Ayah Membunuh Anak



Kasus pembunuhan sudah marak di mana-mana, makannya tidak asing lagi bukan?

Tapi kasus pembunuhan yang satu ini bikin heran, karena seorang ayah yang tega membunuh darah dagingnya sendiri. Yang bikin heran ini, si ayah membunuh anak kandungnya sendiri dengan alasan yang tidak masuk akal, alasan si ayah ini membunuh anaknya agar ia tidak melakukan dosa dan bisa segera masuk surga, sangat tidak masuk akal bukan?

Kalau biasanya pembunuhan dilakukan dengan napsu maka beda dengan ini.

Coba kita lihat


Seorang anak adalah anugerah yang wajib kita jaga dan kita didik bukannya di cekik!

Akibat masa lalu yang kelam yang di alami ismail (ayah korban) ia tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya, makannya ia memutuskan membunuh darah dagingnya sendiri agar terbebas dari dosa.

Apa itu jalan terbaik?

Sungguh miris tega-teganya ia mencekik putra nya sendiri bahkan umurnya masih 10 tahun, alasannya tidak masuk akal.



Tak terbayang wajah polos nan lucu mengerang kesakitan saat di cekik oleh ayah nya sendiri.

Padahal jika dia ingin anaknya tidak melakukan dosa ia bisa didik dengan benar, masih banyak jalan untuk mendidik seorang anak bukannya di akhiri hidupnya.

Memang seorang anak bisa membawa kita ke surga dan ke neraka, karena itu bagaimana kita sebisa mungkin mendidiknya agar si anak tidak terjerumus ke jalan yang salah.

Seorang anak bagaikan kertas putih yang bersih tanpa noda, jika kita goreskan hal yang salah maka akan tercatat dalam otaknya begitupun jika kita goreskan hal yang baik akan tercatat pula dalam ingatannya.

Orang tua adalah madrasah untuk anak-anak, ketika anak sukses kita juga sukses, ketika anak gagal kita juga merasakan kegagalan.

Jika seorang ayah ini ingin anaknya masuk surga tanpa dosa.

Terus apa kabar dengan perbuatan kejinya terhadap darah dagingnya sendiri?

Pemikiran sepintas memang kalau dengan membunuh si anak akan memasukkannya ke surga, apa itu menjamin?

Lebih banyak cara untuk menunjukan jalan kebenaran untuk sang buah hati.

Masa lalu kelam bisa terhapuskan jika mau berusaha berubah menjadi lebih baik.

Karena yang namanya manusia tidak luput dengan salah dan dosa tugas kita memperbaiki diri sebelum maut menghampiri.



Apakah ia tidak berpikir jernih atau pikirannya hanya sepintas lalu hingga tega melakukan pembunuhan itu.



Bahkan ia akan mendekam di penjara dan bukan tidak mungkin istrinya tidak akan memaafkan perbuatan keji terhadap anaknya. Bahkan ia akan membenci seorang suami yang tega membunuh anaknya sendiri. Karena Ibu mana yang tega melihat anaknya terbujur kaku, apalagi ini secara sengaja menghilangkan putranya sendiri.

Sungguh tidak masuk akal sebenarnya membunuh anak sendiri agar tidak melakukan dosa.

Dimana hati nuraninya?

Banyak manusia terjerat kedalam rayuan syetan, semoga kita di jauhkan.

Gimana pendapat kalian gansist? Kuy berkomentar santuy, jangan lupa cendol segar, rate dan share jika berkenan!

Belajar Bersama Bisa dan Terimakasih

Sumber: klikdan klik