anjaultrasAvatar border
TS
anjaultras
Kisah Sukses Jepang Menduduki Hindia Belanda Sampai Propaganda Kaisar Menjadi Muslim

Ilustrasi pasukan Jepang mulai ekspansi ke negara lain (tahun 1904)


Hai Gaes!
emoticon-Hai
Bertemu lagi dengan ane di thread bertema sejarah. Kali ini ane akan membahas tentang kisah Jepang dalam ekspansinya sampai propaganda yang terbilang sukses saat Jepang ingin menduduki wilayah Hindia Belanda (baca: kini Indonesia).

Dalam penulisan thread ini bisa dikatakan tidak panjang maupun tidak pendek maka diharapkan untuk tidak mengantuk dalam membacanya. Hehe…Tapi yang terpenting semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kalian terutama sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia.

*****


Awal Mula Nafsu Besar Ekspansi Jepang

Quote:

Jauh sebelum ekspansi itu dimulai, Jepang hanyalah negara tertutup yang artinya anti asing pada dunia barat sampai akhirnya tahun 1868 terjadi Restorasi Meiji. Peristiwa besar yang mengubah tatanan pemerintahan Jepang yang lebih modern, terbuka, dan mau bekerjasama dengan orang barat. Puas dengan keberhasilan Jepang dalam modernisasi timbulah suatu paham atau nafsu ingin menguasai daerah lain.

Paham yang sebenarnya dikuatkan oleh ajaran Jepang kuno yaitu Hakko Ichi-u yang artinya delapan penjuru dunia di bawah satu atap. Akibat dari slogan tersebut Jepang mulai menjalankan perang pada tahun 1894 di China dan tahun 1904 dengan Rusia.

Gejolak ambisi menguasai daerah lain semakin tak terbelenggu saat perdana Menteri Baron Tanaka dikabarkan mengeluarkan memorandum yang dikenal dengan Memorandum Tanaka pada tahun 1927. Isi dari memo tersebut menginginkan suatu daerah jajahan besar yang digunakan untuk mendapatkan bahan mentah bumi yang sangat berguna bagi Jepang. Salah satunya adalah menguasai Manchuria dan China. Dengan menguasai kedua daerah tersebut dunia akan tahu Jepang adalah negara terkuat di Asia dan berharap negara lain akan segan jika berkontroversi dengan Jepang. Memang beberapa pihak terkait keabsahan memorandum Tanaka tersebut masih diragukan keasliannya. Namun benar saja Jepang mampu menguasai Manchuria pada tahun 1931 dan sebagian wilayah China pada tahun 1937.


Pertemuan antara 3 wakil negara Jepang-Italia-Jerman pada Pakta Tripartit (1940)

Perlu diketahui selama pendudukan Jepang di China tidak semudah yang diharapkan. Banyak tentara kekaisaran Jepang yang tewas karena mendapatkan perlawanan yang sangat sengit oleh China. Selanjutnya pada bulan September 1940 Jepang bergabung pada Pakta Tripartit yaitu blok Poros Berlin-Roma-Tokyo. Kemenangan Jerman atas Perancis di Perang Dunia II, mengakibatkan Indocina (sebelah selatan China) jatuh ke tangan Jepang.

Melihat Jepang memiliki potensi kekuatan militer dan nafsu ingin menjadi yang terkuat di Asia, Amerika Serikat mulai goyah. Jepang dan Amerika Serikat sebelumnya merupakan mitra dalam perdagangan dan ekonomi. Namun pada akhirnya antar Jepang dan Amerika Serikat sudah tidak terjalin kerja sama lagi saat itu. Dengan begitu Jepang harus bisa mandiri untuk memenuhi perekonomian negaranya terutama pasokan minyak bumi untuk militernya.


Sebuah prangko Jepang yang menggambarkan peta Asia Timur Raya

Salah satu cara Jepang untuk mandiri adalah menjalankan ekspansi ke daerah lain yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Rencana tersebut mulai menguat saat Jepang mulai membentuk rencana besar pada tanggal 19 September 1940. Rencana yang menghasilkan pembentukan suatu wilayah yang dikenal dengan sebutan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Namun dari negara lain banyak menduga rencana tersebut hanyalah suatu propaganda Jepang.


