- Beranda
- Berita dan Politik
Grup WhatsApp Akan Dipantau Virtual Police, Polri: Jangan Berpikir Aman
...
TS
dewakere
Grup WhatsApp Akan Dipantau Virtual Police, Polri: Jangan Berpikir Aman
Quote:
PIKIRAN RAKYAT - Virtual Police atau polisi dunia maya akan turut mengawasi konten-konten yang dianggap membahayakan dalam hal ini ujarak kebencian.
Tak hanya di Twitter, Facebook atau Instagram saja, tetapi Virtual Police juga akan memantau konten-konten di grup WhatsApp.
Bahkan pihak kepolisian yaitu Polri sudah mendapatkan satu laporan konten dari WhatsApp yang diduga mengandung ujaran kebencian.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol. Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa grup WhatsApp bisa terpantau.
Kalau WhatsApp grup kan bisa (terpantau)," terang Kombes Pol. Ahmad Ramadan, Sabtu 13 Maret 20/21.
Seperti diberitakan Tribrata News, dia menuturkan bahwa Virtual Police akan menegur jika sudah adanya laporan dari masyarakat.
Kabag Penum Divisi Humas Polri mencontohkan ketika ada percakapan atau unggahan mengandung ujaran kebencian di grup WhatsApp, seseorang yang menjadi anggota grup itu bisa melaporkan kepada polisi dengan melampirkan bukti berupa tangkapan layar. Nantinya, konten yang dilaporkan akan dikaji apakah memenuhi unsur ujaran kebencian atau tidak.
Kabag Penum Divisi Humas Polri mencontohkan ketika ada percakapan atau unggahan mengandung ujaran kebencian di grup WhatsApp, seseorang yang menjadi anggota grup itu bisa melaporkan kepada polisi dengan melampirkan bukti berupa tangkapan layar. Nantinya, konten yang dilaporkan akan dikaji apakah memenuhi unsur ujaran kebencian atau tidak.
Quote:
Opini Ts
Pertama dulu aja ada yang gembar gembor polisi cyber untuk menangkap yang menonton video porno tetap aja tidak ada realisasinya video 19 detik dan yang terbaru video parakan saja tidak ada realisasi lagi. Kalau melacak IP pengupload atau yang bakar pertama jangan pemerintah yang telah mengeluarkan dana triliunan untuk hal ini beberapa orang saya dengan PC "kentang" juga bisa melakukannya.
Kedua kata-kata virtual polisiseakan perangkat cyber kita sudah canggih dan bisa mengawasi semua medsos seperti IG, Twitter bahkan grup Whatsapp, tetapi nyatanya ada di paragraf kedua dari bawah para polisi hanya menunggu laporan dari salah satu anggota grup jika ada ujaran kebencian atau tidak aturan ini sendiri ada banyak celah karena dimana-mana jika orang membuat grup whatsapp pasti satu visi, lingkungan dan pemikiran kecuali memang ada orang iseng yang masuk grup "panas" serta mencari korban untuk di laporkan virtual police atas ujaran kebencian.
Sedikit pengalaman Dewakere memenjarakan orang yang pernah ujaran kebencian ke saya prosesnya ribet kita harus screenshot ujaran kebencian tersebut untuk di jadikan laporan bahkan kita bantu segala sesuatunya dan kembali lagi kerja polisi jika tidak ada pelicin kasus tersebut lambat ditangani bahkan cenderung di biarkan saja. Mungkin kasus-kasus ujaran kebencian akan sering dipakai politisi atau orang-orang kelas atas ysng berduit untuk menghukum netizen-netizen indo yang memang terkenal bar-bar dalam membuat komentar.
Sedikit Ilmu juga dari teman saya bagian IT big data salah satu pinjaman online resmi yang ada di Indonesia membahas soal cara kerja polisi untuk melacak ujaran kebencian tersebut menurut beliau
Yahh ini seperti salah satu kebohongan lagi dari pemerintah bicara besar sebenarnya bisa mengelurkan dana yang sedikit jadi kita sebagai rakyat sudah jangan heran dan menunggu saja mudah-mudahan mereka segera tobat untuk membohongi rakyat.
