Lagi dan lagi kita disajikan dengan bom bunuh diri, padahal jelas bunuh diri itu dilarang. Jangan alasannya karena beda keyakinan lantas bebas main tebas, bebas main hantam, kok situ bisa jadi lebih Tuhan dari Tuhan itu sendiri.

Semakin marak mereka yang menjual kebohongan demi kehidupan di akhir masa yang lebih menjanjikan, ini membuktikan nalar dan akal logika sudah sukses di plintir karena keyakinan yang salah arah.

Kalau Tuhan itu maha besar dan maha segalanya lalu ingin manusia itu bernaung dalam satu keyakinan sebenarnya mudah saja, tetapi coba pikirkan kenapa manusia dibiarkan mengelola otaknya masing-masing untuk berkeyakinan yang berbeda?



Lantas ada orang yang sok hebat dan sok suci ingin genosida keyakinan lain? Cara-cara ini efektif ketika membumi hanguskan PKI dari bumi persada negeri ini, namun gagal ketika Nazi Jerman melakukannya pada keturunan Yahudi.

Lalu muncul lagi dengan hal serupa di masa modern, padahal belum tuntas problematika di masa lalu dengan banyak tragedi karena berbeda idiologi, keyakinan hingga susah payah Indonesia dibangun dari aneka ragam suku, ras dan agama.

Setidaknya pemerintah harus mengadopsi sistem orde baru yang melarang penggunaan simbol agama yang terlalu mencolok untuk masyarakat umum, pada dasarnya keyakinan yang dipelajari secara berlebihan apalagi dengan guru yang salah membuat otak tak bisa berfikir jernih.

Kalau sudah niatnya merusak, dan menghancurkan seperti ini berarti rasa sosialnya sudah mati dan akan efektif bila di berikan fasilitas mati sejak dini sebelum mereka beraksi.



Apalagi biasanya yang sering arogant di jalan raya adalah orang-orang yang menganggap polisi adalah thaghut, negara Indonesia dianggap hanya tempat singgah. Maka kerap sekali mereka melanggar peraturan lalu lintas, bayangkan tidak pakai helm merupakan ciri-ciri pemberontak yang tak ingin mengikuti aturan pemerintah yang sudah dianggap setara dengan iblis



Harusnya mereka yang berpenampilan seperti ini dan tidak mengikuti aturan lalu lintas ya kena tilang, tidak pakai helm jelas membahayakan diri sendiri. Bagaimana mau peduli dengan orang lain kalau diri sendiri saja mereka sebenarnya sudah tidak peduli, mirip seperti orang yang putus asa tidak ada tujuan hidup, tidak ada yang namanya cita-cita, patut dikasihani karena semenjak orde baru tumbang kelompok seperti ini semakin leluasa bergerak.

Ingat DI/TII, mereka ada karena politik yang tidak stabil maka akan dimanfaatkan banyak kelompok dan kepentingan walau harus menggadaikan kitab suci sekalipun. Maka untuk itu waspadalah... waspadalah selama pemerintahan korup dan berjalan di tempat, masyarakat miskin dan banyak pengangguran akan terus ada kelompok lain yang akan unjuk gigi.

Kalau masyarakatnya makmur, perut kenyang, pemgangguran nihil boro-boro mau bunuh diri yang ada malah mikir kapan nambah bini!!







Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google