Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

koruptor.1Avatar border
TS
koruptor.1
Sedih & Frustasi! Kesenjangan Miskin-Kaya Naik Karena Covid
Sedih & Frustasi! Kesenjangan Miskin-Kaya Naik Karena Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang-orang, khususnya kaum muda, menjadi lebih prihatin tentang kesenjangan antara si kaya dan si miskin selama pandemi virus corona (Covid-19).

Hal ini diungkapkan langsung oleh penulis studi global pada Selasa (23/2/2021), yang mendesak pemerintah di dunia mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keseimbangan kaya dan miskin.

Lebih dari 8.700 orang di 24 negara disurvei pada awal dan akhir tahun 2020 oleh badan riset pasar Glocalities. Temuannya menunjukkan peningkatan pangsa responden yang berpendapat, kesenjangan penghasilan harus dikurangi.

Melansir Asia One, negara-negara tersebut termasuk Australia, Brasil, China, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Afrika Selatan, Korea Selatan, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Ketika virus corona menghantam ekonomi global tahun lalu, survei tersebut juga menemukan peningkatan 10 poin dalam persentase yang mengatakan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi adalah cara terpenting untuk meningkatkan kualitas hidup.

"Itu telah menampar orang di wajah dan membuat mereka menyadari bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik," kata Profesor Ronald Inglehart, salah satu penulis utama studi kepada Thomson Reuters Foundation.

"Kami membutuhkan intervensi pemerintah dalam skala yang lebih besar. Kami tidak menginginkan ekonomi yang dikelola negara, tetapi beberapa sumber daya perlu dialokasikan kembali untuk mengimbangi tren yang kuat ini," tambahnya.

Kebijakan yang akan menciptakan pekerjaan dengan gaji yang baik di bidang perawatan anak, perlindungan lingkungan dan infrastruktur akan membantu mengatasi rasa frustrasi yang meningkat atas ketidaksetaraan pendapatan.

Kaum muda sangat prihatin tentang perbedaan pendapatan, studi tersebut menemukan.

Sepertiga responden berusia antara 18 dan 34 tahun mengatakan, mereka lebih khawatir tentang ketimpangan pendapatan daripada pengangguran atau pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun 2020. Hal itu naik dari 29 persen pada awal tahun atau sebelum virus corona menyebar ke seluruh dunia.

"Perasaan kecewa, takut, gelisah, seperti 'Saya tidak punya prospek lagi yang sedang meningkat. Jadi ini membutuhkan intervensi pemerintah yang sangat bijaksana dan adil untuk menyalurkan keresahan ini dengan cara yang positif," kata Martijn Lampert, yang juga salah satu penulis studi tersebut.

Prof Inglehart mengatakan dia melihat bukti sentimen semacam itu di antara siswa yang dia ajar di University of Michigan.

"Pasar kerja suram ... Murid-murid terbaik saya, para bintang, mereka menemukan pekerjaan di tingkat yang lebih rendah dari yang mereka perkirakan. Dan mereka tidak mendapatkan apa-apa," katanya.

Sebelumnya, ekonomi global terlihat menyusut 3,5 persen tahun lalu, menurut perkiraan terbaru oleh Dana Moneter Internasional, dan banyak penelitian telah menunjukkan bagaimana krisis kesehatan global telah memperburuk ketidaksetaraan ekonomi.

Akibat pandemi, jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 500 juta, menurut laporan yang dikeluarkan bulan lalu oleh badan amal Oxfam.

Sementara itu, kekayaan kolektif para miliuner dunia naik US$ 3,9 triliun antara Maret dan Desember 2020 menjadi US$ 11,95 triliun, kata laporan itu.


https://www.cnbcindonesia.com/lifest...k-karena-covid
Diubah oleh koruptor.1 24-02-2021 03:06
0
478
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.