Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nataliupigai.Avatar border
TS
nataliupigai.
Buzzer Semakin Merajalela, Ini Bahayanya Menurut MUI


JAKARTA - Keberadaan para pendengung alias buzzer bayaran di media sosial yang belakangan semakin marak telah menimbulkan keresahan. Pasalnya para buzzer tidak membuat diskursus publik menjadi berkualitas, sebaliknya membuat media sosial hanya menjadi ajang adu caci maki.

Tak jarang setiap dikritik dilawan para buzzer dengan beramai-ramai melakukan "kill the messenger", yaitu menyerang pribadi pengkritik. Situasi ini membuat banyak orang prihatin. Seniman Sujiwo Tejo, misalnya, merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat aktif mengkritik. Dia menyarankan pemerintah untuk menertibkan para buzzer tersebut.


Senada dengan Sujiwo Tejo, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) juga meminta Presiden Jokowi mengusulkan perubahan pasal-pasal karet dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Menurutnya, kritik itu ibarat vitamin bagi pemerintahan."Dalam tradisi Demokrasi, kritik mestinya jadi vitamin," tulis Hidayat Nur Wahid di akun Twitternya @hnurwahid.

(Baca:Politikus Gerindra: Kalau Enggak Suka Buzzer, Jangan Baca Komen Mereka)

Namun, menurutnya jika Presiden serius untuk meminta kritik maka dirinya meminta pemerintah untuk menertibkan buzzer penumpang gelap. Selain itu, juga meminta pemerintah mengusulkan ke DPR perubahan pasal-pasal karet dalam UU ITE yang membuat para pengkritik takut karena bisa ditangkap/dikriminalisasi.

Terkait ramainya isu buzzer ini, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan bahwa MUI sudah mengeluarkan Fatwa Nomor 24/2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.

Melalui akun Twitter @cholilnafis, dia menyebutkan besarnya dosa para buzzer yang suka menyebar kabar bohong, fitnah dan membully. "Hukumnya sama dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati," katanya, dikutip Kamis (11/2/2021).

https://nasional.sindonews.com/read/...mui-1613026928

Tudingan "buzzer"itu sebenarnya serangan karena tidak mampu bertarung ide dan narasi di media sosial, lalu serang personal..emoticon-Big Grin

Skrg eranya media sosial boz..., apa situ mau balik lagi ke jaman dulu... ketika media cuma jadi corong satu arah...?

Nggak semua buzzer dibayar... jauuh lebih banyak yg tanpa bayaran.. ga usah cengeng....emoticon-Ngakak (S)

Diubah oleh nataliupigai. 12-02-2021 04:12
yanka555
Cupu1971
viniest
viniest dan 22 lainnya memberi reputasi
23
4.4K
250
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.