Saya berusaha jujur terhadap diri sendiri. Saya merasa dimanfaatkan oleh Ibu saya untuk membiayai kehidupannya, melunasi hutang yang dia pinjam tanpa saya pernah menikmatinya. Seharusnya saya mencintai ibu saya, saya memang cinta. Tapi saya tidak bisa membiarkan diri saya terus menerus diperas. Bahkan saya tidak yakin dia mencintai saya seperti perasaan cinta saya kepadanya. Kenapa dia egois? Kenapa dia menjelekan saya kepada tetangga? Padahal saya sudah berkorban untuk tidak menabung demi membayar hutangnya?

Kenapa Ibu saya tega? Apakah saya dilahirkan hanya untuk diambil manfaat sebanyak - banyaknya? Apakah saya dipelihara hanya sebagai investasi pribadinya saja? Saya tidak rela diperlakukan seperti ini!

Saya tau, Ibu adalah orang tua saya yang merawat saya sejak kecil. Saya gak akan bisa balas jasanya, jika begitu lebih baik saya mati saja. Saya lelah dengan semua drama yang dia perbuat. Dia mencoreng muka saya terang - terangan di depan banyak orang. Saya cuma bisa bilang terimakasih.

Saya sendiri bingung kenapa saya kembali ke rumah ini? Rumah sapi perah! Saya tidak mau ada di rumah ini lebih lama lagi. Saya capek! Saya mau keluar menghirup ketenangan dan kebebasan tanpa membawa beban hutang yang tidak pernah saya pinjam.