arfiandutaAvatar border
TS
arfianduta
BERKENAN KEPONDOK

 PROLOG:
Ya mungkin banyak mengira dipondok itu bakal ngerasain bosan, itu sudah wajar dibenak semua orang. Merasa menjadi orang asing bertemu sama orang dari berbagai daerah yang ingin menimba ilmu agama.

                Pondok menjadi tempat yang penuh banyak cerita. Dan sampai saat ini aku masih berada dalam lingkaran penuh kenangan bersama teman. Melakukan banyak kegiatan yang bahkan belum pernah aku lakukan dirumah.

                Yang awalnya harus dipaksa untuk masuk pondok mau tidak mau aku harus berangkat, setelah perjalanan menuju pondok di daerah kerawang tersebut menjadi pilihan berat antara aku ingin kuliah dan menjadi santri.

                Pilihan yang sama beratnya, namun ibuku memintaku untuk menjadi seorang santri yang telah dilakukannya oleh kakak-kakakku, selain menjadi santri ibu ingin menjadikanku sebagai seorang pengajar agama.

                Semua tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya, segala perjuangan mulai aku lakukan selama tinggal disebuah pondok, atau beberapa tangisan yang sering menemani hari-hariku disana.
SEBELUM AKU TINGGAL
            Keraguan yang masih menghinggapi hatiku mau menolak tapi takut dengan segala pengorbanan seorang orang tua namun kalau tidak maju, aku berarti melupakan segala pengorbanannya itu

“Yaudah besok kamu berangkat kekarawang, mas Novan mau kesini sekalian jemput mbak okta” ngobrol dengan ringan sambil menonton tv.

Mas Novan adalah kakakku yang telah menjadi guru dipondok pesantren, ia telah lama tinggal dipondok, dan mbak Okta kakak yang berada diatasku yang sudah lulus tes menjadi siswa dan ditugaskan dipondok karawang juga.

“Aku masih mikir-mikir dulu buk, aku masih ingin kuliah sama kaya temanku sma” jawabku dengan sedikit kesal karena harus pergi kesana.

“Halaahh..!! gitu aja bingung kamu gak inget kalo jadi anak sholeh ibuk di akhirat akan dapat mahkota, masaaa ngaji seprono seprenee masih gak tau.. paling tidak berbalas budi ngikut kata ibumu” mbak Okta nyeletuk sambil bermain ponselnya

“Lha aku masih pengen kuliah, aku masih pengen banyak belajar”

“Udahlah sana persiapan besok kakak bakal jemput, kamu pokoknya harus siap. Yaa mungkin mas Novan istirahat dirumah 3 hari, pokoknya selama 3 hari itu siap gak siap harus siap..!!!”

            Setelah perdebatan yang bikin jengkel dihati dan diotak aku mengajak temanku buat main santai sambil ngopi. Semua seakan masih tidak bisa aku percaya, hari terasa sangat cepat.

            Dering telpon teman-temanku yang udah sampe depan rumah berbunyi. Kami berencana buat main ketempat ngopi langganan yang tidak jauh dari pusat kota. Didalam gang sempit dikeramain orang yang sedang mengobrol, perasaanku yang sangat was-was tidak bisa dicegah.

“Wiiiihhh... bakal ada calon ustadz baru, bakal jadi anak rantau” Andang mengejek sambil memegang rokok ditangannya

“Ngawuurr, palingan disana yaa jadi santri biasa gak bakal lama juga”

“Hiliihh.., kakakmu aja udah bisa tugas, masa kamu gak bisa. Mending disini aja kerja nyari duit gampang”

“Kamu aja nganggur duit aja masih minta orang tua, sosokan nyuruh aku kerja pikirin tuh masa depan sendiri”

“Kalo aku mah gampang bisa nyari kerja, bapakku channelnya banyak... nyari kerja pasti gampang”

“Manutt sama yang bapaknya terkenal..”

            Malam yang panjang masih terasa, semua masih seperti mimpi bagiku. Aku masih merasa tidak yakin akan berangkat kepondok. Mungkin ini akan menjadi kehidupan yang susah kedepan, menjadi pemuda yang mencari ilmu agama.
Diubah oleh arfianduta 25-10-2021 08:36
0
468
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.