sumber: suaramerdeka.com
Hai kaskuser kali ini ane membahas perihal dengan judul yang sangat berbeda pada umumnya termasuk tidak selalu hal-hal yang baik tapi ada sisi buruknya juga, kenapa ane membahas seperti ini, karena dulu memang kebetulan ane akhirnya sadar setelah saat ini, adanya kejomplangan di saat mana mengikuti yang namanya tes psikotes di sma negeri. Ketika itu kemudian keluarlah hasil dari psikotes. Ada beberapa teman ane memang sengaja ingin pindah jurusan dikarenakan prospek lebih besar dari jurusan yang diimpikan, makanya yang ingin ane kulik secara mendalam...
Quote:
sumber: tribunnews.com
1. Permainan dalam masuk penjurusan
Ketika hasil dari tes psikotes diterima, ada dari teman ane kelihatannya tidak terima dengan hasil yang didapatkan barulah minta pindah jurusan. Menurut ane, memang tes psikotes sepertinya dari sekolah ane belum ada aturan yang tidak membolehkan pindah jurusan. Beberapa yang pindah terutama dari hasil yang didapati itu termasuk diterima IPS maka ia pindah saja ke IPA, maka sebaliknya jika diterima di IPA maka ia pindah saja ke IPS karena dari sisi idealis memang teman ane masih berpikir belum percaya dangan hasil yang di capainya. Mungkin ada permainan ternyata dalam penjurusan.
Quote:
sumber: kompas.com
2. Diskriminasi terjadi dalam pelajaran agama
Termasuk pernah ada kejadian ada guru agama ane ketika ada pelajaran yang menyangkut syiah. Lantas guru ane menyuruh kami sekelas untuk merobek materi di dalam buku pelajaran tersebut. Menurut ane sebagai muslim sepatutnya ini disayangkan karena memang seperti ini masih respek terhadap sesama berbeda aliran walaupun itu menyangkut satu akidah.
Quote:
sumber: www.rijal09.com
3. Sistem tempat kelas jurusan yang tidak seimbang
Di sini terlihat sekali kejomplangan yang mana minat teman ane hanya terhadap prospeknya, makanya secara sistematis menyangkut berbagai tempat kelas yang notabene misalkan IPA ada 7 perbanding sama dari IPS hanya 3. Apalagi hadirnya kelas Bahasa yang baru dirintis pada angkatan adik ane hanya 1 saja. Memang nyata seperti itu.
Quote:
sumber: lenterakecil.com
4. Masih mengandalkan lembar kerja siswa
Ini yang mana menutut kita untuk segera mengejar masa terakhir kumpul ini justru bikin murid menjadi enggan mengerjakannya. Makanya memang begitula sistem pendidikan kita seolah-olah didikte untuk menjadi pegawai padahal sebenarnya masih ada profesi yang lebih baik dari ini.
Quote:
sumber: pelayananpublik.id
5. Nilai adalah segalanya
Pola pikir terkadang hanya mementingkan nilai termasuk pernah dialami ane di saat ada ulangan pelajaran matematika hasilnya ada beberapa yang harus ikut remidi di saat itu juga guru ane memberikan hasilnya kepada kami namun harus mengikuti les privat di rumah guru ane. Biasanya yang ikut sudah tidak ada beban remidi baginya. Makanya jangan heran masih penting nilai daripada esensi murni yang didapatkan seperti itu.
Quote:
sumber: www.halodoc.com
6. Guru ada yang hanya sekilas memberikan materi tetapi seperti hanya dikejar waktu saja
Memang terjadi dalam terutama materinya dirasa memberatkan sehingga memicu untuk mengajarkan secara kilat. Sehingga, esensi yang didapatkan hanya sedikit diambil dari materi tersebut.
Quote:
sumber: sman7manado.sch.id
7. Tidak ada kata "tanpa ulangan"
Ini bikin kita pusing tujuh keliling ketika menghadapi yang namanya ulangan, maklum saja tidak serta merta ane akhirnya nilai ane jeblok karena belum ada persiapan sebelumnya dan mengikuti perintah guru ane.
Begitulah sisi buruk dari sekolah, karena di sini ane membuka diskusi dari sisi lain dari sekolah, silahkan dari kaskuser boleh mendiskusikan bersama agar lebih baik dunia pendidikan kita, semoga bermanfaat...
Sumber:
- Hasil dan Pemikiran TS