DNA Merah Hitam: Ayah dan Anak yang bermain di Milan
TS
ahlifosil
DNA Merah Hitam: Ayah dan Anak yang bermain di Milan
sumber:youtube
Sebagai salah satu klub besar di Italia, AC Milan menghasilkan banyak pemain-pemain tenar yang mampu membawa kejayaan di Milan dalam beberapa periode terakhir. Hilir mudik pemain datang dan pergi mengisi skuad winning eleven AC Milan.
Bahkan beberapa pemain beranggapan bahwa Milan adalah seperti keluarga,
seperti apa yang dikatakan Rui Costa: "Once AC Milan flow through your veins, it will flow forever in your blood".
Spoiler for Rui Costa quotes:
sumber: acmilan twitter
Sehingga DNA Milan akan mengalir terus ke anak cucu nanti, tak terkecuali dengan Dinasti Maldini yang sudah berada di AC Milan sejak tahun 1950-an. Mulai dari Cesare Maldini kemudian Paolo Maldini, dan tongkat estafet itu kini dipegang oleh sang cucu Daniel Maldini.
Banyak sekali pemain, mantan pemain, hingga staff kepelatihan yang anak-anaknya melanjutkan DNA-nya untuk membela AC Milan, baik itu di tingkat Primavera atau bahkan hingga tembus tim utama.
Berikut saya rangkum beberapa Ayah dan Anak yang bermain di Milan.
1. Beniamino dan Ignazio Abate
Spoiler for Beniamino dan Ignazio Abate:
sumber: laststicker.com
Beniamino Abate dikenal sebagai penjaga gawang yang telah malang melintang di Serie A, walaupun hanya klub-klub medioker. Setelah pensiun Beniamino Abate menduduki sebagai pelatih kiper di tim utama AC Milan pada periode 2001-2008.
Sang Anak, Ignazio akhirnya masuk ke akademi Milan sejak tahun 1999 dan mulai merintis karirnya di posisi sayap kanan. Walaupun pada awalnya sering dipinjamkan ke klub lain, akhirnya Ignazio kembali lagi ke Milan pada musim 2009 dengan adaptasi ke posisi baru sebagai bek sayap kanan. Ignazio terbilang cukup sukses karena berhasil menyumbangkan beberapa gelar seperti scudetto 2010/2011 dan Supercoppa 2011 & 2016. Ia mencatatkan 243 pertandingan bersama Milan sebelum akhirnya kontraknya habis pada 2019 lalu.
2. Roberto dan Luca Antonelli
Spoiler for Roberto & Luca Antonelli:
sumber: laststicker.com
Nama Roberto Antonelli sepertinya tak perlu diragukan lagi ya gan, Hall of Fame AC Milan ini merupakan seorang striker tajam pada masanya. Membela Milan pada kurun tahun 1977-1982 dengan mencatat 29 gol dari 117 pertandingan dan mampu mempersembahkan gelar scudetto 1978/1979 dan juara Serie B 1980/1981 (menjadi top skor dengan 15 gol).
Kejayaan Roberto diteruskan oleh anaknya Luca Antonelli yang sudah menjadi bagian Youth Sector AC Milan sejak 2004, dan berhasil mendapatkan debutnya pada 2006 di ajang Coppa Italia melawan Brescia. Berbeda dengan ayahnya, Luca berposisi sebagai bek sayap kiri. Luca sendiri sempat ditransfer ke Genoa pada 2011 sebelum akhirnya kembali lagi ke Milan pada 2015 dan mempersembahkan Supercoppa tahun 2016 dengan mencatatkan 53 pertandingan dan 4 gol.
3. Fabio dan Carlo Cudicini
Spoiler for Fabio & Carlo Cudicini:
sumber: magliarossanera.it
Bagi seorang Milanisti, siapa sih yang gak kenal Fabio Cudicini. Ya seorang kiper legendaris yang membela Milan periode 1967-1972. Fabio merupakan kiper peringkat ketujuh dengan caps terbanyak untuk Milan dengan 127 pertandingan di semua ajang. Prestasi kiper 191 meter ini tak main-main, bersama Milan berhasil membawa pulang scudetto 1967/68, Coppa Italia 71/72, Piala Champions 68/69 dan Piala Interkontinental 1969. Prestasinya itu membuatnya masuk Milan Hall of Fame.
DNA Milan Fabio, diturunkan ke anaknya Carlo Cudicini yang masuk tim junior Milan pada 1992, namun sayang saat itu Carlo sulit menembus tim utama karena harus bersaing dengan Sebastiano Rossi dan Francesco Antonioli. Dan akhirnya Carlo harus berjuang atas karirnya di klub selain Milan. Dia menjadi tulang punggung Chelsea diawal milenium setelah dibawa oleh Gianluca Vialli sebelum akhirnya tergeser juga oleh Petr Cech di era Jose Mourinho.
4. Maurizio dan Simone Andrea Ganz
Spoiler for Maurizio & Simone Andrea Ganz:
sumber: laststicker.com, milanrossoneri.blogspot
Walaupun bukan seorang legend bagi AC Milan, Maurizio Ganz sangat berperan terhadap pencapaian scudetto Milan tahun 1998/1999 dengan gol-gol krusialnya yang sering terjadi di akhir-akhir pertandingan. Maurizio sebenarnya adalah striker yang tajam saat masih membela Inter. Setelah pindah ke Milan, Maurizio mampu mencetak 9 gol krusial dari 40 pertandingan. Sebelum akhirnya kalah bersaing dengan Andriy Shevchenko. Kini Maurizio juga menjadi salah satu bagian kepelatihan di Milan dengan menjadi Head Coach Milan Women Team.
Maurizio mempunyai anak, Simone Andrea Ganz yang sempat memperkuat Milan Primavera dari 2008-2014, sempat merasakan debutnya di Milan saat menggantikan Robinho di Liga Champions 2011 saat berhadapan dengan BATE Borisov. Karirnya di Milan seakan mandek, hingga akhirnya Simone dilego ke Como pada 2015.
Tampaknya memang DNA Milan setidaknya mengalir di nadi mereka sampai akhir.
Dengan atau tanpa kejayaan mereka tetap menjadi bagian dari AC Milan.
Jika ada tambahan silakan komen dibawah ya gan.
FORZAAA MILAN
JANGAN LUPA RATE DAN CENDOLNYA YA GAN
Spoiler for sumur:
wikipedia
magliarossonera.it
transfermarkt
milanrossoneri.blogspot
opini pribadi
tien212700 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
5.5K
Kutip
86
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!