konsol operator.




Kokpit Poseidon.

Foto: Dokumentasi US Navy



Untuk persenjataan, pesawat ini mampu membawa muatan senjata sampai 10 ton. Senjata tersebut dipasang pada 11 hardpoint (cantelan), 6 cantelan di bagian sayap semenatara 5 lainnya ada di bagian internal pesawat. Senjata yang bisa dibawa muali dari torpde Mk. 54, rudal anti-kapal (harpoon), rudal udara ke udara (AIM 9 Sidewinder) serta berbagai jenis bom berpemandu.

Nama Poseidon sendiri diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani. Poseidon digambarkan sebagai penguasa laut, danau dan sungai. Saat ini ada dua varian dari Poseidon, varian P-8A digunakan oleh Angkatan Laut Amerika, Angkatan Udara Australia, dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Sementara varian P-8I digunakan oleh Angakatan Laut India.

Pada akhir tahun 2020 lalu Poseidon sempat dilarang mendarat di Indonesia, waktu itu Amerika meminta izin untuk melakukan pendaratan dan pengisian bahan bakar untuk Poseidon agar bisa dilakukan di Indonesia. Namun, pemerintah menolak hal tersebut, alasannya karena berlawanan dengan doktrin politik bebas aktif, yang melarang beroperasinya militer asing di Indonesia.

Namun, pada akhirnya Poseidon benar-benar mendarat di Bumi Pertiwi guna membantu mencari KRI Nanggala. Menarik menanti kiprah Sang Dewa Laut dalam mencari KRI Nanggala nanti, dengan tambahan pesawat P-8A Poseidon, tentu semua pihak berharap bahwa operasi pencarian KRI Nanggala nantinya bisa berjalan dengan cepat dan lancar.




Ilustrasi: Mad's Fox/Facebook




Demikian sekilas bedah kemampuan Sang Dewa Laut yang akan ikut mencari keberadaan KRI Nanggala, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk kita semua. Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.




Tabah Sampai Akhir





Referensi: 1.2.3.4
Ilistrasi Gambar: googel image dan berbagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 27-04-2021 01:19
indramamothmasplengkerm4ntanqv
m4ntanqv dan 48 lainnya memberi reputasi
49
12.6K
122
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.