annaharryAvatar border
TS
annaharry 
Ranting Yang Patah
Kisah Patah hati



Melihat banyaknya cinta yang hadir di setiap mata yang berembun, menggenang kemudian menetes hingga membasahi pipi, aku yakin dia orang baik!

Malang, 09 oktober 2020

Berbagai cara mulai dari pengobatan herbal, medis--rawat jalan, pijat hingga terapi doa telah kami usahakan, kami lakukan berulang kali selama kurang lebih empat bulan. Akan tetapi belum membuahkan hasil, suhu tubuh masih saja di atas 38°c dengan keringat dingin yang terus membanjiri seluruh tubuh hingga harus berkali-kali berganti pakaian.

Kondisi itu diperparah dengan radang tenggorokan yang tidak membaik, hingga bobot tubuh turun drastis.

Tubuh gagah serta otot yang kekar, hilang sudah berganti Belung kulitpucat tak bertenaga. Rasa dingin yang kerap datang saat kulit bersentuhan dengan air, tidak mengahalanginya untuk tetap beribadah. Meski setelah it hingga berjam-jam lamanya ia harus menahan dingin yang menusuk. hingga gemeretak gigi tak henti kami dengar.

Senpat terjadi tarik ulur mengenai hal ini, setelah bermusyawarah panjang akhirnya kami sekeluarga mengambil keputusan final, membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan intensig dengan jalan satu-satunya rawat inap. Hal yang sangat kami hindari selama ini, mengingat pandemi sedang merajalela, dan kami berada di wilayah zona merah.

Malang, 11 oktober 2020

Setelah kurang lebih dua hari berada di IGD karena ruang isolasi yang penuh, akhirnya hari itu ada kamar kosong. Kami melepasnya memasuki ruangan dingin itu, sendirian! Melepas dan merelakanmu berjuang sendiri, menahan sakit, kesepian, dalam keterasingan. ya Alloh, semoga saya kuat menyelesaikan tulisan ini, mbrebes mili.

Beruntung, kami masih merasakan keberuntungan itu, meski terpisah jarak setiap hari kami bisa berkomunikasi melalui sambungan telepon maupun video call di aplikasi whatsapp, merasa lebih tenang dan harapan akan kesembuhan semakin besar saat mengetahui kondisinya mengalami perbaikan, sudah bisa makan dan minum karena nyeri di leher sudah semakin berkurang. Tiada henti kami bersyukur, ini semua terjadi karena kemurahanmu ya Alloh.

***

"Aku kapan oleh ditunggu? Melbuo mrene, Aku kademen."
(Aku kapan boleh ditemani? Masuko ke sini, Aku kedinginan. "

Kami hanya bisa menghibur dengan mengatakan, ya nanti kami kasih tahu suster, biar AC nya dikecilkan dan ini sudah kami kirim selimut tambahan, biar ndak kedinginan lagi.

Bagaimanapun rindunya kami, kami harus mengikuti aturan rumah sakit, meskipun kami berkunjung hampir setiap hari, kami hanya bisa bertanya kepada petugas bagaimana perkembangan kondisinya. Hanya itu yang bisa kami lakukan, menatapa ruangan dingin itu dari kejauhan, melafalkan doa dan harapan agar situasi ini lekas berakhir, dan kami bisa segera berkumpul lagi, membiaskan rindu melalui hal terbaik yang mungkin banyak kami lewatkan.

Malang, 16 oktober 2020

"Kamu sedang apa nak?" Tanya ibu kepada kakak yang nampak sudah bisa duduk bersandar pada bantal, di ruang isolasi tempat ia dirawat.

"Niki buk, nembeh mantun sholat, mantun ngaos."
(Ini bu, barusan selesai sholat, selesai ngaji."

"Wes gak sakit a nak tenggorokan e? Wes iso maem a? "
(Sudah ndak sakit ta tenggorokan nya? Sudah bisa makan?

