Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

senjakita09Avatar border
TS
senjakita09
Sayang, Mengapa Akhirnya Seperti Ini? Tak Pernah Terbayangkan Sebelumnya Olehku
Ketika hati membutuhkkan seorang kekasih. Ia telah sangat lama kosong dan tidak menjalin hubungan spesial. Ketika ane memang berharap tahun itu bertemu seorang laki-laki yang baik. Datang dengan niat baik. Allah hadirkan dirinya untukku.



"Assalamu'alaikum adek, ini kak Dino. Apa benar ini nomor Senja?" Sebuah pesan wasap masuk siang itu setelah aku menyetujui untuk berkenalan dengan seorang pria yang dikenalkan oleh tetanggaku. Ibu tetangga mengenalkan keponakannya kepadaku dan laki-laki itu pun ingin mengajak hubungan yang serius. 

Spoiler for :


Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ane yang berdoa agar segera bertemu jodoh langsung Allah kabulkan. Dua hari setelah perkenalan di pesan sosial itu, ane mulai pertemuan pertama dengannya, dengan ibunya, ibu tetangga dan ibuku. Kami berkenalan, mengobrol dan komunikasi dengan lancar. Walau pada saat itu, hatiku sangat gugup, jantungku berdebar dan agak kikuk. Bismillah... Ane melewatkannya dengan baik dan doi dapet first impression yang menarik dengan ane. Hari berganti hari, doi semakin intens chat dan ane pun suka ngobrol dengannya. Doi perhatian, lemah lembut, dan sabar. Awalnya ane tidak memiliki perasaan apapun dengannya hingga satu bulan kenalan. You know, kayak biasa aja gitu. Seperti kita menganggap kita berteman dengan teman kita. Di masa perkenalan, satu-satunya yang ane suka darinya yaitu ngobrolnya nyambung, candaan kita sama.

-

Minggu berganti, perlahan doi mengutarakan tertarik dan suka denganku. Memang sedari awal, doi bermaksud berkenalan bukan untuk pacaran, tetapi untuk hubungan yang serius. Ane pun begitu, tidak mau pacaran karena hubungan itu tidak jelas. Doi menyatakan untuk mencari istri dan mengajak berumah tangga, dengan tipe idaman doi yaitu solehah, penyayang dan lembut. Sebenarnya ane ngerasa biasa-biasa aja dan ane pun kriterianya tidak panjang kali lebar, hanya ia bekerja halal dan tidak merokok. Sebulan berkenalan, entah mengapa ane ngerasa mulai suka dengannya. Doi baik dan selalu menelpon ane 3-4 kali sehari, pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Walau kami baru beberapa kali bertemu, ane mulai menerima perasaanya.

-

Perlahan, ane mulai siap dengan ajakan doi untuk menikah di tahun 2020. Kita merencanakan masa depan bersama, ingin membangun keluarga yang seperti apa, ingin punya anak berapa dan mendidik anak dengan cara yang bagaimana. Doi bertanya kepada ane, "Adek ingin mahar apa?" Jujur, ane belum siap menjawab pertanyaannya. Ane jawab, "Nantilah, belum terpikirkan." Keesokan harinya doi pun bertanya lagi. Ane belum jawab. Begitu terus hingga 5 hari, ane pun berdiskusi dengan bunda bahwa doi nanya mahar. Bunda bilang, berapa dia kasih, kita terima. Jangan muluk-muluk dan mempersulit orang lain. Ane pun membaca buku Fiqih Wanita, disitu disebutkan,"Wanita paling baik ialah yang maharnya tidak memberatkan atau ringan maharnya dan laki-laki yang paling baik ialah yang memuliakan wanita." 

-

Memasuki dua bulan berkenalan, pertemuan kami makin sering. Tetapi perlahan ada yang berubah, doi mulai jarang menelpon. Dulu waktu doi sibuk kerja, ia sempatkan menelpon dan memberi kabar. Kini, ia menelponku sehari sekali. Pesan-pesan masih dibalas tetapi tidak perhatian lagi. Akau khawatir terjadi sesuatu dengannya. Doi bekerja jauh dengan ane, beda provinsi. Ane cemas dan khawatir doi tertimpa masalah disana. Segera ane tepis pikiran jahat itu. Ane tidak mau berpikir negatif dan membuat pekerjaan disini terbengkalai.

