Sepp Blatter harus kembali menelan pil pahit setelah FIFA kembali menambah masa hukumannya hingga tahun 2028. Mantan orang nomor satu di sepak bola ini harus lengser dari tahtanya sebagai presiden FIFA. Desember 2015 dirinya harus menjalani hukuman dari FIFA dengan tidak bisa terlibat sama sekali dalam semua kegiatan sepak bola. Sepp Blatter harus menjalani hal itu kurang lebih selama delapan tahun lamanya.

Hukuman itu diterimanya setelah Sepp Blatter dianggap melakukan tindakan melanggar hukum dengan terbukti melakukan tindakan korupsi yang mana salah satunya adalah hak siar dari ajang Piala Dunia 2010 dan 2014 dan juga terbukti telah melakukan suap kepada presiden UEFA saat itu, Michel Platini dengan sejumlah uang sebesar dua juta franc Swiss di tahun 2011. Tua-tua keladi memang Sepp Blatter jika dilihat lihainya melakukan lobi-lobi.

Langkah hukum untuk banding pun ditempuh oleh Sepp Blatter untuk meringankan hukumannya. Banding yang diajukan kepada CAS pun sejatinya ditolak mentah-mentah. Meski demikian hukuman yang didapat oleh Sepp Blatter akhirnya dikurangi dua tahun dan Blatter hanya perlu menjalani hukuman dengan total enam tahun saja sehingga pada bulan Oktober 2021 nanti dirinya sudah bisa bersentuhan kembali dengan dunia sepak bola.

Impian Sepp Blatter tersebut akhirnya dipastikan gagal setelah FIFA menemukan temuan baru lagi dalam penyelidikan terbarunya di kasus Sepp Blatter ini. Adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Sepp Blatter semasa ia menjabat sebagai presiden FIFA dari tahun 1998 hingga 2015. Temuan ini pun menghasilkan hukuman baru bagi Sepp Blatter, enam tahun delapan bulan tambahan hukuman bagi mantan presiden FIFA tersebut terhitung sejak bulan Oktober mendatang.

Ini artinya Sepp Blatter harus sabar menjalani hukumannya hingga tahun 2028. Di usianya yang sudah menginjak 85 tahun tentu saja terasa menyakitkan. Selain masa hukuman yang diperpanjang, Sepp Blatter pun menerima denda sebesar Rp. 15,5 miliar. Tetap kuat ya Sepp Blatter, semoga ini menjadi pelajaran berharga.