Buat kamu yang suka superhero Superman biasanya adalah penggemar fanatik dan doyan politik, kenapa ane bilang gitu? DC united itu lebih banyak superheronya lebih dark, plot ceritanya pun tak lepas dari intrik dan propaganda.

Apalagi untuk sekuel film Batman, terasa sekali alur ceritanya lebih ke arah sosial dan politik. Joker sendiri hadir karena merasa tertekan dengan keadaan yang berhubungan dengan politik di wilayahnya.



Bagaimana dengan Superman? Sama saja, apalagi Warner Bross meliris sekuel yang berani yaitu Superman Red Son, di tahun 2020 sedangkan komiknya lahir di tahun 2003, yang ditulis oleh komikus Mark Millar. Cerita Superman ini berbeda sama sekali dengan Clark Kent yang berada di Smallvile, bisa dibilang versi alternatif berbeda dengan versi orisinal.

Namun Kal-El jatuh di Rusia dan menjadi bagian dari kehebatan Rusia dimasa perang dingin.



Cerita Superman Red Son ini sangat menarik karena akan keluar jalur dari versi yang orisinil, walau cerita awal ada kemiripan dengan Superman yang mempunyai lambang "S" di dada. Tapi di Red Son, lambang Superman adalah palu dan arit, sebuah lambang komunisme hingga sekarang.

Lambang yang dianggap haram bila di Indonesia, bahkan bila ada yang berani mengibarkan atau memakai lambang tersebut bisa jadi perkedel, sebagai tahanan politik di penjara.

Tapi apalah arti sebuah lambang bila ternyata di banyak dada anak muda yang merasa hidupnya susah, kritis pada pengusaha yang menjalankan taktik kapitalisme maka anak-anak ini satu saat bisa saja mengadakan revolusi.



Seperti yang dikisahkan di dalam Superman Red Son, sebagai anak muda yang mengaggumi stalin dan musuh terbesarnya adalah Amerika dengan Lex Luthor yang menjadi lawannya hingga ia dapat merebut kursi Presiden Amerika bahkan beristrikan Louis Lane. Maka kisah ini menjadi menarik, aroma "cold war" sangat terasa.

Bahkan ada beberapa karakter DC yang hadir seperti Batman yang akhirnya harus mati bunuh diri, serta Wonder Woman yang ingin kedamaian. Serta pasukan green lantern yang membela Amerika.



Tapi yang membuat penikmat komik dan film Red Son ini berfikir keras idiologi manakah yang terbaik? Komunis dengan Diktatornya atau Kapitalis dengan Demokrasinya, menarik karena ternyata di dunia nyata China saat ini dapat menggabungkan 2 idiologi ini dan sekarang menjadi negara yang dapat saja menggantikan peran Amerika.

Tapi sekali lagi Red Son buatan Amerika, kita tahu sendiri mereka paling jago kalau membuat karya propaganda dari film dan komik. Maka super hero dunia itu kenapa harus lahir di Amerika? Katanya pahlawan dunia, tapi selalu berkutat di wilayah Amerika.

Itulah propaganda di dalam komik, maka pemuda-pemuda, anak-anak akan mengaggumi Iron Man, Batman, Spiderman, Superman, Flash tapi tidak tahu siapa itu Si Buta Dari Goa Hantu.



Terlebih DC United lebih ke arah sosial dan politik, bisa dibilang plot ceritanya memang buat anak muda bukan anak kecil yang lebih familiar dengan Marvel.

Lantas bagaimana jadinya bila Superman jatuh ke Indonesia ya? Apakah akan memakai kostum dengan lambang Garuda? Atau hanya lambang "G" saja seperti komik yang mungkin anak-anak sekarang tidak tahu kalau ada Superman bernama Garuda Mas.





Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google