Pacaran, adalah sebuah hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dengan tujuan proses penjajakan, perkenalan dan saling memahami kekurangan serta kelebihan antara satu dengan yang lain.

Di dalam hubungan pacaran selain didasari karena adanya rasa cinta dan kasih sayang, juga ada komitmen yang harus disepakati bersama, entah itu komitmen untuk hubungan ke depannya atau pilihan untuk menjalani hubungan dengan tujuan yang jelas tanpa kata main-main.

Pacaran sendiri sebenarnya memiliki beberapa sudut pandang penilaian GanSis, ada yang menganggap hubungan ini positif dan ada juga yang menganggap pacaran adalah perbuatan atau hubungan yang sia-sia, hanya membawa mudharat serta membuka jalan seseorang untuk melakukan dosa zina.

Tentu saja ke dua sudut pandang penilaian perihal hubungan pacaran ini tidak sepenuhnya benar atau salah GanSis. Ke duanya tergantung pada cara sepasang kekasih menjalani sebuah hubungan, mereka berpacaran dengan sehat tanpa melakukan dosa zina, atau menjalani hubungan pacaran hanya untuk melampiaskan napsu syahwat dengan melakukan hubungan zina bersama pasangannya yang memang belum sah secara hukum agama dan negara.

Melihat era yang semakin modern seperti sekarang, norma-norma agama dan kesusilaan perlahan telah pudar GanSis.
Banyak para remaja yang berpacaran melebihi batas normal dan cenderung pada pergaulan yang tidak ada batas.
Seks bebas di usia remaja pun menjadi sebuah bukti betapa bebasnya hubungan pacaran, dan dampak buruknya pun tidak main-main.

Bukan sebuah rahasia lagi ketika seorang pria meminta bukti keseriusan kepada pasangannya dengan cara berhubungan seks dan mempertaruhkan kesucian pasangan (keperawanan).
Dan anehnya, si perempuan yang sudah bucin akut tidak lagi memikirkan efek atau dampak buruk jika dia mempertaruhkan harga dirinya bahkan meskipun itu dosa besar.

Namun apakah hal tersebut dapat dibenarkan?
Tentu saja tidak GanSis, sebab seks bebas di luar nikah itu adalah hal yang sangat tidak pantas untuk dilakukan.
Selain karena mempunyai beberapa dampak buruk yang harus di alami oleh ke dua pasang kekasih, yang akan disadari dan disesali setelah mereka mengalami langsung dampaknya, seks bebas juga dapat menjadi sebuah penyakit pergaulan yang menghilangkan moral pelakunya.

Dari sinilah hubungan pacaran itu dapat dikatakan sebuah "kebodohan", yaitu saat harga diri dipertaruhkan hanya dengan iming-iming keseriusan hubungan atau bukti cinta.

Perlu diketahui GanSis, bukti cinta bukanlah sebuah keperawanan atau hubungan badan tanpa ikatan.
Bukti keseriusan adalah rasa cinta dan sayang yang membuat seseorang ingin menjaga pasangannya dengan sangat baik tanpa merusak harga dirinya!

Mungkin memang juga tidak tepat jika menilai harga diri seseorang hanya dari sebuah keperawanan.
Tapi apakah Agan dan Sista tahu bagaimana seorang pria memperlakukan pasangannya yang sudah tidak "perawan" namun hilang keperawanan bukan pasangan sah-nya?

Pandangan negatif akan selalu menyertai diri seorang perempuan yang telah kehilangan keperawanan karena hubungan seks di luar ikatan pernikahan.
Mereka akan dianggap sebagai seorang perempuan yang tidak dapatenjaga "kesucian" karena apa yang dilakukannya sudah di luar batas hubungan pacaran normal.

Mungkin Agan dan Sista pun ada yang merasa tidak sependapat atau kontra dengan opini ane seputar hilangnya keperawanan seorang perempuan di luar hubungan pernikahan atau saat berpacaran.

Namun pendapat setiap orang memang berbeda, dan GanSis pun juga berhak memberikan tanggapan atas pembahasan kita kali ini!
Nah, buat GanSis yang dapat menjelaskan apakah hilangnya sebuah keperawanan dalam hubungan pacaran itu hal wajar atau sebuah kesalahan, monggo berikan komentar di bawah ya!

Semoga thread kali ini bermanfaat dan dapat menjadi peringatan bagi kita semua untuk tidak terlalu jauh dalam hubungan pacaran.

Terima kasih telah singgah, dan see you