Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Games
  • Berburu Buah yang Sekarang Langka & Jual Minyak-Minyakan (Permainan Jadulku)

spidermangalauAvatar border
TS
spidermangalau
Berburu Buah yang Sekarang Langka & Jual Minyak-Minyakan (Permainan Jadulku)
Berburu Buah yang Sekarang Langka & Jual Minyak-Minyakan (Permainan Jadulku)

"Setuju gak GanSis kalau masa kecil jaman dulu tuh gak seribet jaman sekarang? Apa yang ada, itulah yang menjadi mainan. Begitulah masa kecil saya dulu. Tumbuh-tumbuhan liar yang banyak tumbuh di sekitar tempat tinggal menjadi bahan permainan anak-anak, mulai dari jali-jali hingga kembang sepatu."


1. Pelor-Peloran dan Gelang dari Biji Jali-Jali — Ada Mitos Menakutkannya

Berburu Buah yang Sekarang Langka & Jual Minyak-Minyakan (Permainan Jadulku)
biodiversitywarriors.org

GanSis, di tempat tinggal saya dulu, ada lahan kosong yang ditumbuhi oleh banyak tanaman jali-jalinya. Saya dan teman-teman masa kecil saya memetik biji jali-jali tersebut untuk dijadikan gelang.

Sementara itu, anak laki-laki menjadikan buah jali sebagai pelor-peloran alias peluru untuk senjata mainan mereka, berupa pistol-pistolan dan ketapel dari ranting pohon.

Setelah buah jali di petik, dibersihkan dahulu dari tangkai kecil yang menempel pada buahnya. Kemudian, kami rangkai satu persatu bijinya ke dalam jarum dan benang hingga menjadi gelang yang sesuai ukuran tangan masing-masing.

Spoiler for gelang dari biji jali-jali:

Akan tetapi, kami tidak berani memakai gelang tersebut lama-lama karena ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa gelang yang dibuat dari biji jali-jali akan menyedot darah pemakainya.

Semakin lama gelang dipakai maka tali gelang akan semakin mengecil dan mencekik tangan si pemakai. Hii, seram sekali, kan. Entah, siapa yang menciptakan mitos tersebut.

Saya menduga, mitos tersebut tercipta karena lahan kosong tempat si biji jali-jali tumbuh terletak tepat di samping rumah kosong yang menurut anak-anak di sana, ada hantunya.

Saya sendiri tak pernah melihat hantu di sana dan juga ogah melihatnya kalaupun benar ada, haha.


2. Daun Pacar Air untuk Mewarnai Kuku


Spoiler for Tanaman Pacar Air:

Tanaman ini dulu banyak ditanam di depan rumah warga karena ia sangat mudah tumbuh. Fungsinya, selain sebagai hiasan di pekarangan rumah juga digunakan sebagai pewarna kuku.

Anak-anak yang tinggal di dekat rumah saya kebanyakan merupakan keturunan orang Palembang asli. Menurut mereka, penggunaan pacar air sebagai pewarna kuku adalah hal yang diajarkan secara turun-menurun dari buyutnya.

Hal tersebut dikarenakan dulu, para buyut dari orang tua mereka hidup berdampingan dengan orang-orang keturunan arab yang sering menggunakan pacar air sebagai pewarna alami untuk kuku dan juga rambut. Hal tersebut pun diikuti oleh buyut mereka.

Benar atau tidaknya, saya kurang tahu. Akan tetapi, orang tua mereka juga mengatakan hal yang sama. Nah, untuk membuat pewarna kuku dari pacar air sangat mudah.

Spoiler for Tanaman Pacar Air:

Pertama-tama, petik daun pacar air. Lalu, cuci bersih. Kemudian, tumbuk hingga halus dengan memberikan sedikit air pada saat menumbuknya.

Setelah itu, pacar air yang sudah halus langsung ditempelkan pada kuku yang ingin diwarnai. Diamkan selama beberapa waktu hingga warna kuku berubah menjadi kuning genteng. Baru bilas hingga bersih.

Di tempat saya dulu, mewarnai kuku sudah seperti tren, hehe. Kamu mungkin akan sulit menemukan anak perempuan dengan kuku tanpa warna. Sebab, hampir setiap anak mewarnai kuku mereka sendiri dan membuat pewarnanya sendiri.

Biasanya, mewarnai kuku dilakukan secara bergantian antara dua anak agar bisa saling memakaikan. Maklum, repot kalau harus memakai sendiri.


