• Beranda
  • ...
  • Heart to Heart
  • Kisah Cinta Pertamaku, Tempat Baru Yang Menyatukan Dan Di Tempat Lain Yang Memisahkan

gustiarnyAvatar border
TS
gustiarny
Kisah Cinta Pertamaku, Tempat Baru Yang Menyatukan Dan Di Tempat Lain Yang Memisahkan
KKN-PPLT Tak Memisahkan Kami

Tiga hari berlalu sejak saya pindah kost ke Jl. Sering ini, saya merasa nyaman karena mendapatkan kamar kos yang lebih besar dari sebelumnya dan mendapatkan teman-teman baru walaupun sudah ada yang saya kenal sebelumnya.

Pagi di hari ke-4, terdengar langkah kaki orang bolak balik melewati depan kamarku, benar saja ternyata ada yang baru pindahan kost pas disebelah kamarku.

Seperti biasanya saya pergi ke kampus dari pagi hingga sore tapi hari ini tidak ada dosen jadi saya bisa dikos seharian. Siang itu, saya keluar kamar karena rasa penasaran ingin melihat siapa penghuni kamar disebelah ini.

Perkenalanpun terjadi, dua laki-laki berbadan atletis berdiri di depan kamarku menanyakan namaku dan jurusan apa.
Sasin : "Hai, apa kabar? saya tetangga baru disini, namaku Sasin dan ini Welly teman sekamarku."
Gustiarny : "Saya Gusti, saya juga buru pindahan belum ada seminggu disini".
Sasin : "wah pendatang baru juga di kost ini ya rupanya".
Gustiarny : "iya, pindahan dari mana Sasin?"
Sasin : "Jl. Sukaria. Kamu pindah dari mana?
Gustiarny : "Jl. Pardamean".
Sasin : "Kamu ga ngampus hari ini, Gus?"
Gustiarny : "Lagi off, ga ada dosen".
Sasin : "Oh iya kamu jurusannya apa? saya Pendidikan Olah Raga".
Gustiarny : "Pendidikan Ekonomi".



Demikian perkenalan singkat kami hari itu. Tiba- tiba hati ini rindu pulang kampung. Kebetulan besok weekend dan akhirnya saya memutuskan sore nanti akan pulkam.

Senin pagi saya pulang ke tempat kost dan langsung berangkat ke kampus.
Dalam perjalanan menuju kampus temanku bercerita bahwa tetangga baru mencari-cari diriku selama aku pulkam.

Sore hari , setiba di kost an,
Sasin : "Hai Gus, baru pulang dari kampus? Kemana aja dari kemaren ga kelihatan disini?" tanya Sasin padaku pas aku hendak membuka kunci pintu kamar kosku.
"Iya, kemaren itu aku ke Siantar, rumah Oppungku, " jawabku singkat.

Lalu aku meninggalkan pria hitam manis berwajah tampan, berbadan atletis, rambut lurus, hidung mancung yang sedang berdiri di depan kamar kosnya. Dan aku masuk kamar, rebahan di kasur ukuran single bersprai merah hati corak bunga-bunga.

Tak lama sekitar 15 menit aku istirahat di kamar tiba- tiba terdengar suara ketukan pintu. Lalu kubuka pintu, ternyata :
Sasin : "Sorry ganggu, punya air panas ga Gus?"
Gustiarny : "Ada neh ditermos. Mau buat apa memangnya?
Sasin : "Teh manis, ini ada biskuit."
Gustiarny : "Ya sudah aku buatkan teh manisnya. Tunggu ya!"

Tak lama teh manis buatanku pun jadi dan ku antar ke depan kamarnya. Disitu masih ada meja belajar yang belum di masukkan ke kamarnya. Aku menaruhnya diatas meja.
"Terima kasih ya teh manisnya!" kata Sasin saat itu sambil mengangkat bangku bakso berwarna hijau untuk diriku dan mengajakku berbincang-bincang sambil ngeteh hangat, sore itu.

Hari berganti hari, kamipun selalu bertemu di kost an yang bernama Kost MONAS 141. Sering ngobrol sepulang kampus membuat tumbuh perasaan dihati.

Pergi ke kampus juga akhirnya sering sama, jalan berdua kira-kira 2 km.

Terkadang di kampus, Sasin dan teman-temannya main ke Fakultas Ekonomi, menemui diriku. Pulang jalan kaki bersama, sambil bercerita tak terasa sampai di kost Monas.

Suatu hari, dia menyatakan perasaan cintanya padaku dengan bahasa Ibu, "Gus, Olo do ho gabe hallet hu?
Yang artinya, " Gus, maukah engkau jadi pacarku?"
Jawabku singkat saat itu : "iya."

Perasaanku sangat bahagia saat itu, karena dia jadi pacar pertamaku dan cinta pertamaku di kota Medan.

