Hati-hatilah menjaga diri dan keluarga. Pertebal keimanan, sebar kebaikan, cari rejeki barokah dan selalu semangat jalani hidupmu.


Dokpri R

Aku adalah anak perempuan yang tinggal dengan Umi dan Bapakku di sebuah desa di Cipayung, Depok Lama, Jawa Barat.

Aku ingin bercerita satu kisah masa lalu yang merupakan penderitaan yang sangat besar dan itu tersisa dampaknya sampai sekarang. Ayahku, seseorang yang sangat kucintai menderita selama bertahun-tahun, entah kapan sembuhnya, beliau menjadi seperti orang kurang waras. Astagfirullah alladzim.

Santet dikirim sampai ke ayahku dan aku, kami menjadi begitu menderita bertahun-tahun. Ayahku menjadi hilang ingatan dan berbicara ngamuk ga jelas, sedang aku sempat dibuat lumpuh sementara dengan penyerangam santet di bagian kakiku.

Semua ini hanya gara-gara iri hati. Umiku mempunyai warung kecil-kecilan, jualan sederhana seadanya, macam-macam jajanan anak seperti es blender, seblak, makanan kecil chiki-chikian dan sebagainya.


Dokpri R

Iri hati memang penyakit yang merusak jiwa. Apa salahnya keluargaku, Ya Alloh? Keluargaku cuma keluarga sederhana dengan cara sederhana untuk hidup.

"Tega ya, Umi, tetangga depan rumah itu ..., Lihat bapak kasihan, sampai sekarang tidak juga sadar. Kita harus begaimana Umi?" tanyaku pada umiku untuk kesekian kalinya.

"Iya, Neng ..., Umi masih berusaha mencari penyembuhan untuk bapakmu, yang sabar ya? Kamu juga rajin sholatnya, rajin bantu umi, banyak berdoa untuk keluarga dan kesembuhan bapak."

"Iya Umi."

Aku menelusuri ingatan masa laluku sekitar tahun 2010 sampai 2016 disaat kejadian naas itu mulai menimpa keluargaku.

Rasanya tidak ada hal yang dilakukan salah oleh keluargaku, hanya sedikit pertengkaran biasa antar warga, Bapak sama tetangga itu tapi kemudian baikan lagi. Masak hanya karena itu?


Ilustrasi tanah kuburan sebagai media santet

Apa karena rejeki jualan umiku yang tetap ada saja pembeli membuat mereka iri? Toh rejeki ga akan kemana. Ga akan tertukar. Dia ada kalau kita berusaha, ya kan? Aku heran kalau hal itu bisa membuat tega menyakiti orang lain, dekat rumah lagi. Astagfirullah alladzim.

Hati tetanggaku benar-benar keras dan tak takut sama Alloh, sehingga masalah rejeki sedikit saja malah kesyirikan yang berbicara.

Dahulu umiku yang sebenarnya mau dibuat lumpuh, tetapi karena umi adalah orang yang kuat dan rajin sholatnya, santet itu melesat malah apesb kena aku yang masih duduk di bangku SMP.

"Sakit ya Alloh!" teriakku pada waktu itu. Aku sangat kaget, tiba-tiba kakiku sakit pas bangun tidur, kayak gatal tapi sekaligus sakit perih sekali, padahal kakiku seperti nggak ada perubahan secara fisik.

Dua hari sesudahnya, kakiku menjadi agak bengkak, terus timbul hitam kecil seperti titik tahi lalat, pas bagian itu kalau dipegang perih banget. Aku sampai menangis menahan sakitnya.

Seminggu kemudian kakiku menjadi bengkak gede, hitam-hitamnya hilang, tetapi langsung terasa gatal dan perih sekali.


Ilustrasi bambu

Kakiku pun diobati kemana-mana dari puskesmas, rumah sakit, bahkan sampai disembur sama sesepuhpun ga ngefek apa-apa. Aku pasrah dan diam saja. Sekolah pun bolos sebulan.

Jadi selama aku kena santet itu, kakiku nggak bisa untuk jalan selama sebulan, mau jalan keluar aku harus ngesot dulu. Kakiku sampai bener-bener bengkak parah. Bergidik kami mengingatnya.

Akhirnya alhamdulillah pertolongan dari Alloh datang juga lewat pamanku. Dia memperkenalkan kami dengan gurunya yang kami panggil uwa dari Bogor.

Katanya ada lugut dari bambu sebagai media untuk menyakiti kakiku. Lugut yang tajam ditiupkan dukun jahanam itu ke kakiku agar lumpuh. Astaga.

Pas uwa itu datang, rumahku sangat panas. Katanya sih banyak yang sedang beradu ilmu atau tawuran. Antara pegangan si uwa dan setan-setan suruhan dukun tetanggaku. Aku sendiri tak bisa melihat hanya merasakan hawa panas.

Rumahku sekarang sudah dipagari oleh seorang ustaz sehingga santet, teluh dan semacamnya tidak bisa menembus.Dulu kabarnya tetangga menyantet kami kewat media tanah kuburan yang disebar di depan rumah dan warung.



Ustaz itu memasukkan entah apa mungkin doa dan ajian penangkal ke dalam tanah di rumahku. Tetanggaku pun sudah tidak menyerang lagi mungkin merasa sia-sia karena mental terus. Atau mencari cara lain menyakiti keluargaku? Oh ya Alloh, jangan, capek sekali hidup dalam ketakutan semacam ini.

Sayangnya bapakku masih saja sakit sampai detik ini. Kata ustad yang membantu keluargaku, oleh si dukun dari tetangga yang berasal dari Kuningan, bapakku di bikinkan media boneka yang kepalanya dipakaikan kain kafan, semacam voodoo kalau di barat, tujuannya biar mati akal pikirannya. Masyaalloh, kejam sekali!

Kabar buruknya boneka yang dibuat nyantet bapakku itu kata Ustaz masih dipendam di tempat dukunnya. Apakah selama boneka itu belum dilepaskan bapakku juga belum sembuh? Oh ..., Ya Alloh tolonglah bapakku.


Ilustrasi boneka untuk santet

Apakah keluargaku ingin membalikkan santet itu kepada pengirim? Tidak, jawab kami, dibuang saja semua santet itu, karena kami menaruh kasihan dengan tetangga yang masih mempunyai anak kecil.

Semoga mereka dan orang-orang yang membuat bapakku menderita sekian lama ini diberi hidayah untuk melepaskannya. Lalu kembali ke jalan-Mu ya Alloh ... Aamiin.



#Oktoberhantu


2 pertanyaan untuk para sista cantik Frislly Herlind, Citra Prima, Rika Ardilla


1. Pernah jadi korban santet dan kaki yang sakit, apakah ada kiat penangkal yang manjur agar kebal?
2. Bagaimana kiat-kiat mengatasi agar keluargaku tidak terkena serangan santet dari penjuru lain?









Magetan, 23 Oktober 2020




Sumber : seperti diceritakan teman inisial R kepada saya, Embritz.

Sumber gambar :
Dokpri asli dari R
Ilustrasi dari : Haibunda.com, indozone, pixabay, klik