• Beranda
  • ...
  • Medan
  • Abang dan 3 Destinasi Wisata Saat Imlek di Kota Medan

senjakita09Avatar border
TS
senjakita09
Abang dan 3 Destinasi Wisata Saat Imlek di Kota Medan
Siang itu, sebuah pesan singkat masuk dari seorang lelaki, “Ting” bunyi notif masuk ke handphoneku. Sebab memecah fokusku pada sebuah PC, maka tanganku refleks membuka telepon genggam yang tergeletak.

“Nanti libur Imlek kita jalan yok, keliling kota.” Singkat, padat dan to the point. Abang membuka obrolan dengan tawaran menarik. “Oke, siapa yang ga mau. Wkwk.”

Ditengah kesibukan kerja, aktivitas yang padat dan semangat yang membara demi mencapai impian. Liburan adalah hal yang sangat dinanti oleh para karyawan dan pekerja. Untuk menyiapkan semua agar waktu weekendtak terbuang sia-sia, he prepared it well.

 

1. Vihara Setia Budi

Jum’at tanggal merah, hari raya Imlek. Kami akan berjumpa setelah 2 minggu tidak bersua. Tujuan yang cocok untuk menghabiskan waktu bersama di kota ini ialah Vihara Setia Budi. Memutuskan meeting point pertama di tempat ibadah ini karena letaknya strategis, yaitu di pusat kota Medan tepat di Jalan Irian Barat. Mengenal dan belajar sejarah bahwa kelenteng ini dibangun oleh Tjong A Fie, seorang entrepreneursebelum tahun 1921. Bangunan ini berdiri kokoh menjulang tinggi hingga terlihat mencolok diantara bangunan lainnya, membuat ia memiliki kesan indah dengan background langit kota. Mengabadikan setiap gerakan dan langkah adalah perpaduan sempurna sebab ditemani oleh yang tercinta.


1

Spoiler for otherside of vihara setia budi:


Memaknai arti dari Vihara Setia Budiini menunjukkan bahwa dua bangunan persis sama bisa saling berdekatan dan melengkapi satu sama lain. Tidak terpisahkan dan tidak perlu dibandingkan. Bak sepasang kekasih yang tengah bahagia, bangunan ini disatukan dengan tembok yang bersekat dan panjang. Abang yang amat sangat menyukai sejarah menjelaskan kepadaku bahwa ukiran-ukiran yang tak sama pada sekat masing-masing memiliki kisah. Aku memperhatikan dengan seksama, sebab momen ini takkan ku peroleh mungkin di lain hari. Bunga-bunga pada sekat memperlihatkan bahwa Budha mengajarkan keindahan pada umatnya untuk mencintai diri sendiri dan orang lain. Perlahan kaki melangkah memasuki vihara dengan syarat tidak ribut dan mengganggu. Apapun agama yang dianut, saling menghormati dan menghargai ialah rasa bhineka yang diajarkan di negeri ini. Tanpa terasa, kita yang bertemu di pagi hari dengan cepat waktu berjalan dan matahari sudah sangat menerangi bumi.

“Kau sudah dapat jepretan yang bagus?” Tanyanya memecah keheningan. Kami duduk di sebuah bangku, angin berhembus sejuk menyapu di udara. “Hmmm… Menurutku cuaca mendukung kegiatan kita hari ini. Ada, beberapa.”  Jawabku sambil melihat hasil foto. “Kita ke tempat lain yok.”

“Kemana?”. “Jalan kaki aja, deket”. “Oh ya? Beneran? Awas loh jauh”. Selidikku. “Enggak kok, ga sampe 1 kilo. Haha.”

2. TIP TOP Restaurant




“Kesini?” Tanyaku ketika berdiri dan sampai didepan sebuah restoran. “Iya, laper kan? Kita makan dulu, sayang.” Orang ini selalu saja bisa menebak apa yang sedang berbunyi di perutku, bukan di hatiku. Wkwk.

Beneran sih ga lama, mungkin berjalan dari Vihara Setia Budihanya memakan waktu 15 menit. Tergantung kecepatan kaki saat berjalan. Wkwk. Kayak naik kendaraan aja pake kecepatan. Lokasinya di Jalan Ahmad Yani nomo 92 A-B, Kesawan, Kota Medan. Pada plang nama bangunan tertulis “Tip Top Restaurant Lunchroom”.

