Stop Jangan Menambah Beban kepada Korban Terkena Covid 19

Selamat sore agan dan sista.
Semoga sehat dan bahagia selalu.

Pengalaman saya ketika wabah covid 19 melanda keluarga kami.

Perlu menjaga kesehatan.
Lebih baik menjaga daripada mengobati.

Terutama di bidang kesehatan. Apalagi sekarang penyakit covid 19 masih banyak menyebar. Seperti yang kami alami beberapa hari ini. Sungguh bagaikan mimpi.

Bapak kami bekerja di daerah Merunda Bekasi. Perjalanan sekitar satu jam dari sana ke rumah. Perjalanan cukup menyita waktu dan melelahkan. Akhirnya bapak memilih tinggal di mes. Semenjak bekerja di sana dari bulan Desember 2020 lalu. Dia sering bercerita banyak karyawan terkena wabah covid 19. Dan sempat juga mereka bekerja dari rumah. Karena kantor dan lingkungannya disemprot disenfektan. Tetapi kondisi itu berulang kembali. Teman kantornya ada yang kena. Akhirnya dia tertular juga.

Dia test swab hari Rabu tanggal 24 Maret 2021. Hasilnya itu sangat berdampak bagi kami. Karena Sabtu sebelumnya dia pulang ke rumah.

Dari semua jenis penyakit bahkan mendunia bapak di rumah kena. Akhirnya kami isolasi mandiri. Setelah rujukan dari Bu RT kami diswab di puskesmas. Kami khawatir juga terkena penyakit covid 19 berhubung seminggu sebelumnya bapak kami pulang ke rumah di saat itu kondisi sakit. Dan ternyata beberapa hari kemudian test positif. Dan kami terkena dampaknya. Puji Tuhan setelah swab kami semua negatif. Tinggal menunggu hasil bapaknya di hari-9. Hari ini hari ke-5.

Tetapi dampaknya sangat drastis terutama di lingkungan anak-anak.
Seperti biasanya mereka bermain ke lapangan atau taman tempat khusus olahraga. Dan di sana ada gazebo juga. Mereka naik sepeda keliling perumahan. Tiba di lapangan voli. Anak-anak yang berkumpul atau bermain di lapangan langsung berkata

"Jangan ke sini, kamu kan baru negatif!"
Perkataan mereka membuat buah hati terluka.
"Ma, kami jadi tidak punya teman, mereka tidak mau berteman karena papa masih covid 19. Dan kita ditest swab."

Apa hubungannya, bapaknya dirawat di RS. Dan kami sudah swab hasilnya negatif.

Pikiran negatif seperti ini terkadang orang yang terkena covid 19 menjadi takut memberitahukan keadaan sebenarnya. Semua karena faktor dikriminasi. Langsung dihindari bukannya dikasih semangat. Perasaan kami sangat terasingkan.

Yang harus kita tanamkan ke anak-anak yaitu :

1. Menghargai orang lain
Bila kita tahu seseorang itu sedang dilanda musibah, turut merasakan apa yang dirasakannya. Bukan malah dijauhi.

2. Menghormati orang lain

Menghormati orang lain merupakan hal yang perlu kita pupuk mulai sejak dini ditanamkan kepada anak-anak agar selalu menyayangi teman-temannya. Dan tidak terjadi lagi saling menyakiti.

Kejadian ini merupakan pelajaran buat kita semua.

Bagi korban keluarga wabah covid 19. Yang sangat menderita dirawat di RS tanpa bisa dijenguk keluarga. Sungguh prihatin.

" Apa salah kami?"

Bila hasil negatif berarti kami tidak apa-apa dong. Kasihan anak-anak terkurung selama 5 hari menunggu hasil swab dari puskesmas.
Semoga tidak ada kata-kata seperti ini lagi. Tiada orang yang mau kena penyakit covid 19. Tetapi beban kepada si penderita jangan ditambah.

"Seharusnya. Selamat ya dek, akhirnya negatif. Semangat."

Demikian pengalaman saya selama musibah wabah covid 19 melanda keluarga kami. Anak-anak tetap semangat. Mereka tegar dan kuat. Mereka sering saya ajak berdiskusi agar tetap menjaga kesehatan. Dengan memakan sayur dan makan yang teratur. Istirahat yang cukup atau tidur siang. Dan jangan lupa minum vitamin c setiap hari. Dan selalu taat protokol kesehatan. Dengan ingat pesan ibu. 3 M, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak.

Sekian dulu sobat kaskuser semoga bermanfaat. Selalu diberikan kesehatan dan rezeki berlimpah.
Jangan lupa bahagia.

Semangat




Bekasi, 31 Maret 2021