Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

embunsuciAvatar border
TS
embunsuci
Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!
Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!


Makna cinta sejati adalah perbuatan pengorbanan dan penderitaan yang bisa kita temui dalam menjalani hubungan dalam kehidupan. Cinta sejatiya adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia yang penuh arti. Itulah sejatinya cinta yang hakiki.

Perasaan cinta ini dapat datang kapan pun dan di mana pun anda berada secara tiba-tiba. Karena cinta sangat kontroversial, unik dan penuh dengan makna yang luas.

Tepat tanggal 21 Maret 2013, aku yang saat itu baru putus dengan pacarku, memilih untuk ikut jalan-jalan ke Air Terjun Sipisopiso bersama teman-teman sekampung. Tapi sayangnya saat itu aku nggak ada temannya. Masing-masing udah punya pasangan buat boncengan motor, aku pun mencari cara bagaimana agar bisa ikutan. Kucoba menelpon kedua sahabatku, mana tau di antara mereka ada yang bersedia ikut. Pertama kali aku menelpon Husein, yang sebenarnya tak lain adalah mantan suaminya aku sekarang. Hehe.


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!

Husein



Tuut tuut tuuut,

"Assalamualaikum, Ai." Husein menjawab dari seberang telpon.

"Wa'alaikum salam. Husein, emm jalan-jalan yuk?"

"Ke mana, Ai?"

"Air terjun Sipisopiso nih."

"Oh, bareng rombongan anak-anak dari kampung, ya? Duh, kagak bisa, Ai, motorku dipakai sama Hilman nih buat ke sana."

"Yaa, padahal pengin banget ikutan lho."

"Pacarmu emangnya nggak bisa?"

"Aku udah putus ma dia, makanya pengin jalan-jalan."

"Kalian putus lagi? Ah elaah, bocah!"

"Yaudah lah, ya. Mau telpon Arul dulu deh." Aku males nanggepin Husein soal putusnya aku dengan pacar. Soalnya dia udah muak, ini ke tiga puluh kalinya dia mendengar aku putus nyambung putus lagi. Hahaha.

"Oke, Ai."

Aku pun mencoba lagi untuk menelpon sahabatku satunya, Arul. Dia saat itu udah menikah, tapi isterinya lagi di Malaysia.


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!

Arul



Tuut tuut tuut,

"Assalamualaikum, ya, Ai?"

"Wa'alaikum salam. Arul, kamu ikutan jalan ke Air Terjun bareng anak-anak nggak?"

"Kagak ada teman boncengan, malas ah."

"Sama aku yok? Aku pengin ikut, hiks."

"Oh yaudah sih, bersiap ya besok selepas shalat shubuh. Aku jemput."

"Siip."

Nah, jadi deh selepas shubuh kami berangkat konvoi dari kota Medan menuju Air Terjun Sipisopiso yang bersebelahan dengan pinggiran Danau Toba. Titik temu di rumahnya Kak Nuri. Setelah ngumpul semuanya, kami pun berangkat.


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!


Total semuanya berjumlah enam belas orang kalau nggak salah sih. Masing-masing ada yang bareng pacarnya, adapula yang hanya teman satu kampung.

Aku sih udah biasa jalan sama Arul, kalau Husein lagi nggak bisa bawa aku jalan-jalan walau sekedar keliling kota. Sekalipun Arul udah menikah, tapi kami tetap sering jalan sama. Kami sangat dekat sebagai sahabat.


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!

Anas




Jadi di sana itu aku kenalan deh dengan Bang Anas. Nama aslinya Khairul Anas. Orangnya sih hitam manis, tinggi dan menarik sih bagi aku. Walaupun wajahnya biasa-biasa ajah, tapi good looking banget bagi aku. Hehe.

Setelah puas menikmati alam, mandi-mandi, selfie-selfie, kami pun bersiap kembali pulang ke Medan. Ada kisah lucu yang menjadi kenangan bagiku saat itu. Air terjun Sipisopiso merupakan air terjun tertinggi di Indonesia dengan tinggi 120 meter. Bayangin gimana turunan dan naiknya ke atas, GanSis. Lelaaah! Akhirnya aku yang udah nggak kuat mendaki balik ke atas. Digendong oleh Bang Anas, karena dia yang lebih besar badannya dibandingkan yang lainnya. Aw ... aw ... aw. Hahaha.


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!


Sekitar satu jam lebih perjalanan, tapi jalanan di sana mendekati Sibolangit, setiap malam emang sering hujan gerimis. Biasalah daerah puncak, ya. Sering seperti itu. Dan saat perjalanan pulang, hujannya deras banget. Kami memutuskan untuk menerobos hujan, karena memang hujan akan awet seperti biasanya di daerah itu.

"Ai, mau beli oleh-oleh nggak?" Arul bertanya saat di jalan.

"Nggak kepikiran lagi deh."

"Yaudah, kita stop dulu, ya, handphone dibungkusin plastik dulu."

"Oke." Kami pun berhenti sebentar, membungkus kedua ponsel dan dompet kami dalam plastik, sebelumnya dinonaktifkan. Lalu disimpan di bagasi motor.

Di tengah perjalanan aku tiba-tiba merasakan sesak pipis.

"Rul, emm sorri nih, aku kebelet pipis lho."

"Ya pipis ajah lah di motor, Ai."

"Haah? Apaan sih, nggak ah."