Resto ini menyediakan menu Asia & Barat, tersedia makanan seperti aneka steak, nasi goreng, es krim, banyak kue dan cemilan. Dahulunya restoran ini bernama Restoran Jang Kie, kerap mengikuti festival makanan dan jajanan malam hari di Lapangan Merdeka Medan pada tahun 1929. Ini terlihat dari sebuah figura hitam putih masa lampau bahwa mereka sudah sejak lama berdiri. Bahkan sebelum Indonesia merdeka! Bayangkan sudah jutaan orang mengenal dan tahu tempat makan ini dan sudah berapa generasi orang menyantap menu di resto ini! Desain resto ini benar-benar mempertahankan desain tempo dulu. Kesan bangunan jaman Belanda amat kental. Pemilik pun tidak merenovasi interior agar anak muda generasi 2000 masih dapat menikmati bangunan yang menjadi saksi bisu kemerdekaan Indonesia. Java ice, es johor, carmen icedan ystraat ice adalah jenis-jenis es krim yang bisa dinikmati disini. Chicken steak, american steak, prawn steak, dan beef omelete ialah pilihan menu steak yang boleh dicicipi. Menu makanan negara China pun ada disini. Lengkap dan menjangkau segala usia! Buka mulai pukul 8 pagi hingga 10 malam.

Spoiler for menu in tip top resto:


“Aku mau memperlihatkan sebuah rumah yang bisa jadi referensi buat kita.” Hah? Apa? Referensi? Kita? Tunggu-tunggu. Mungkin aku salah dengar. “Apa maksudmu?” Ku pandang matanya bahwa aku butuh jawaban lebih lanjut. Lalu Abang menarik nafas dan mengucapkan, “Aku mau kita membangun rumah tangga bersama. Menjalani hari berdua. Membina keluarga yang kita impikan.” Sekejap kemudian aku memandangnya lekat, tanpa kata, tanpa suara.

 

3. Tjong A Fie Mansion (Rumah Tjong A Fie)




Dari Tip Top Restaurant, cukup dengan jalan kaki dan dekat sekali ada sebuah rumah seorang pengusaha yang bisa dikunjungi. Dibangun pada tahun 1895, rumah ini sudah berumur 125 tahun! Bangunan ini dibangun dengan percampuran gaya China, Melayu dan Belanda. 1 menit jalan kaki dan hampir semua orang tahu arah jalan menuju kesini. Buka mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore dengan harga tiket 35.000, kita sudah bisa masuk dan rekreasi di Rumah Tjong A Fie.Didepan rumah ada sebuah taman yang asri dengan 6 jendela yang menghadap keluar. Memasuki rumah ini kita akan melihat ada banyak tanaman hijau nan segar berada didalam rumah. Mengapa? Karena Tjong A Fie ini adalah seorang pengusaha perkebunan rantauan sukses dari Provinsi Guangdong, Tiongkok. Perabotan didalam adalah perabotan lama namun masih awet sebab dirawat dan dijaga dengan baik. Ada beberapa kolase yang menunjukkan bahwa rumah ini memiliki banyak kenangan indah masa lampau. Ketika diluar rumah ini terlihat biasa-biasa saja, rupanya ketika masuk kedalam rumah ini cukup luas dengan aksen kayu yang mencolok. Yap, zaman dahulu perabot dan bahan bangunan masih menggunakan bahan dasar kayu.

Spoiler for see inside of Rumah Tjong A Fie:


“Kurang lebih seperti ini rumah yang ku ceritakan kepadamu, juga yang kau idamkan. Rumah yang tidak perlu mewah, tidak seperti istana Maimun, namun kita bahagia berada didalamnya. Rumah yang ketika pulang kerja adalah rumah yang membuat kita nyaman. Tempat pulang untuk bersantai dan mengobrol sambil ditemani tanaman hijau yang kau rawat. Aku ingin mendidik anak dengan budi pekerti yang baik dari rumah ini, mengajarkan mereka tentang sejarah China, budaya Indonesia dan adat Melayu. Kau bisa mengajarkan mereka mencintai lingkungan dengan menanam banyak bunga. Menua bersama di rumah sederhana hingga warna rambut kita memutih. Maukah kau mewujudkan itu semua? Mimpi-mimpi kita?” Matanya memancarkan ketulusan dan harapan. Tangannya kini menggenggam kedua tanganku dan menunjukkan cincin putih. Pria ini sungguh sopan, menyusun kalimatnya dengan baik. Yang ku tahu Abang jarang mengeluarkan kata yang banyak. Aku tak pernah menduga hari ini, detik ini, Abang menyatakan niat untuk meminangku. Sungguh aku tidak tau hendak berkata apa. Bibir diam seribu bahasa tetapi hati tidak. Sebuah anggukan kecil pertanda menyetujuinya.

Referensi tulisan :  1  ,  2  ,  3


Diubah oleh senjakita09 26-02-2021 14:50
tien212700
Airin2020
lsenseyel
lsenseyel dan 4 lainnya memberi reputasi
5
437
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Medan
MedanKASKUS Official
499Thread998Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.