Pertama dulu aja ada yang gembar gembor polisi cyber untuk menangkap yang menonton video porno tetap aja tidak ada realisasinya video 19 detik dan yang terbaru video parakan saja tidak ada realisasi lagi. Kalau melacak IP pengupload atau yang bakar pertama jangan pemerintah yang telah mengeluarkan dana triliunan untuk hal ini beberapa orang saya dengan PC "kentang" juga bisa melakukannya.
Kedua kata-kata virtual polisiseakan perangkat cyber kita sudah canggih dan bisa mengawasi semua medsos seperti IG, Twitter bahkan grup Whatsapp, tetapi nyatanya ada di paragraf kedua dari bawah para polisi hanya menunggu laporan dari salah satu anggota grup jika ada ujaran kebencian atau tidak aturan ini sendiri ada banyak celah karena dimana-mana jika orang membuat grup whatsapp pasti satu visi, lingkungan dan pemikiran kecuali memang ada orang iseng yang masuk grup "panas" serta mencari korban untuk di laporkan virtual police atas ujaran kebencian.
Sedikit pengalaman Dewakere memenjarakan orang yang pernah ujaran kebencian ke saya prosesnya ribet kita harus screenshot ujaran kebencian tersebut untuk di jadikan laporan bahkan kita bantu segala sesuatunya dan kembali lagi kerja polisi jika tidak ada pelicin kasus tersebut lambat ditangani bahkan cenderung di biarkan saja. Mungkin kasus-kasus ujaran kebencian akan sering dipakai politisi atau orang-orang kelas atas ysng berduit untuk menghukum netizen-netizen indo yang memang terkenal bar-bar dalam membuat komentar.
Sedikit Ilmu juga dari teman saya bagian IT big data salah satu pinjaman online resmi yang ada di Indonesia membahas soal cara kerja polisi untuk melacak ujaran kebencian tersebut menurut beliau
Spoiler for spoiler:
Metodenya ga secanggih yg kita bayangin. Mereka ga bisa ngehack dll. Cara kerjanya tetap berdasarkn laporan ketika ada member grup yang nge ss.
Kecuali di medsos. Mereka masi ttp pake cara lama. Cara ini juga dilakuin sama badan intelpentium negara, kominpo dll. Pake perusahaan ahensi
Jadi ada perusahaan ahensi yg ngurusin ttg sentimen (konten berkesan baik atau buruk). Cara kerjanya mirip drone emprit.
Drone emprit itu mirip ismail fahmi. Yg suka main tuiter mestinya tau. Sbenernya ga canggih2 amat
Dulu sempet mikir klo orang2 di badan intelpentium negara itu pinter2. Scara, intelpentium. Ternyata mrk pake ahensi. Dapet laporan power poin seminggu sekali
Jadi ada tool namanya social media hearing. Si ahensi ini juga pake alat berbayar, per alat tiap bulannya 30an juta. Yg satu buat fb, satu buat ig, satu buat twitter..
Nah kbtulan si ahensi ini client nya governemen smua. Termasuk badan intelpentium, polski virtual, kominpi
Kecuali di medsos. Mereka masi ttp pake cara lama. Cara ini juga dilakuin sama badan intelpentium negara, kominpo dll. Pake perusahaan ahensi
Jadi ada perusahaan ahensi yg ngurusin ttg sentimen (konten berkesan baik atau buruk). Cara kerjanya mirip drone emprit.
Drone emprit itu mirip ismail fahmi. Yg suka main tuiter mestinya tau. Sbenernya ga canggih2 amat
Dulu sempet mikir klo orang2 di badan intelpentium negara itu pinter2. Scara, intelpentium. Ternyata mrk pake ahensi. Dapet laporan power poin seminggu sekali
Jadi ada tool namanya social media hearing. Si ahensi ini juga pake alat berbayar, per alat tiap bulannya 30an juta. Yg satu buat fb, satu buat ig, satu buat twitter..
Nah kbtulan si ahensi ini client nya governemen smua. Termasuk badan intelpentium, polski virtual, kominpi
Yahh ini seperti salah satu kebohongan lagi dari pemerintah bicara besar sebenarnya bisa mengelurkan dana yang sedikit jadi kita sebagai rakyat sudah jangan heran dan menunggu saja mudah-mudahan mereka segera tobat untuk membohongi rakyat.
Quote:
khoirul48 dan 32 lainnya memberi reputasi
31
8.7K
Kutip
153
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
680.6KThread•48.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya