Sumber: Sports Lens

Nuansa angker markas Liverpool, Anfield, seakan absen. The Reds kerap gagal memperoleh kemenangan di kandangnya sendiri dalam lima pertandingan terakhir.

Empat kekalahan dan satu hasil seri tentu sangat mengecewakan bagi klub asuhan Jurgen Klopp tersebut.

Di balik hasil mengecewakan itu, mari kita fokus pada performa pemain bernomor punggung sembilan, Roberto Firmino.

Tak bisa dipungkiri, performa Firmino di musim ini kurang menggigit. Jika selama ini Firmino bertugas sebagai penyerang yang mendukung Salah dan Mane, peran itupun perlahan pudar.

Di pertandingannya yang ke-200 bersama The Reds, Firmino justru menelan kekalahan. Lebih menyakitkan lagi, kekalahan itu datang dari rival abadi Liverpool, Everton di Anfield dengan skor 2-0.

Seperti dikutip dari Liverpool Echo, Firmino kerap kebingungan dan kesulitan dalam mencari ruang. Padahal tugas itu pernah ia jalani dengan baik di musim-musim sebelumnya.


Sumber: Daily Mail

Di pertandingan melawan Manchester City, di mana Firmino biasanya mencetak gol, kini ia sama sekali tidak berperan apa-apa.

Peran yang diberikan Klopp terhadap Firmino selama ini sangat spesifik. Di musim sebelumnya, setiap kali Bobby absen, Liverpool menjadi lebih kesulitan dalam membangun serangan.

Salah satu dugaaan menurunnya performa Firmino adalah eksperimen Klopp di tengah. Eksperimen ini bisa dibilang agak terpaksa karena harus mengobrak-abrik peran pemain yang sudah pakem di musim lalu.

Cedera yang menimpa bek tengah Liverpool membuat Klopp harus memaksa Fabinho menjadi bek. Kemudian Henderson yang biasanya berada di tengah, harus mundur agak ke belakang menjadi gelandang bertahan.


Sumber: Daily Mail

Kemudian masuknya Thiago Alcantara membuat tempo Liverpool berubah. Agaknya Thiago dan Firmino memang belum bisa bersinergi.

Thiago adalah pemain yang punya visi dan umpan yang bagus. Sementara Firmino pemain yang justru sering mundur ke tengah untuk membuka ruang bagi Mane dan Salah. Istilahnya kurang lebih false-9.

Dengan pola yang baru, Firmino seakan dipaksa menjadi striker nomor sembilan betulan. Tapi ternyata, penyelesaian akhir Firmino juga enggak bagus-bagus amat.

Di pertandingan melawan Everton, Firmino menjadi pemain dengan tendangan terbanyak. Tapi satupun tak ada yang menjadi gol.

Inilah tugas Klopp di pertandingan selanjutnya. Meningkatkan kepercayaan diri Firmino untuk mengkonversi peluang menjadi gol.