"Yee aku ya udah bolak-balik, Ai. Hahaha. Lagipula hujannya deras juga."

"Nggak ah. Cari tempat dong, pliis."

Setelah beberapa menit akhirnya kami melihat sebuah gubuk kecil di pinggir jalan. Kami berhenti dan aku segera berlari ke balik gubuk dan akhirnya lega deh. Walaupun basah kuyup dan hujannya deras. Ya nggak juga keles aku pipisin di celana. Arul ada-ada ajah dah.

"Udah, yuk ...."


Kisah Cintaku Yang Kandas Gara-gara Aroma Parfum, Sesal Banget!


Sesampainya kami di Medan, kami langsung menuju ke sebuah perumahan. Di mana rumah tersebut merupakan rumahnya Bang Anas. Nginap lah kami di sana, bakar ikan dan jagung yang entah kapan mereka siapkan. Bajuku yang lembab basah di dalam tas segera aku jemur. Bang Anas meminjamkan kaos panjangnya untukku. Namun kutolak karena merasa segan. Dan entah bagaimana, ternyata foto-fotoku banyak diambil olehnya dengan tidak kuketahui.

Selang beberapa hari sejak saat itu, kami menjadi lebih sering ngumpul, makan durian atau memancing ikan. Aku dan Bang Anas menjadi lebih dekat, hingga akhirnya suatu ketika mantan pacarku meminta balikan. Aku nggak mau, dan dia maksa gitu sampai datangi ke kampus. Akhirnya aku meminta tolong ke Bang Anas untuk menjadi pacar pura-puraku. Dan malah akhirnya menjadi pacar beneran.

Setelah tiga bulan jadian, saat itu lebaran aidil fitri, kami semua pulang ke kampung. Entah mengapa Bang Anas yang nggak pernah sama sekali, memakai parfum, hari itu malah memakai parfum. Dan tujuan dia dan teman-temannya adalah ke rumah Era, pacar temannya. Sudah kebiasaan mereka tiap lebaran keliling ke rumah pacar masing-masing. Sebelum ke sana, mereka singgah sebentar ke rumah, untuk Bang Anas pamitan sama aku.

"Abang ke rumah pacarnya teman Abang dulu, ya."

"Iya, Bang. Eh, Abang pakai parfum, ya? Tumben deh."

"Eh, ini tadi punya teman Abang semprotkan ajah, Dik."

"Jangan lama-lama, kabarin kalau udah pulang, ya."

"Iya, Dik."

Dari pagi hingga malam ternyata nggak ada kabar. Aku menelpon Bang Anas.

"Halo, Ai."

"Lho, kok Bang Hilman yang angkat, Bang Anasnya mana?"

"Tuh lagi mojok sama Nisa, adiknya Era."

Aku langsung mematikan telpon. Bang Anas mengirimkan pesan dan menelpon berkali-kali. Aku abaikan dan tidak peduli. Aku marah dan cemburu. Terlebih mengingat dirinya pergi memakai parfum, tidak seperti biasanya.

Keesokan harinya, Bang Anas ke rumah meminta maaf. Aku akhirnya luluh dan kami baikan. Beberapa hari kemudian aku marah-marah lagi entah karena apa. Ya emang sih aku kekanakan orangnya. Akhirnya aku minta putus kedua kalinya, setelah yang pertama salah paham itu. Bang Anas ke rumah lagi menjelaskan lalu baikan lagi. Tepat ketiga kalinya ....

Dia datang ke rumah,

"Dik, udah ya, Abang bukannya anak kecil, yang bisa dibuat mainan seperti itu." Bang Anas mengeluarkan beberapa foto mini kami. Lalu mengoyak-ngoyaknya hingga kecil.

"Adik mau putus kan? Yaudah, kita putus!"

Tepat pada tanggal 17 Agustus semuanya telah benar-benar berakhir. Saat itu Fikar adiknya Bang Anas, mengajakku merayakan hari miladnya Bang Anas. Setelah membeli kue tart, kamipun menuju rumahnya Bang Anas. Eh sampai di sana, kedapatan kalau Bang Anas lagi memandangi sisa-sisa foto kami di Air Terjun. Dengan cepat dia melempar ke balik pintu setelah diremasnya.

"Ngapain kalian ke sini, bawa itu semua, kubuang nanti ke tong sampah itu!"

"Seperti anak kecil ajah pun Abang!" Fikar kesal pada abangnya.

"Ke luar kalian kubilang! Nggak penting kurasa semua itu!" Matanya terlihat basah.

Kami pun kembali dari sana, saat hendak ke luar, aku sempat melirik ke balik pintu. Di mana ada kertas yang merupakan foto kami berdua, aku ikut sedih tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya kisah kasihku berakhir hanya karena salah paham, gara-gara aroma parfum yang nggak pernah dipakainya sama sekali, selama jalan denganku. Aku sangat menyesal, sedih dan kesal. Bang Anas sudah menikah, dia menelpon aku saat akan menikah, ucapan terakhir dia benar-benar membuatku sedih.

"Andai Adik nggak kekanak-kanakan, mungkin kita yang berjodoh, Dik. Abang tuh sayang kali sama Adik. Tapi ya udahlah, moga Adik bisa bahagia kelak dengan orang lain."


Sekian cerita cintaku yang kandas karena aroma parfum. Terima kasih.


Sumber : Opri dan Dokpri
tien212700
ningka
trifatoyah
trifatoyah dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.6K
58
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.