- Beranda
- Berita dan Politik
Angka Kematian Corona di Sleman pada Januari Naik 100%, Pemkab: RS Overload
...
TS
mr.khonthol
Angka Kematian Corona di Sleman pada Januari Naik 100%, Pemkab: RS Overload
Quote:
Kasus kematian pasien virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), selama bulan Januari 2021 meningkat 100 persen dibanding bulan sebelumnya. Pemkab Sleman mengungkap adanya keterlambatan penanganan pasien akibat minimnya ketersediaan tempat tidur pasien critical di rumah sakit (RS) rujukan.
"Kalau di data kami yang meninggal positif COVID-19, itu 87 kasus selama bulan Januari," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo saat ditemui wartawan di Kantor Setda Kabupaten Sleman, Selasa (2/2/2021).
Sedangkan berdasarkan data Dinkes Pemkab Sleman pada bulan Maret-November 2020 tercatat ada 44 kasus kematian pasien Corona. Selanjutnya selama Desember 2020 tercatat ada 48 kasus kematian.
"Peningkatannya hampir 2 kali lipat dari bulan Desember 2020. Puncaknya di tanggal 20 Januari, ada 8 kasus yang meninggal dalam sehari. Tertinggi harian di Sleman itu," sambungnya.
Ia menduga meningkatnya kasus kematian pasien Corona pada Januari 2021 salah satu faktornya akibat penuhnya kapasitas ICU di rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19.
"Waktu Januari itu kan terjadi kapasitas RS khususnya critical itu kan overload, sehingga ada yang ditangani di IGD, belum sampai di ICU, meninggal. Ada yang bahkan masih nyari-nyari tempat RS penuh semua, sehingga pertolongannya agak terlambat," urainya.
Joko menjelaskan seluruh pasien yang tak tertolong ini memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid. Rata-rata pasien yang meninggal berusia 60 tahun ke atas.
"Semuanya (meninggal) karena komorbid, tidak ada yang murni karena COVID-19. Rata-rata usia 60 tahun ke atas," paparnya.
Adanya peningkatan kasus kematian ini membuat angka case fatality rate di Sleman mencapai 2,05 persen.
"Fatality rate di Sleman sendiri pada tahun 2020 berkisar pada 1,1 persen sebelum bulan Desember yang mencapai 1,5 persen. Tapi di Januari meningkat 2,05 persen. Cukup mengkhawatirkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkap Pemkab Sleman telah mendorong para pengelola rumah sakit agar menambah kapasitas penanganan pasien COVID-19. Terutama untuk ruang ICU.
"Yang susah itu mencari ICU. Karena harus satu kamar untuk memisah yang khusus COVID-19 kan harus ada tekanan negatif, tertutup rapat tidak terhubung dengan ICU yang lain karena pasien non COVID-19 kan juga butuh ICU, seperti pasien stroke atau jantung," urainya.
Target penambahan ruang isolasi dari Kementerian Kesehatan, menurut Joko, adalah 40 persen dari seluruh kapasitas. Di mana 5 persennya untuk kategori critical. Saat ini baru 6 RS di Sleman yang memiliki ruang ICU khusus COVID-19.
"Dari total 25 rumah sakit rujukan di Sleman, baru 6 di antaranya yang dilengkapi fasilitas ICU khusus pasien COVID-19. Meliputi, RSUP dr Sardjito, RSUD Sleman, Hermina, JIH, RSA UGM, dan PKU Muhammadiyah Gamping," ungkapnya.
Dari keenam rumah sakit tersebut, total ada 47 fasilitas ICU khusus pasien COVID-19 yang mana 40 di antaranya kepunyaan RSUP dr Sardjito. Jumlah ini, menurut Joko sudah bertambah dari sebelumnya yang hanya 32 saja secara kumulatif.
"Sardjito itu juga sudah menambah, dari 25 (tempat tidur critical) jadi 40. Cuma pasiennya dari berbagai kabupaten/kota. Kecuali Sardjito, saat ini ICU khusus COVID-19 sudah penuh semua," pungkasnya.
SUMBER
"Kalau di data kami yang meninggal positif COVID-19, itu 87 kasus selama bulan Januari," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo saat ditemui wartawan di Kantor Setda Kabupaten Sleman, Selasa (2/2/2021).
Sedangkan berdasarkan data Dinkes Pemkab Sleman pada bulan Maret-November 2020 tercatat ada 44 kasus kematian pasien Corona. Selanjutnya selama Desember 2020 tercatat ada 48 kasus kematian.
"Peningkatannya hampir 2 kali lipat dari bulan Desember 2020. Puncaknya di tanggal 20 Januari, ada 8 kasus yang meninggal dalam sehari. Tertinggi harian di Sleman itu," sambungnya.
Ia menduga meningkatnya kasus kematian pasien Corona pada Januari 2021 salah satu faktornya akibat penuhnya kapasitas ICU di rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19.
"Waktu Januari itu kan terjadi kapasitas RS khususnya critical itu kan overload, sehingga ada yang ditangani di IGD, belum sampai di ICU, meninggal. Ada yang bahkan masih nyari-nyari tempat RS penuh semua, sehingga pertolongannya agak terlambat," urainya.
Joko menjelaskan seluruh pasien yang tak tertolong ini memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid. Rata-rata pasien yang meninggal berusia 60 tahun ke atas.
"Semuanya (meninggal) karena komorbid, tidak ada yang murni karena COVID-19. Rata-rata usia 60 tahun ke atas," paparnya.
Adanya peningkatan kasus kematian ini membuat angka case fatality rate di Sleman mencapai 2,05 persen.
"Fatality rate di Sleman sendiri pada tahun 2020 berkisar pada 1,1 persen sebelum bulan Desember yang mencapai 1,5 persen. Tapi di Januari meningkat 2,05 persen. Cukup mengkhawatirkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkap Pemkab Sleman telah mendorong para pengelola rumah sakit agar menambah kapasitas penanganan pasien COVID-19. Terutama untuk ruang ICU.
"Yang susah itu mencari ICU. Karena harus satu kamar untuk memisah yang khusus COVID-19 kan harus ada tekanan negatif, tertutup rapat tidak terhubung dengan ICU yang lain karena pasien non COVID-19 kan juga butuh ICU, seperti pasien stroke atau jantung," urainya.
Target penambahan ruang isolasi dari Kementerian Kesehatan, menurut Joko, adalah 40 persen dari seluruh kapasitas. Di mana 5 persennya untuk kategori critical. Saat ini baru 6 RS di Sleman yang memiliki ruang ICU khusus COVID-19.
"Dari total 25 rumah sakit rujukan di Sleman, baru 6 di antaranya yang dilengkapi fasilitas ICU khusus pasien COVID-19. Meliputi, RSUP dr Sardjito, RSUD Sleman, Hermina, JIH, RSA UGM, dan PKU Muhammadiyah Gamping," ungkapnya.
Dari keenam rumah sakit tersebut, total ada 47 fasilitas ICU khusus pasien COVID-19 yang mana 40 di antaranya kepunyaan RSUP dr Sardjito. Jumlah ini, menurut Joko sudah bertambah dari sebelumnya yang hanya 32 saja secara kumulatif.
"Sardjito itu juga sudah menambah, dari 25 (tempat tidur critical) jadi 40. Cuma pasiennya dari berbagai kabupaten/kota. Kecuali Sardjito, saat ini ICU khusus COVID-19 sudah penuh semua," pungkasnya.
SUMBER
MUKE GILE BRAY
0
457
Kutip
9
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya