ss

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional.

Sebab menjadi bahasa internasional, maka tidak masalah jika GanSis misalnya ke Jerman, tetapi tidak bisa Bahasa Jerman. Ke Jepang, tetapi tidak bisa Bahasa Jepang, dan lain-lain.

Namun Bahasa Inggris, di mana-mana dibutuhkan, ke mana-mana diperlukan. Makanya, tidak sedikit lembaga membuka jasa les yang diperuntukkan bagi yang ingin menguasai Bahasa Inggris demi berbagai tujuan, misalnya agar bisa kerja atau diterima kuliah.

Saat ane sekolah dahulu, guru Bahasa Inggris ane mengatakan jika Bahasa Inggris ada dua macam dialek, yakni British dan American. Ane contohkan; kalau dalam British ada kata 'colour', sementara dalam American 'color'. Meski tidak sama dalam tulisan atau dialek, tetapi artinya sama, yakni warna.

Hampir mirip, sih. Mungkin ibaratnya seperti di Jawa ada Bahasa Kromo Inggil, ada Bahasa Kromo Alus. Kurang lebih begitu-lah.

Sebagai bahasa internasional, Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi/asli dari negara Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Ya, tentu saja. Orang inggris asli, tentu menguasai segala hal tentang bahasa ibu mereka.

Berbeda halnya dengan orang yang tidak berasal dari Inggris/AS, misalnya dari Indonesia, menguasai Bahasa Inggris adalah hal yang tergolong istimewa.

Orang-orang pribumi macam kita, ada yang jago Bahasa Inggris dengan segala tetek bengeknya (speaking & writing).

Namun, ada juga yang jago Bahasa Inggris, tetapi tidak lancar speaking (berbicara menggunakan Bahasa Inggris), misalnya; kayak teman ane di sekolah dulu. Ia jago banget, mengerjakan soal Bahasa Inggris nilainya selalu nyaris sempurna. Berkat Bahasa Inggris, ia pun pernah mendapat piala di tingkat kabupaten. Tapi sayangnya, ia tidak jago speaking. Ya, maklum. Untuk bisa speak in English (berbicara dalam Bahasa Inggris), seseorang harus terbiasa bicara/latihan. Coba perhatikan TKI yang kerja di luar negeri, banyak di antara mereka jago bicara Bahasa Inggris, tetapi jika disuruh menuliskannya tidak bisa. Ya maklum, sehari-hari mereka menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi.

Nah, yang kocak, tuh, pemuda dalam video berikut. Pemuda pribumi yang maksa banget ngobrol sama bule, bukannya memalukan, tapi justru bikin ngakak so hard.

Berikut videonya;



Pemuda itu merekam untuk Channel YouTube-nya. Kalau dilihat dari latarnya, video tersebut sepertinya diambil di candi, mungkin Borobudur.

Awalnya si pemuda bertanya nama dari sang bule. Selanjutnya si pemuda bingung mau ngobrol apa, sampai memplesetkan namanya 'Abidin' menjadi 'Eibidin' segala. Sumpah, sih, ngakak parah. Orang-orang dalam video tersebut juga tampak ngakak.

Jadi teringat, ane juga pernah maksa ngobrol sama bule, padahal tidak bisa Bahasa Inggris. Tapi tidak sekocak Si Abidin ini, sih.


What dou you think, GanSis?