Paris Saint Germain merupakan salah satu tim besar Eropa yang menolak untuk bergabung dengan proyek Liga Super Eropa. Mereka tidak setuju dengan format atau rencana yang dibikin oleh pencetus Liga Super Eropa.

Selain itu, alasan PSG menolak bergabung dengan ESL adalah karena mereka memiliki kedekatan dengan UEFA. PSG saat ini dimiliki oleh Qatar Sports Investment (QSI) yang merupakan milik Nasser Al – Khelaifi. Nah, salah satu produk dari QSI adalah Bein Sport yang sekarang memegang hak siar Liga Champions. Kerjasama inilah yang menjadi salah satu alasan PSG menolak gabung dengan ESL.

Selanjutnya, bos mereka Nasser Al – Khelaifi ternyata punya hubungan yang sangat baik dengan presiden UEFA, Aleksander Cerefin. Ini juga menjadi alasan mengapa PSG berada dipihak UEFA.

Menariknya GanSis, drama rencana European Super League ini menjadi hal yang menguntungkan bagi Nasser. Setelah 12 tim besar Eropa mengumumkan membelot dari UEFA (6 tim Premier League sudah mundur) doi malah mendapat jabatan sebagai eksekutif komite UEFA. Ia terpilih untuk masa jabatan selama tiga tahun. Nasser memperoleh posisi ini tanpa harus kampanye besar – besaran.

Selain Nasser, satu lagi perwakilan European Club Association (ECA) di Komite Eksekutif UEFA adalah CEO Bayern Munchen, Karl – Heinz Rummenigge. Ia juga terpilih untuk masa jabatan tiga tahun.

Asli ini menarik sih GanSis, setelah menolak gabung Liga Super Eropa bos PSG dan CEO Munchen malah ketiban durian runtuh. Mereka dapat jabatan tanpa harus susah payah mengejarnya.