Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yokonoAvatar border
TS
yokono
Nasib Malang Siswi SMA di Padang: Sudahlah Dicabuli, Orang Tua Dipolisikan Pula
Nasib Malang Siswi SMA di Padang: Sudahlah Dicabuli, Orang Tua Dipolisikan Pula




HALONUSA.COM –
 Malang benar nasib Renjana (bukan nama sebenarnya). Sudahlah dirinya dicabuli, orang tuanya dilaporkan pula ke polisi.


Renjana merupakan seorang siswi SMA di Kota Padang. Ia menjadi korban kejahatan seksual. Pelakunya tak lain adalah pacarnya sendiri.

Ia disetubuhi oleh pacarnya berinisial R, di sebuah hotel di Kota Padang pada Februari 2021 lalu. Renjana depresi akibat perbuatan itu.


Belum hilang traumanya akibat perbuatan cabul itu, kini orang tuanya pula yang dilaporkan ke polisi oleh keluarga R.

Kisah ini berawal ketika Renjana tak pulang seharian ke rumah. Orang tuanya pun khawatir.

“Saat itu anak saya tidak pulang-pulang seharian,” kata Ibu Renjana di LBH Padang, Senin (22/3/2021), seperti dilansir dari Tribunpadang.com.

Mereka berusaha mencari Renjana. Namun, hingga tengah malam Renjana tak juga kembali ke rumah.


“Pada malam itu, GPS-nya tetap aktif. Di GPS itu nampak, seharian itu ia tidak ke mana-mana. Berputar-putar di situ saja. Yang jelas anak saya istilahnya dibawa lari sama tersangka.”

“Pas hari Rabu (3/2/2021) pukul 05.30 pagi, ayahnya buka handphone, terdapat lah di satu sisi, bahwa anak Anda berada di lokasi ini,” tutur Ibu Renjana.

Ibu Renjana mengungkapkan, suaminya langsung menjemput anaknya tersebut. Sementara, ia menyusul.

“Saat ditemukan, anak saya seperti depresi, hening dan diam, di atas mobil dia tetap menangis dan menangis. Tersangka juga dibawa ke atas mobil, lalu dibawa langsung ke Polsek Koto Tangah,” jelas Ibu Renjana.


Ibu Renjana tidak mengetahui secara pasti apakah anaknya mempunyai hubungan dengan laki-laki yang bersama anaknya di hotel itu.

“Saya tidak tahu apakah pacaran atau tidak, tapi kalau pacaran pasti dibawa ke rumah, pastinya saya tidak tahu,” ungkap Ibu Renjana.

Pasca kejadian tersebut, Renjana mengalami depresi. Menurut sang ibu, anaknya tidak mau makan, menangis, sedih berlarut-larut dan hampir melakukan tindakan bunuh diri.

“Kadang nangis, terus ketawa. Sedih melihat anak seperti itu, tidak makan dan tidak mau mandi, juga ada juga keinginan untuk lari,” ucap Ibu Renjana menangis.

Renjana kemudian mendapat pemulihan dan pendampingan oleh Nurani Perempuan. Saat ini, Renjana telah kembali ke sekolah. Sedangkan R sudah ditahan oleh pihak kepolisian.


Orang Tua Terancam Dipenjara

Tidak terima atas penangkapan dan penahanan R, keluarga R mendatangi terus-menerus keluarga korban. Mereka ingin membujuk keluarga korban agar mau mencabut laporannya.

Sempat juga orang tua pelaku mencoba menghubungi keluarga korban melalui media sosial. Keluarga pelaku meminta kepada orang tua Renjana untuk berdamai.


Keluarga pelaku kemudian memberi uang sebesar Rp 20 juta disertai kwitansi penyerahan uang dari pihak keluarga pelaku kepada keluarga korban.

Di dalam kwitansi tersebut, tertulis untuk pembayaran dispensasi pengobatan. Uang tersebut diberikan langsung oleh keluarga pelaku ke keluarga korban.

Lalu, pihak keluarga korban diminta mencabut laporan dan menganggap kasus pencabulan selesai. Namun, laporan tidak bisa dicabut karena itu delik biasa atau delik murni.


Orang tua korban pun terancam dipenjara, karena dilaporkan ke pihak kepolisian karena dituduh melakukan penipuan dan penggelapan. Kemudian juga diminta untuk mengembalikan uang Rp 20 juta.

Keluarga korban hanya mampu mengembalikan uang sebanyak Rp 12 juta, tetapi keluarga pelaku tidak terima dan meminta penuh Rp 20 juta.

Beberapa kali, keluarga korban juga mendapat tindakan intimidasi. Bahkan mereka sekeluarga tidak tinggal di rumah karena selalu merasa diteror dan diancam oleh keluarga pelaku.

“Keluarga pelaku datang ke rumah kira-kira tiga kali. Terakhir, setelah pemeriksaan datang lagi keluarga dari tersangka masih menanyakan soal uang.”

“Kami merasa tidak nyaman di rumah. Anak-anak merasa ketakutan. Saya sendiri sebagai orangtua juga takut,” tutur Ayah Renjana yang merupakan seorang buruh lepas.

Harapkan Hukum Berpihak pada Korban


Kini, keluarga Renjana mendapat pendampingan dari WCC Nurani Perempuan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang.

Direktur WCC Nurani Perempuan Sumbar, Rahmi Meri Yenti menyebut, sudahlah korban tertekan secara emosional, ada perubahan perilaku, tetapi ketika ingin mendapatkan keadilan, malah kemudian mereka yang dikriminalisasi.

“Harapan kita bagaimana ke depan hukum betul-betul berpihak pada korban,” kata Rahmi Meri Yanti. (vh)

SUMBER

Enak ya jadi pemerkosa, tinggal sodorin uang dan berharap semuanya baik-baik saja.







Diubah oleh yokono 23-03-2021 07:30
tien212700
knoopy
viniest
viniest dan 20 lainnya memberi reputasi
21
7.1K
150
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.