Halo ... bagaimana kabar jalan di sekitar rumah GanSis?

Waduh, kalau membahas jalan, sih, ane pribadi cukup prihatin dengan keadaan jalan di sebelah rumah ane.

Sejak ane kecil sampai sekarang, jalan sebelah barat rumah ane terkesan dianaktirikan, mentang-mentang letaknya di desa paling ujung. Padahal, kalau ane lihat, di jalan desa-desa lain tuh sudah di-aspal haka atau paling enggak di-paving.

Nah, di sebelah barat rumah ane, dulu cuma berupa tanah yang berkubang-kubang, sementara kini beralih jalan bebatuan yang musti hati-hati kalau lewat, agar tidak jatuh.

Sementara tepat di sisi jalan tersebut adalah parit yang tanahnya semakin hari semakin banyak terkikis air banjir. Sampai-sampai, truk pernah terguling di parit tersebut karena kemiringan jalan akibat tanah yang terus terkikis air. Lalu, pohon-pohon bambu yang menjadi penahan tanah sekitaran parit pun pernah nyaris merobohi rumah warga.


Ane prihatin, jalan tersebut menjadi salah satu jalan penghubung ke desa lain yang masih sering dilalui kendaraan. Termasuk ane. Sudah dua kali ane jatuh di situ. Heuheuu.

Keadaan demikian itu sebenarnya pernah mengundang keinginan bagi kami para warga untuk mengajukan usulan kepada pemerintah setempat agar jalan diperbaiki, tetapi entahlah, sampai sekarang masih begitu-begitu saja. Ane belum pernah melihat ada pekerja bawahan pemerintah yang menyentuh jalan di sebelah barat rumah ane buat diperbaiki.

Ternyata, persoalan jalan rusak bukan hanya terjadi di sekitar rumah ane saja, tetapi di jalan poros penghubung Bandar Lampung dengan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, jalannya penuh kubangan air, dan rusak.

Seorang warga setempat bernama Ummu Hani (31) bersama suaminya Dani Abdullah (30) pun menyindir pemerintah terutama Pemda Lampung Selatan tentang keadaan jalan di sana dengan cara yang unik dan kreatif, tanpa ujaran kebencian.

Mereka berfoto di jalan yang telah bertahun-tahun rusak dan penuh kubangan air tersebut bak model. Tanpa malu Ummu Hani bergaya seolah di kolam renang, sementara suami istri itu juga bergaya seolah mencuci piring dan mencuci sepeda.

Saat sesi foto pun Ummu Hani sempat ada yang menyangka korban kecelakaan lantaran pakaian yang ia kenakan dipenuhi lumpur akibat kondisi pasca hujan deras 2 hari berturut-turut.

Lebih dari 25 foto sindiran ia unggah di akun facebook miliknya dan tidak tanggung-tanggung ia men-tag akun pasangan pemenang Pilkada Lampung Selatan, Nanang Ermanto dan Pandu Kusuma Dewangsa.

Tidak dinyana, foto sindiran bak model di jalan rusak sebagai latar pemotretan tersebut viral di media sosial.

Aksi Ummu Hani bersama sang suami tersebut juga mendapat dukungan dari sebagian besar warga yang merasa keluhan tentang kondisi jalan terwakilkan. Bahkan, warga sampai ada yang memberi minuman dan makanan ringan kepada Ummu Hani, suami, dan fotografer, kala beraksi foto di sana.

Wah, kreatif nih cara nyindir pemerintah. Tidak menggunakan ujaran kebencian. Bisa dicoba, GanSis.

Ummu Hani sebenarnya juga pernah jatuh, lho, di jalan rusak itu. Bahkan katanya pernah ada truk yang terbalik dan sering terjadi kecelakaan di sana. Terang aja, jalannya rusak parah, gitu.

Ide foto sindiran di jalan rusak sendiri ia peroleh saat anaknya bermain becek-becekan depan rumah, lalu ada ban, dan ia berpikir itu cukup unik jika dijadikan foto.




Kabarnya, gara-gara viralnya foto tersebut hingga terdengar sampai ke pejabat. Ini menunjukkan jika cara menyampaikan kritik dan sindirannya patut diacungi jempol.

Karena sebagai rakyat, kita berhak bersuara, menyampaikan kekurangan yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita, tentunya tidak harus dengan cara ujaran kebencian, tetapi dengan banyak cara yang lebih kreatif.

Semoga jalan tersebut lekas ditangani oleh pemerintah, termasuk jalan di sebelah rumah ane.


Bagaimana menurut GanSis? Cukup unik dan kreatif, bukan?


____o0o____

sumber