Sebulan berlalu sejak kami jadian, kami harus melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Persyaratan KKN antara lain memilih 2 tempat KKN berbeda Kabupaten yang akan di tuju.

Di kost Monas ini banyak yang ikut KKN. Satu sama lain saling menanyakan tempat KKN yang di pilih. Akupun memilih tempat yang tidak jauh dari Medan yaitu Stabat dan Siantar. Kedua pilihanku ini tanpa kompromi dengan Sasin terlebih dahulu. Seperti pemilu aja ku buat, rahasia.

Sasin pun sama, tidak memberitahuku apa saja pilihannya. Benar-benar pilihan rahasia.



Sehari sebelum pengumuman penempatan tempat KKN-PPLT, kami saling memberikan pernyataan untuk tetap setia selama KKN-PPLT di tempat berbeda nanti, perasaan sedih malam itu karena akan terpisah jarak selama 3 bulan, padahal baru 1 bulan jadian.

Pagi harinya kami ke kampus melihat papan pengumuman. Aku di tempatkan di SMKN 1 Stabat. Setelah itu aku langsung pulang ke kost. Di kost Monas sudah ramai menanyakan tempat KKN-PPLT Sasin belum juga kelihatan batang hidungnya.

Dia sampai kost sudah sore. Dan malam harinya baru kami saling memberitahukan tempat KKN, ternyata pilihan Sasin juga di Stabat. Waooo senang hati ini bagai mendapat hadiah sekarung berlian. Sasin di SMKN 1 Stabat juga.



Teman-teman se-kost juga mau tau tempat KKN-PPLT kami. Mereka datang menanyai kami. Mereka tak percaya kalau kami bisa satu lokasi padahal kami tak saling beritahu pilihan kami. Mereka kira kami membayar petugas di kampus. Padahal murni. Ini suatu kemurahan Tuhan bagi kami. Diantara ribuan mahasiswa yang diacak, kami bisa satu lokasi.

Di balik kebahagiaan malam itu, tetap kami harus memikirkan heri esok saat pertama berangkat bersama dengan mahasiswa lainnya dari fakultas berbeda yang satu tujuan dengan kami.

Transportasi yang menjadi pilihan bersama satu Tim adalah angkutan umum Medan berwarna kuning. Yang esok akan menunggu di depan jalan raya pertigaan kampus.

Malam itu, kembali kami membuat kesepakatan untuk esok agar berjalan masing-masing dan duduk di angkot berjauhan seolah-olah tak saling kenal agar mahasiswa yang lain tidak curiga bila kami pasangan kekasih.

Sasin memilih duduk didepan samping supir dan aku di belakang barisan supir. Pas di lampu merah, tiba-tiba Sasin membeli air mineral dan meminta tolong mahasiswa yang bergelayutan menyampaikan minuman tersebut pada diriku.

Mahasiswa lainnya masih pada sungkan di angkot tersebut karena tak saling kenal.

Sesampainya di Stabat, ternyata kami satu gedung sekolah dan kami juga satu posko penginapan. Hari-hari pertama di posko, kami harus menjaga jarak layaknya tak saling kenal sampai seminggu lebih.

Kamipun saling berkenalan dengan teman mahasiswa lainnya dari fakultas yang berbeda. Menjalin keakraban satu sama lain, saling menolong dan saling memperhatikan teman.

Suatu hari, teman kami bernama Roma meminjam cermin milikku. Di cermin itu bertuliskan inisial G&S. Kecurigaannya akan inisial tersebut menjadi tanda tanya bagi mereka di posko. Akhirnya, Sasin angkat bicara perihal inisial tersebut. Bagai konferensi pers malam itu, Sasin mengatakan bahwa dirinya dan aku adalah sepasang kekasih. Kami baru sebulan jadian sebelum KKN ini.

Teman-teman heran kenapa kami kok bisa satu tempat KKN, padahal sulit untuk bisa sama satu tempat. Teman yang lain ada yang kecewa mendengar konferensi pers barusan, maklum ada satu teman yang terlihat dekat dengan Sasin selama di posko ini.

Tiga bulan menjalani KKN bersama membuat kami semakin dekat. Kami pacaran selama tiga tahun. Putus sambung juga pernah kami alami. Dan akhirnya kami berpisah karena aku lulus duluan dan harus balik ke Jakarta. Sasin kutinggalkan di Medan karena masih menyusun skripsinya.

Akhirnya hubungan ini berakhir karena jarak Medan -Jakarta. Dan kami memilih mencari pasangan hidup masing-masing.

Kisah cinta pertama ini sungguh berkesan, ada pilihan yang menyatukan dan akhirnya terpisah juga oleh jarak.

Cileungsi, 25 Februari 2021

Sumber : Opini Pribadi
Gambar : Dokpri
ika775
Cahayahalimah
tien212700
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
551
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.