dispenserrAvatar border
TS
dispenserr
Riset Jurnalis Prancis, Klaim 80% Pastor Vatikan adalah Gay
Sekitar 80% pastor di Vatikan diklaim gay oleh seorang jurnalis sekaligus penulis asal Prancis bernama Frédéric Martel.

Ia mengaku telah melakukan penelitian selama kurang lebih empat tahun dan mewawancarai total 1.500 pihak terkait untuk menguatkan risetnya tersebut.

Wawancara itu terdiri dari 41 kardinal, 52 uskup dan monsignor, 45 duta besar kepausan atau pejabat diplomatik, 11 penjaga di Swiss, dan lebih dari 200 pendeta dan seminaris.

Risetnya tersebut kemudian ia tuangkan ke dalam sebuah buku berjudul “In the Closet of the Vatican” dengan total 570 halaman yang diterbitkan sekitar dua tahun lalu, tepatnya pada 21 Ferbuari 2019.




Kendati demikian, hingga kini nyatanya masih banyak orang yang penasaran dengan buku kontroversial tersebut.

Banyak pihak yang masih menganggap relevan untuk mengulas penyimpangan seksual yang dilakukan para pastor di Vatikan.

Namun, sebelum membahas lebih lanjut, tahukah kamu peringkat hirarki dalam pimpinan di gereja?

Dilansir terkini.id dari sebuah video edukasi di kanal YouTube Cepologis pada Kamis, 8 April 2021, dijelaskan bahwasanya ada pemuka agama yang disebut pendeta, pastur, uskup, cardinal, dan paling tertinggi adalah paus. Lantas, apa bedanya pendeta dengan pastur?

Pastor merupakan sebutan untuk pemimpin gereja dalam agama Katolik, sedangkan pendeta merupakan sebutan untuk pemimpin gereja dalam agama Kristen.

Jadi, sebutan pendeta bisa untuk gelar imam bagi agama Kristen Katolik atau gelar imam untuk agama Kristen Protestan.

Sebagai informasi, hanya yang berjenis kelamin pria yang dapat menjadi seorang pastor, sedangkan untuk menjadi pendeta bisa seorang pria atau bisa juga seorang wanita.

Berikut ini yang perlu di garis bawahi. Seorang pastur tidak diperbolehkan menikah, sedangkan seorang pendeta diperkenankan untuk menikah dan membangun rumah tangga.

Lalu bagaimana dengan uskup, cardinal, dan paus? Apa mereka boleh menikah? Di tingkat pastur saja dilarang, apalagi tingkat di atasnya.

Dalam bukunya, Martel menuliskan, “Saya menemukan Vatikan menjadi sebuah organisasi gay pada tingkat tertinggi, sebuah struktur yang dibentuk terutama oleh homoseksual yang menekan seksualitasnya sepanjang hari, tetapi di malam hari sering kali menyewa taksi untuk mengunjungi bar gay.”

Ia menambahkan bahwa dari sumber yang ia dapatkan, 80% pastor di Vatikan memang dipastikan adalah gay.

Dirinya menemukan bukti ribuan pastor menikmati gaya hidup yang justru mereka kecam saat misa.

Setelah buku itu terbit, BBC News kemudian mengonfirmasi Vatikan untuk mendapatkan komentar terkait tuduhan Martel dalam bukunya, tetapi tidak segera mendapatkan jawaban.

Menurut Martel, di dalam gereja bukanlah terkait dengan pilihan seksual pastor, tetapi “moral ganda” lembaga tersebut dalam hal seksualitas.

Penulis itu mengatakan bahwa “budaya kerahasiaan” di dalam gereja menyebabkan ditutup-tutupinya kasus pelecehan.

“Kebanyakan uskup gay dan mereka takut akan skandal, media, dan bahkan diri mereka sendiri,” tuturnya.

“Karena itulah mereka melindungi pelaku pelecehan, bukannya untuk melindungi para pelaku atau menutupi pelecehan, tetapi untuk menghindari pengungkapan diri mereka sendiri sebagai homoseksual. Mereka melindungi diri mereka sendiri,” sambungnya.

“Saya menemukan pada banyak kasus bahwa semakin rapuh mereka terkait dengan homoseksualitas, semakin agresif kehidupan rahasia gay mereka.”

Martel juga mengaku telah mewawancarai pekerja seks yang mengatakan telah disewa sejumlah kardinal terkenal Amerika Latin.

Kendati mendapat cukup banyak kecaman, riset Martel yang dituangkan dalam buku itu nyatanya juga diapresiasi oleh sebagian pihak.

Salah satunya ada Monsignor Stephen J. Rossetti, profesor di Catholic University of America, yang mengatakan bahwa buku ini mengungkapkan sebuah rahasia yang dapat mengubah struktur kuno Vatikan.

“Takhta Suci seharusnya menjadi panutan, termasuk dalam hal pemilihan dan pengawasan anggotanya. Pada saat ini hal itu tidak terjadi. Diperlukan cara kerja yang lebih baik untuk memastikan pastor menjalankan sumpah selibasi(tidak menikah),” ujar Monsignor Rosetti.

“Geeja perlu agresif terutama terhadap pastor homoseksual yang tidak selibat. Kasus-kasus ini akan terus muncul sampai tertangani,” pungkasnya.

https://makassar.terkini.id/riset-ju...an-adalah-gay/


yg komen boleh pura pura kaget
nomorelies
aloha.duarr
HadesManes
HadesManes dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.9K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.