Dari Kiri: Yoshizawa (Delegasi Jepang) dan Hubertus Johannes van Mook (Gubernur Jenderal Hindia Belanda) saat perundingan di Batavia (27 Juni 1941)

Selanjutnya babak baru Jepang sudah di mulai dan semakin serius untuk mengekspansi Hindia Belanda sebagai “harta karun” yang sangat menggiurkan untuk kepentingannya. Dan ketertarikan Jepang menguasai Hindia Belanda ini sangat besar ambisinya. Dengan cara diplomasi yang tergolong alot karena pemerintah Hindia Belanda tidak ingin segala tuntutan yang diinginkan dari Jepang untuk dipenuhi, akhirnya Jepang menempuh cara pertumpahan darah dan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 dengan berbagai peristiwa peperangan.


Salah satu pasukan Jepang sedang berjaga setelah berhasil menguasai daerah Tarakan Kalimantan melalui pertempuran dengan Belanda (12 Januari 1942)

*****

Berkat Usaha Propaganda dan Intelijen Jepang

Kisah sukses Jepang memenangkan perang melawan Belanda di daerah Hindia Belanda ini sebenarnya bukan dengan jalur kekerasan saja. Sebelumnya, melalui kampanye dan janji Jepang sebagai pembebas negara jajahan di Asia, ditambah lagi masyarakat se Nusantara yang juga ingin bebas dari kekuasaan Belanda maka Jepang mulai menjalankan taktik propaganda. Taktik ini sangat sukses merebut hati masyarakat pribumi Hindia Belanda dan seakan kedepannya Jepang mendapat jalan mulus untuk menguasai Hindia Belanda.

Jepang sebenarnya sudah ada pada era 1930an di Hindia Belanda untuk kepentingan perdagangan dan ekonomi. Hal ini ditandai dengan didirikan perusahaan Jepang salah satunya adalah Nanjo Kohatsu sehingga orang Jepang bisa melakukan usaha di bidang penanaman modal saham, pertambangan, kayu hutan, dan menangkap ikan di daerah Hindia Belanda. Adapun perusahaan lainnya bernama Japan Ocean Bonito & Fish Company yang berkedudukan di Batavia. Perusahaan-perusahaan Jepang tersebut cukup kuat keberadaannya karena mendapat dukungan dari tentara kekaisaran Jepang yaitu Angkatan Darat dan Angkatan Laut.

Quote:

Sebelum pecah perang, antara Belanda dan Jepang sudah terjalin hubungan kerja sama yang baik. Beberapa orang Jepang juga diperkerjakan di perusahaan dagang milik Belanda. Namun hal ini dimanfaatkan oleh Jepang untuk memasukkan intelijen sebagai pekerja. Salah satunya adalah menjadi tukang cuci dimana intelijen Jepang berharap mendapatkan dokumen penting yang tertinggal di saku para petinggi pemerintahan Hindia Belanda.

Ada juga yang berpura-pura menjadi pengusaha kentang di Surabaya, bekerja menjadi dokter guna melihat sanitasi di Hindia Belanda, para nelayan Jepang yang memata-matai pergerakan wilayah laut Hindia Belanda, para pekerja kayu Jepang di Kalimantan yang menemukan beberapa bandara pesawat terbang milik Belanda yang sangat rahasia, sampai Intelijen Jepang juga bekerja sama dengan orang-orang Jerman dan Austria yang bermukim di Hindia Belanda.


Daud Beureueh

Namun sebagai intelijen, Jepang akan lebih suka jika mendapatkan data utamanya diperoleh dari masyarakat pribumi. Orang-orang pribumi sengaja diundang ke kapal Jepang untuk mendapatkan informasi atau malah dijadikan agen nantinya. Seperti halnya pada intelijen Jepang yang berhasil menarik simpati PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) pimpinan Daud Beureueh. Hubungan yang erat antara Jepang dengan pribumi ini juga semakin intens dan pribumi beranggapan Jepang sebagai penolong akan terbebasnya Nusantara dari cengkraman Belanda.

Mencari perhatian dan kedekatan Jepang dengan pribumi semakin agresif dan terbuka. Usaha lainnya dengan melakukan penyebaran isu yang dilebih-lebihkan di surat kabar berbahasa melayu seperti memberitakan kedatangan tentara Inggris sebanyak 20.000 pasukan di Jawa padahal itu hoax. Hal ini menjadikan pribumi semakin terpancing kekhawatiran dan amarahnya karena saat itu banyak pribumi sangat membenci orang barat, dengan begitu pribumi juga akan mencari perlindungan dari Jepang.

