Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

46.166.167.16.Avatar border
TS
46.166.167.16.
Menurunnya Testing Covid-19 dan Target Jokowi Kuatkan 3T yang Seolah Hanya Wacana
Menurunnya Testing Covid-19 dan Target Jokowi Kuatkan 3T yang Seolah Hanya Wacana


Angka penambahan kasus positif virus corona di Indonesia menurun beberapa waktu terakhir.

Sekilas, hal ini seperti kabar baik. Namun, jika dicermati, penurunan penambahan kasus Covid-19 terjadi karena merosotnya angka tes virus corona.

Hal ini diungkap oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Wiku menyebut, penambahan kasus positif Covid-19 mingguan pada pekan ini menurun tajam hingga 25 persen.

Pada pekan sebelumnya, penambahan kasus Covid-19 mingguan mencapai 79.525 kasus. Angka ini merosot menjadi 59.629 kasus di minggu ini.

"Penurunan ini adalah penurunan drastis yang pernah terjadi dalam kurun waktu satu minggu selama pandemi," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (18/2/2021).

Wiku pun mengakui bahwa penurunan angka positif mingguan disebabkan karena merosotnya angka testing Covid-19 pada pekan ini.

"Seperti yang kita ketahui di minggu ini terjadi penurunan testing yang cukup drastis, bahkan mematahkan rekor ketercapaian target WHO selama 5 minggu berturut-turut sejak minggu ke-2 Januari," ujar dia.

Dari catatan itu, terbukti bahwa jumlah testing sangat memepengaruhi besar kecilnya penambahan kasus Covid-19.

Oleh karena itu, Wiku meminta agar upaya testing, tracing, dan treatment (3T) terus ditingkatkan untuk menekan angka penularan.

"Kita dapat mengambil pelajaran bahwa upaya 3T ini harus dilakukan secara konsisten, terus-menerus, dan merata di seluruh wilayah di Indonesia," kata dia.

1. Janji efektifkan testing

Menurunnya angka tes Covid-19 di Tanah Air beberapa waktu terakhir menjadi sebuah ironi.

Sebab, pemerintah sebelumnya berjanji untuk mengefektifkan pelaksanaan testing, tracing, dan treatment (3T) Covid-19.

Hal itu dilakukan salah satunya melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlaku sejak 12 Januari 2021 dan dilanjutkan dengan PPKM skala mikro per 9 Februari 2021.

"PPKM mikro dilaksanakan untuk mengefektifkan 3T dan untuk menyukseskan kebijakan ini perlu gotong royong dari semua pihak," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dikutip dari siaran pers, Selasa (9/2/2021).

Pentingnya upaya 3T juga berulang kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

Ketika bertemu dengan 5 kepala daerah Pulau Jawa-Bali dalam rangka persiapan pelaksanaan PPKM mikro Jokowi juga menyampaikan peningkatan 3T.

"Saya kira, saya tekankan lagi. Pertama, lapangan diperkuat. Kemudian 3T juga diperkuat lagi," kata Jokowi dikutip dari tayangan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).

2. Di bawah target

Catatan mengenai jumlah tes Covid-19 ini membawa ingatan tentang target yang ditetapkan Presiden Jokowi.

Pertengahan Juli tahun lalu Jokowi menargetkan jajarannya dapat melakukan 30.000 tes Covid-19 per hari.

"Kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan bisa tercapai, 30.000 (spesimen per hari)," kata Jokowi saat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Dhitung sejak awal pandemi Covid-19 atau 2 Maret 2020 hingga Kamis (18/2/2021), pemerintah total sudah memeriksa 10.188.747 spesimen terkait Covid-19 dari 6.767.226 orang.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan, selama Rabu (17/2/2021) hingga Kamis (18/2/2021) ada 24.248 spesimen yang diperiksa dari 22.556 orang.

Kemudian, selama Senin (15/2/2021) hingga Selasa (16/2/2021) ada 28.167 spesimen yang diperiksa dari 26.156 orang.

Sebelumnya, selama Minggu (14/2/2021) hingga Senin (15/2/2021) terdapat 26.378 spesimen yang diperiksa dari 19.626 orang.

Sebagai catatan, satu orang bisa diambil atau diperiksa spesimennya lebih dari satu kali.

Angka itu jelas menunjukkan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan oleh Presiden.

3. Sebatas wacana

Menanggapi hal ini, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengaku prihatin.

Ia mempertanyakan upaya pemerintah yang akan memperkuat pelaksanaan 3T selama penerapan PPKM skala mikro.

"Saya prihatin, ternyata yang dijanjikan penguatan 3T baru sebatas wacana, ini sudah mau satu tahun loh Indonesia mengalami pandemi," kata Dicky saat dihubungi, Selasa (16/2/2021).

Dicky mengatakan, pengedalian pandemi Covid-19 di Indonesia belum bisa dikatakan baik, jika strategi yang bersifat fundamental seperti 3T masih belum optimal.

"Ini menandakan kita ini salah strategi atau tidak memahami strateginya? Ini pertanyaan saya. Karena sudah hampir satu tahun, belum ada perbaikan yang signifikan, kita lihat kasus kematian juga meningkat itu adalah tanda kegagalan kita dalam mendeteksi dini," ujar dia.

Lebih lanjut, Budi mengingatkan, jika pemerintah tak kunjung memahami situasi pandemi Covid-19, akan menyebabkan terjadinya lonjakan kasus yang sulit dikendalikan.

"Karena ketidakpahaman menilai performa pandemi, jadi ini ibaratnya kita sedang menunggu bom waktu saja yang meledak," kata dia.


Sumber

makin hari jumlah testing makin anjlok emoticon-2 Jempol emoticon-Ultah emoticon-Jempol


joko.munandar
Nikita41
selldomba
selldomba dan 4 lainnya memberi reputasi
5
564
13
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.