Pada suatu pagi di hari sabtu saat ane tidak bekerja, ane khawatir sebab doi tidak menelpon setelah subuh yang biasa ia lakukan. Lalu, ane berinisiatif menelpon pada pukul 7. Saat itu, ane berpikir mungkin tidak diangkat karena sudah berangkat kerja. Alhamdulillah diangkat tetapi sangat berisik sekali, dentam dentum musik di mobil. Ya, doi bilang sedang di perjalanan menuju lokasi/lapangan. Ane bertanya doi sudah sarapan belom, tadi makan apa, berangkat jam berapa, memberi semangat kerja halal. Namun, ditemngah-tengah obrolan, doi flat banget tanpa nanya balik ke ane. So, ane seolah-olah tidak diperhatikan lagi dan doi lagi pusing kali dengan kerjaan.

-

Pernah disaat doi libur, siang hingga sore hari doi tidak bisa menerima pesan. Ane kirim pesan centang satu dan tidak bisa ditelpon lewat WhatsApp. Kemudian ane telpon menggunakan nomor atau via telpon langsung, masuk tetapi tidak diangkat. Ane tidak bodoh, ane tahu bahwa wasap ane diblokir. Tetapi ane tidak tahu doi kemana. Kami tidak ada masalah, ane yakin tidak punya salah dengannya. Doi pun tidak marah denganku karena doi pun tidak pernah marah. Ane bingung dan tanya ke adiknya, katanya doi dipanggil bekerja oleh bos dan lembur. Saat itu, ane baru pulang dari Lampung dan berharap bisa bertemu dengannya segera. Apa daya, doi tidak bersemangat bertemu denganku lagi emoticon-FrownHingga ane dan bunda ke rumahnya mengantar oleh-oleh waktu malam minggu, doi tidak di rumah. Belum pulang. Setelah ane tiba di rumah, doi baru mengabari bahwa ia baru sampai di rumah setelah bekerja. Oh.. Jaman sekarang kerja macam apa kalau sampai blokir nomor di wa? Tidak mengabari saat mau pergi dan pulang sampai rumah jam 22.30 saat malam minggu.



Seiring waktu berlalu, dari awal ane berdoa untuk diberikan kejelasan apakah doi memang lelaki baik atau tidak? Ternyata perlahan Allah tunjukkan doi tidak baik untukku, keluarganya pun tidak baik bersanding dengan keluarga kami. Allah tunjukkan topeng yang selama ini ditutupi olehnya. Allah bukakan bahwa mereka hanya ingin bermain-main dengan keluarga kami. Sungguh ane sedih dan orangtua ane kecewa. Doi yang sudah beberapa kali berkunjung ke rumah, kini tidak berani lagi datang dan malu karena kesalahan mereka sendiri. Lelaki ini hanya berkata manis, menjanjikan hal yang semu, yang sejatinya tidak bisa ia gapai. Ia tidak yakin untuk berumah tangga karena masalah mental dan finansial. Ane menawarkan win-win solution agar tidak ada pihak yang terbebani, tetapi doi tidak memberikan titik terang.

-

Terakhir kita bertemu, ane pikir di tahun baru kamu sudah menjadi pribadi yang baru. Berbeda dengan dirimu yang dulu. Ane kira kamu sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sayang, kamu tidak belajar dari kesalahanmu di masa lalu. Sayang, kamu kurang mengerti tentang introspeksi. Ane sudah sangat mengerti akan kekurangan dirimu dan telah menerima dirimu seutuhnya, dulu. Tidak pernah menduga akhirnya akan seperti ini, tak pernah terbayangkan sebelumnya jadi begini.
-
Kini kau kembali dengan pola pikir yang sama dan tujuan yang belum berubah. Niatmu masih sama, hanya ingin bermain-main dengan cinta. Sayang, ane sudah berpesan bahwa setialah pada satu pasangan. Cinta dan kasih sayangmu jangan dibagi-bagi dengan yang lain, jangan diobral murah sana-sini. Jangan jadi buaya dan fakboi! Hari ini kamu masih saja genit sana-sini, dunia ini tidak sedang mendukungmu. Waktu terus memakan usiamu. Ane disini hanya bisa berdoa bahwa kamu bisa setia pada 1 wanita, bukan banyak wanita. Juga jangan menyia-nyiakan kepercayaan yang telah dibangun, ya. Ibarat gelas yang sudah jatuh, pecah dan berantakan, maaf kepercayaan yang retak sulit untuk dibangun lagi. Hiduplah dengan kejujuran, bukan kebohongan demi dinilai baik oleh orang. Makasih sudah hadir mewarnai hidupku meski sebentar. Ane belajar banyak hal emoticon-Smilie

Diubah oleh senjakita09 23-02-2021 23:47
bangtoyip1990
Cahayahalimah
tien212700
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
869
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread27.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.