"Alhamdulillah sampun buk, buk ngapunten nggeh kulo tasek dereng saget ngeteraken njenengan ten pundi-pundi kados biasane, suk mben nek kulo sehat, kulo teraken ibuk maleh, pangestune nggeh buk."
(Alhamdulillah sudah bu, maaf ya bu saya belum bisa mengantar ibu pergi-pergi seperti biasanya, nanti kalau sudah sehat saya antar lagi. Doanya ya bu. "

Kami tak menyangka, suara itu adalah suara terakhir yang bisa kami dengar. Keesokan paginya, perawat memberi kabar kondisinya drop, koma.

Kami bergegas ke rumah sakit, bertanya apa yang sebetulnya terjadi, perawat mengatakan, ada pembengkakan di bagian perut dan terdapat cairan di paru-paru. Astaghfirullah.

No ponselnya sudah tidak bisa lagi kami hubungi, kami menyasari bahwa ia aedang tidak baik-baik saja, ikhtiar non medis masih kami lakukan, ingin tetap merengkuhmu dalam dekap hangat keluarga.

Memasuki rumah ibu, hanya duka yang kami rasa. Isak tangis bersahutan, kami tak henti melangitkan doa, berharap ada keajaiban, sungguh kami adalah jiwa-jiwa yang hampir pada titik putus asa.

Kami tak tega memberitahu ibu soal kondisinya yang terus menurun, kami hanya berkata "sabar nggeh buk, jangan berhenti berdoa."

Malang, 21 oktober 2020

Siang hari kami menyempatkan diri ke rumah sakit, kondisinya masih sama, belum sadarkan diri. Kami tahu, di dalam sana ia mas masih terus berjuang dalam kepayahan, sendirian.

"Dek, nitip anak-anak ya!", bayangan itu seperti video yang diputar berulang-ulang, sepanjang perjalan dari tempat kerja sampai rumah, aku tak berhenti menangis, "firasat apa ini ya Alloh?"

Malang, 22 oktober 2020

Aku dan seorang kerabat telah berganti pakaian, mengenakan hazmat lengkap dengan apd lain seperti masker dan sepatu boot. Aku harus kuat, bagaimanapun aku saudara lelaki satu-satunya, akan kutunaikan kewajibanku untuk merawat jenazahnya.

Kulangkahkan kaki penuh keyakinan, rindu membuncah saat aku melihat seulas senyum diwajahnya, aku tak lagi bisa menahan gejolak, aku menangis, kuungkapkan segala hal yang bisa kusampaikan, kutunaikan tugasku untuk mensucikannya.

Di ruang pemulasaraan jenazah itu, saat terakhir aku bisa melihat wajahnya, menuntaskan rindu hingga menutup seluruh tubuhnya dengan kain kafan, menatap teduh wajah untuk yang terakhir kali lirih aku berkata, "Sampean sudah ndak sakit lagi mas,Alloh sayang sampean melebihi sayangku."

Malang, 3 maret 2021

Di sinilah kini aku berada, memanggul tanggung jawab sebagai satu-satunya anak lelaki. Aku harus kuat, membersamai ibu, anak dan istri serta ketiga anak yatim yang harus aku perjuangkan masa depannya.

Hatiku patah karena kehilangan sosok kakak yang selalu ada dan melindungi. Menjadi pengayom dan penyeimbang.

Semasa hidupnya, Aku tak pernah bicara bahwa aku menyayanginya. Sekarang aku menyadari, aku menyayanginya, aku ingin mengatakan bahwa aku teramat kehilangan, andai waktu bisa diulang, aku ingin mengatakan banyak hal. InsyaAllah, samean husnul khotimah mas.

Quote:


kisah ini ane dedikasikan untuk suami dan keluarga, mengabadikan dan menjadi pengingat bahwa kami pernah patah hati bersama, dalam satu waktu. Ke depan semoga kami tetap bisa bergandengan tangan saling membantu dan melengkapi demi masa depan tiga anak yatim yang menjadi amanah almarhum, semoga Alloh melapangkan kuburnya, menjadikan kuburnya salah satu pertamanan surga.


Anna Harry, Malang, maret 2021

arifian61
tien212700
tien212700 dan arifian61 memberi reputasi
2
789
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.