• Beranda
  • ...
  • Otomotif
  • Putra Rafflesia, Namanya Diambil Dari Rumah Sakit Tempat Kelahiran Buah Hati

ulungrinjaniAvatar border
TS
ulungrinjani
Putra Rafflesia, Namanya Diambil Dari Rumah Sakit Tempat Kelahiran Buah Hati
Halo Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane bakal bahas seputar Putra Rafflesia, yang namanya diambil dari rumah sakit tempat kelahiran buah hati dari ownernya.


Bus dengan sasis Mercedes-Benz, berwarna ungu dengan livery ombak, dan berkelas Eksekutif. Itulah Putra Rafflesia. Bus yang sudah terkenal baik di kalangan perantau, masyarakat maupun para busmania terutama busmania dari Bengkulu.

Putra Rafflesia berawal ketika Bapak Edi Sulawan pada tahun 1982 mendirikan PO bus dengan nama "Sumatera" yang menggunakan armada Mitsubishi Colt L300 yang melayani rute Pahiang-Bengkulu dan sebaliknya. 


Ternyata, usaha tersebut cukup sukses, dan pada tahun 1985 Bapak Edi Sulawan mulai membeli atau "upgrade" armada menjadi bus medium dan bus engkel. Seiring dengan itu, Bapak Edi Sulawan mengganti nama dari "Sumatera" menjadi "Mustika", dengan layanan trayek dari kota Bengkulu ke kabupaten Muko-muko. 

Dan akhirnya, PO Mustika berhasil membeli armada bus besar pada tahun 1988. Bus besar tersebut pertama kali bergabung dengan PO Paradise. Bus besar tersebut setahu ane menggunakan sasis Mitsubishi RM/BM. 


Setelah 4-5 bulan mencoba, ternyata dirasa kurang cocok. Bapak Edi Sulawan pun mengganti lagi nama "Mustika" ini menjadi "Gading Cempaka". Bapak Edi Sulawan juga sempat mengajukan trayek, tapi tak kunjung mendapatkan izin.

Akhirnya, Gading Cempaka pun membeli izin trayek PO Satria dan PO Tasima. Ini terpaksa dilakukan karena Bapak Edi Sulawan entah kenapa tak kunjung mendapat izin dari pemerintah. Trayek tersebut salah satunya adalah Lubuklinggau-Bengkulu, dan yang lainnya karena keterbatasan sumber ane kurang tahu.


Nama "Gading Cempaka" bertahan sekitar 8-9 bulan saja, dan setelah itu nama ini mungkin dirasa masih kurang cocok. Bapak Edi Sulawan mengganti namanya menjadi "Citra Rafflesia" dengan armada yang sama, bergabung bersama salah satu PO di Bengkulu. 

Dan akhirnya, 1 tahun kemudian, oleh karena tidak ada kecocokan dengan partner kerja atau istilahnya "joinan", pada tahun 1990 Citra Rafflesia akhirnya pecah. Nama "Citra Rafflesia" dan sebagian armada diambil oleh orang lain, dan PO milik Bapak Edi Sulawan ini terpuruk.


Dengan kondisi yang seperti itu, Bapak Edi Sulawan memutuskan untuk membeli trayek milik PO Garuda Dempo. Trayek tersebut adalah trayek Bengkulu-Palembang dan sebaliknya. Dan, seiringnya dengan lahirnya anak dari Bapak Edi Sulawan di rumah sakit Rafflesia, nama "Citra Rafflesia" diganti menjadi "Putra Rafflesia".

Dan akhirnya, PO Putra Rafflesia terus, terus dan terus berlari semakin kencang, melewati krismon, hingga sekarang PO Putra Rafflesia memiliki puluhan hingga ratusan unit armada bus besar yang melayani berbagai trayek, mulai dari Bengkulu-Palembang, hingga Bengkulu-Jakarta. 


Kini, PO Putra Rafflesia mempunyai usaha di bidang bus AKAP dan mungkin bus pariwisata, dengan tentunya yang sudah dibilang tadi, puluhan hingga ratusan armada bus besar. Sayang, Putra Rafflesia ini tak memiliki usaha di bidang SPBU atau rumah makan, tapi mungkin nanti kedepan Putra Rafflesia akan memiliki rumah makan serta SPBU.

Oleh karena sejak dulu PO di Sumatera sudah terbiasa menggunakan sasis Mercedes-Benz, hampir semua armadanya menggunakan sasis Mercedes-Benz. Hampir semua ya, bukan semuanya. Karena, ada beberapa bus yang menggunakan produk asal tanah Sakura seperti Mitsubishi BM/RM, Hino RK8 R260, dan lain sebagainya.


Hmm, kalo ngopi lalu ngomongin seputar karoseri yang umumnya dipakai oleh PO Putra Rafflesia, akan cukup panjang diskusinya. Tetapi, kebanyakan bus Putra Rafflesia menggunakan produk body dari karoseri Laksana, walau memang ada sebagian yang menggunakan produk dari karoseri Rahayu Santosa, Adiputro, dan lain sebagainya.

Lalu kalo lanjut ngomongin seputar kelas-kelas yang dilayani oleh PO Putra Rafflesia dan memesan segelas kopi lagi dengan gelas kecil, mungkin belum sampai seperempat gelas kopi habis diskusi selesai. Karena, PO Putra Rafflesia melayani kelas Executive saja, yang berkapasitas sekitar 34 kursi dengan legrest dan toilet tanpa smoking room.


Untuk harga tiketnya, PO Putra Rafflesia membandrol harga tiket yang terbilang wajar. Dengan armada Mercedes-Benz OH 1526 atau jika beruntung 1626 dan karoseir Laksana Legacy SR2 HD Prime, Putra Rafflesia membandrol harga tiket Bengkulu-Padang dengan tarif 235 ribu rupiah. 

Putra Rafflesia ini setahu ane menggunakan sistem penjatahan BBM "solar jatah". Jadi, driver bisa mengambil sisa uang jatah dan ugal-ugalan akan lebih minim. Selain itu, biaya perawatan pun menjadi lebih rendah serta mesin, ban, dan lain sebagainya akan lebih tahan lama.



Mungkin, Putra Rafflesia yang namanya diambil dari nama rumah sakit tempat kelahiran anak dari Bapak Edi Sulawan ini akan menjadi salah satu pilihan utama ane kalau ingin bepergian ke Bengkulu. Menikmati sensasi Lintas Sumatra, dan lain sebagainya. 

Jadi, gimana pendapat Gansis seputar Putra Rafflesia? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih bila Gansis mengoreksi informasi di thread ane yang salah!

Sumber: 123
Pic: Terlampir
Narasi: Opini Pribadi
Note: Sebagian gambar hanya ilustrasi saja.
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk mempromosikan maupun menjatuhkan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-Toastemoticon-Rate 5 Star
Diubah oleh ulungrinjani 06-04-2021 14:22
DER79
kuciank
fira262
fira262 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.7K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Otomotif
OtomotifKASKUS Official
27.7KThread15.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.