Hai GanSis! Kita bahas tuyul yuk!! Tapi sebelum itu, pembukaan dulu dari dukun pengganda uang ya.



Lagi-lagi muncul kabar seseorang atau kita sebut saja sebagai 'dukun' yang ngaku bisa menggandakan uang. Katanya "Ustad" Gondrong.


Kalau GanSis ingat dengan kasus Dimas Kanjeng, nah seperti itulah mirip. Metodenya berbeda, tapi modusnya sama. Mau kasus lama maupun baru, logikanya tetap sama. Pelaku yang katanya bisa gandain uang, nyatanya masih nyari uang. Kalau emang bisa gandakan uang, kenapa gak untuk diri sendiri saja.








Mencuri secara gaib ini bisa disebut juga sebagai pesugihan tuyul. Katakanlah "menarik" atau menggandakan uang itu bahasa marketing dari dukunnya. Kenyataan tetap saja, uang yang didapat merupakan milik orang lain yang diambil secara gak bener. Itu namanya mencuri.


Disinilah yang masih dipertanyakan? Memang bisa ya uang dicuri atau hilang secara ghaib? Apakah Tuyul beneran bisa mencuri uang?




Tuyul merupakan kisah klenik yang sering disangkakan saat terjadi kasus kehilangan uang. First of mindorang-orang Indonesia kebanyakan akan langsung mengarah ke Tuyul saat mendengar kabar kehilangan uang atau malah uangnya sendiri yang hilang.


Saya gak bisa berbicara banyak soal benar atau tidaknya kisah Tuyul ini. Mungkin GanSis bisa nyumbang kan pemikiran dikolom komentar.


Sejauh yang saya tahu, percaya atau tidaknya soal tuyul tergantung dari sudut pandang kita. Karena saya Muslim, saya memang percaya ada makhluk gaib semacam itu dan mereka tetaplah ciptaan Allah SWT. Apapun yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Jika kita ikhlas menerimanya, bisa menjadi sumber pahala dan penebus dosa.


Secara modern, saya pikir dunia modern tidak mengenal kisah-kisah seperti tuyul. Meskipun ada cerita-cerita bank yang menyewa paranormal untuk melindungi mesin ATM. Tapi saya gak bisa bicara banyak soal itu. Saya bukan anak indigo.


Sedikit yang saya tahu, di era modern seperti sekarang model pesugihannya sudah berbeda. Orang-orang sekarang mungkin akan lebih mendatangi dukun untuk keperluan judi online daripada melihara tuyul. Dan logikanya sama, jika dukunnya jago untuk ngeramal lottery misalnya, kenapa gak digunakan untuk dirinya sendiri saja.


Ya itu persepsi masing-masing orang saja. Begitupun saya punya pemikiran sendiri.


Denial


Saya menilai antara kasus kehilangan dan tuyul terkadang karena denial. Yakni sikap penyangkalan diri. Menyangkal bahwa uang hilang karena seseorang.


Mungkin GanSis pernah mengalami atau akan berpikir yang sama jika  dalam kondisi seperti itu. Ketika uang GanSis hilang, logika pertama pikiran kita akan berpikir pencurinya mungkin seseorang yang memiliki akses ke tempat kita menyimpan uang.


Misalnya kita menyimpan uang di dalam kamar. Jika terjadi kehilangan uang, sementara tidak adanya tanda-tanda kemalingan secara paksa. Maka besar kemungkinan pencuri atau maling adalah orang terdekat.


Dalam tahap ini kita mulai denial atau penyangkalan diri. Tidak percaya pada kenyataan, "ah masa dia".


Terkadang mempercayai kenyataan jauh lebih mengerikan daripada yang klenik.


Saya bingung jelasinnya gimana, tapi sederhananya gini. Disaat kita kehilangan sesuatu, sementara besar kemungkinan pelakunya orang terdekat. Maka yang ada terjadi  denial atau penyangkalan. Daripada mengetahui kenyataan yang bikin sakit hati, mending kita melupakan kebenaran yang ada.


Jalan tengahnya mending menganggap penyebab kehilangan karena tuyul. Uda gitu aja.


Daripada ribet menduga-duga dan sakit hati. Mending serahkan semua kepada Yang Maha Kuasa. Barangkali selama ini kurang sedekah. Dan jadi pelajaran untuk kedepannya lebih baik dalam menyimpan uang.


Rianda Prayoga @riandprayoga#NapaweiPost
Binjai, 24 Maret 2021