Jepang senantiasa tidak pernah berhenti untuk memberikan pengaruh-pengaruh lewat propaganda guna menarik simpati pribumi. Keberhasilan Jepang dalam memodernisasi pemerintahannya dan sudah belajar banyak dengan orang barat sebelumnya juga kabarnya sampai di telinga para pribumi terpelajar, salah satunya adalah pendiri organisasi Budi Utomo yaitu dr. Wahidin Soedirohoesodo yang dibuat kagum akan keberhasilan Jepang tersebut. Maka selanjutnya ada beberapa kaum pribumi terpelajar yang mencari ilmu di negeri Matahari Terbit.

Lewat data dari Intelijen, Jepang semakin paham bahwa pribumi mayoritas memeluk agama Islam, bahkan beberapa intelijen juga belajar ajaran Islam. Disamping itu pribumi terpelajar nasionalis seperti Jusuf Hassan, Abdul Madjid Usman, Gaos Mahjudin, dan Ruslie yang belajar di Jepang juga sebagai Muslim. Dalam hal ini Jepang juga menaruh rasa hormat kepada mereka yang belajar di Jepang. Bahkan pernah tokoh pribumi nasionalis seperti Gatot Mangkupradja dan Parada Harahap disambut meriah dan dijadikan tamu kehormatan saat berkunjung berdagang ke Jepang.

Propaganda Jepang terhadap kaum muslim di Hindia Belanda semakin gencar dengan dibentuknya organisasi yang bernama Dai Nippon Kaikyokai. Organisasi tersebut merupakan Perkumpulan Islam Jepang.


Gedung MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) di Batavia (1937)

Pada bulan November 1939 Angkatan Darat Jepang bersama Dai Nippon Kaikyokai menyelenggarakan rapat di Tokyo dan Osaka. Banyak kaum muslim dari beberapa negara termasuk Hindia Belanda yang diundang ke acara tersebut. Sebagai utusan dari Hindia Belanda yaitu organisasi MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), menariknya utusan dari Hindia Belanda tersebut ditandai dengan bendera merah putih. Dimana bendera tersebut sangat dilarang oleh pemerintahan Hindia Belanda saat itu. Namun Jepang berhasil mengubah kekhawatiran MIAI karena bendera merah putih itu sebagai bendera Serikat Indonesia.


Masjid di Kobe Jepang (1935)

Berbagai usaha yang tak masuk akal dan cukup ekstrem juga Jepang lakukan demi menarik perhatian kaum muslim terutama para ulama Asia. Pembangunan masjid di Kobe dan Tokyo juga didirikan. Jepang berangggapan bahwa agama Shinto dengan Islam memiliki kesamaan. Para ahli propaganda juga bercerita tentang Kaisar Hirohito yang akan pindah agama menjadi Muslim. Hal ini bermaksud untuk mendapatkan kepercayaan bahwa kejayaan Islam akan dicapai di tangan Jepang pada kedepannya sebagai pusat Kaisar-Kalifah Jepang.


Kaisar Hirohito

Propaganda lainnya dan ditambah dengan propaganda bertema Keislaman tersebut tampak sukses menarik perhatian dibanyak kalangan pribumi. Namun, beberapa tokoh nasionalis agak meragukan rencana Jepang berbau propaganda tersebut. Seperti halnya Mohammad Hatta yang menaruh curiga dan khawatir akan terjadinya ekspansi militer Jepang di Nusantara. Benar saja, setelah Belanda menyerah ke Jepang. Maka penderitaan rakyat pribumi akan penindasan Jepang terjadi selama 3,5 tahun kemudian.


Kondisi pribumi yang menjadi Romusha saat pendudukan Jepang



Sekian dan Terima Kasih Sudah Membaca.
emoticon-terimakasih


Sumber Tulisan:
Harry J, Benda. 1980. Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang. Jakarta: Pustaka Jaya.
Oktorino, Nino. 2013. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wanhar, Wenri. 2014. Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshizumi. Jakarta: Kompas.


Sumber Foto:
1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13


Diubah oleh anjaultras 26-03-2021 00:35
Elite.Forces
anggrekbulan
usmeong
usmeong dan 65 lainnya memberi reputasi
66
17K
197
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.