3. Berburu Buah Kersen dan Ciplukan

Spoiler for buah kersen:

Di tempat tinggal kami, ada 1 pohon buah kersen milik seorang warga. Saat sedang musim kersen, yang biasanya pada musim penghujan, pohon berbuah sangat lebat dan menggoda keimanan kami, haha.

Pemiliknya sangat baik karena memperbolehkan kami untuk mengambil buah kersen di pohon miliknya. Kami selalu mengecek apakah ada buah yang sudah matang di pohonnya sembari lewat rumahnya ketika pergi dan pulang sekolah.

Apabila ada banyak yang matang, kami akan segera memberitahukan pada teman-teman dekat untuk mengambil buah itu lebih dulu sebelum didahului anak-anak lainnya.

Tak jarang, kami bertengkar gara-gara berebut buah kersen dengan anak-anak lainnya sehingga si pemilik rumah marah dan mengusir kami semua dari rumahnya. Ya, iyalah. Berisik, sih! Haha.

Nah, GanSis tahu, gak. Selain memanjat, kami juga memiliki cara lain untuk mengambil buah kersen, yaitu dengan menggunakan lidi panjang yang ujungnya ditekuk dengan bantuan karet sehingga membentuk pengait.

Dengan pengait tersebut, kami mengaitkan tangkai kersen pada sisi pengaitnya. Kemudian, ditarik atau dipelintir-pelintir jika tangkainya susah putus.

Cara menikmati buah kersen, cukup dimakan seperti itu saja. Rasanya manis, kok. Bahkan, kami sering makan buah kersen tanpa mencucinya lebih dulu. Paling dilap-lap di baju saja, haha.

Spoiler for Buah ciplukan:

Selain itu, kami juga suka berburu buah ceplukan atau ciplukan. Buah ini tumbuh diantara tanaman liar. Di lahan yang sama dengan tempat biji jali-jali tumbuh di poin no.1, di atas.

Akan tetapi, untuk menemukan buah ini tidaklah mudah. Kami harus masuk cukup jauh ke dalam semak-semak dengan berbagai tanaman liar di dalamnya.

Jika orang tua kami mengetahui, autokena marah, haha. Wajar saja, mereka takut kami dipatuk ular atau hewan berbahaya lainnya yang mungkin tinggal di dalamnya.

Buah ciplukan yang matang terlihat dari warna luar pembungkusnya. Jika berwarna kuning kehijauan, buah ciplukan sudah bisa dikonsumsi tapi rasa buahnya asam bercampur pahit.

Lebih baik pilih ciplukan yang pembungkusnya berwarna layu karena tingkat kematangannya pas dengan rasa asam bercampur manis. Sementara itu, pembungkus ciplukan yang berwarna hijau menandakan buah masih mentah.

Sewaktu kecil, saya gak tahu kalau ternyata, ciplukan punya banyak manfaat, loh sehingga dijual mahal di pasar swalayan saat ini. Sekarang, tanaman liar ini sudah langka.


4. Jual Minyak-Minyakan dari Kembang Sepatu

Spoiler for Kembang Sepatu:

Sebenarnya, jumlah tanaman kembang sepatu di tempat kami hanya sedikit. Akan tetapi, ada satu pohon kembang sepatu yang tumbuh subur secara liar (tak ada pemiliknya) di dekat lapangan bermain.

Hampir setiap waktu, pohon itu menyediakan kembang untuk kami petik dan dijadikan minyak-minyakan. Cara membuatnya pun sangat mudah.

Pertama-tama, kembang sepatu yang sudah dipetik, dimasukkan ke dalam wadah, seperti baskom atau ember kecil. Kemudian, masukkan air biasa dengan perbandingan jumlah air 3x lipat daripada kembang sepatunya.

Lalu, peras-peras seluruh kembang sepatu di dalamnya dan ... taraaaa, perasaan dari perpaduan antara air dan kembang sepatu telah menyerupai tekstur minyak goreng.

Setelah itu, kami pun berbagi peran. Ada yang berperan sebagai pedagang minyak goreng (minyak-minyakan) dan yang lainnya berperan sebagai pembeli.


Nah, itulah dia permainan masa kecil saya. Adakah diantaranya yang pernah GanSis lakukan juga?


Oh, iya. Jangan lupa add pertemanan dan kirim cendolnya, ya!


Sampai Jumpa emoticon-Hai





Sumber : Pengalaman Masa Kecil Saya
Foto : Tercantum
Diubah oleh spidermangalau 30-07-2019 10:59
tata604
tata604 memberi reputasi
1
1.6K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
GamesKASKUS Official
39KThread16.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.