[ HT# 708 ]

Udah tahu kalau pemerintah akan melakukan pembatasan mudik lebaran 2021 yang sudah terlihat dalam hitungan bulan ke depan? Yes, bulan Ramadhan pun tinggal 2 bulan lagi hadir di tengah-tengah kita.

Kasus korban pandemi Corona secara nasional yang masih terbilang tinggi membuat pemerintah mengatur strategi baru. Pemerintah tidak ingin kecolongan lagi dan dihadapkan pada pilihan yang cukup sulit (lagi).

Bagaimana tidak sulit lah wong budaya mudik sudah mengakar sejak lama dan tujuannya adalah positif.

Seketat apapun pemerintah memberlakukan pelarangan mudik tetap akan ada celah dan oknum yang bermain.









Siapa sih yang tidak kangen dengan keluarganya, kampung halamannya, kekasih, teman, suasana, dan makanan khas daerahnya sendiri?

Pemudik rela berjuang keras membanting tulang, menyeberangi lautan, berpeluh keringat setiap hari tanpa henti, kaki jadi kepala-kepala jadi kaki demi cita-cita mulia meningkatkan taraf hidupnya lebih terpandang menjadi orang lebih sukses dan bisa mewujudkan impian untuk membuka usaha di kampung halamannya.

Jadi menurut saya larangan boleh berlaku mungkin dengan cara yang lebih baik, strategi yang lebih baik juga tentunya, tapi tetap harus memberikan solusi fair agar semua ikut aturan dengan ikhlas supaya pandemi Corona ini cepat berlalu di bumi pertiwi, aamiin.

Lalu solusinya seperti apa, menurut saya cara penerapan Gage atau Ganjil Genap bisa diterapkan di musim mudik 2021 nanti. Yang saya tahu penerapan mudik gage sukses diterapkan di wilayah Bogor, puncak. Ini menarik dan layak di coba.

Penurunan jumlah volume kendaraan hingga 50% menuju puncak, ini artinya angka yang ada terlihat lebih transparan, bukan angka kucing-kucingan dimana mudik tahun lalu masih banyak yang lolos lewat jalur tikus atau mengelabui petugas dengan berbagai cara.



Tapi, khusus untuk musim mudik tahun 2021 ini mungkin ada penambahan ketentuan yang harus dipatuhi calon pemudik, misalnya harus menerima sanksi blokir telepon 1 minggu lamanya jika kedapatan melanggaran Gage ini.

Untuk pemblokiran nomor telepon strateginya awalnya adalah ketika misal pemudik dinyatakan bersalah maka di pos mudik nanti nomor teleponnya harus dicatat petugas lapangan, nomor harus di uji aktif atau tidak.

Langkah berikutnya kemudian nanti dikenakan langkah blokir nomor telepon yang sanksinya penerapannya menunggu giliran dari pelanggar lain, sifatnya random. Nomor telepon yang di blokir ini nanti sama sekali tidak bisa menerima atau keluar apapun selama seminggu.



Cara ini setidaknya memberikan warning kepada pemudik karena nomor telepon bagi semua orang kini menjadi salah satu 'nyawa' mereka agar tetap terhubung kepada keluarga dan dunianya.

Apakah cara ini efektif, ya ini sekedar ide tambahan yang mungkin bisa melengkapi daftar ketentuan mudik 2021 dari saya yang mendukung rencana pemerintah tapi juga tetap ingin mudik. Semoga wabah Corona cepat berlalu, kalau tidak dimulai dari kita kapan lagi? 

Referensi. sebuah opini
Img.google img





Copyright © 2016 - 2021 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS