Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dharma8888Avatar border
TS
dharma8888
Abu Janda, Fenomena Influencer Banyak Aksi Kurang Referensi


JAKARTA - Anggota DPR yang juga pegiat media sosial, Dedi Mulyadi menyebut bahwa fenomena Abu Janda adalah salah satu masalah intelektualitas influencer. Dedi menilai, Abu Janda termasuk pesohor yang banyak aksi, tapi minim referensi.

Abu Janda adalah problem minimnya gagasan kaum influencer. Banyak aksi kurang isi. Banyak aksi kurang referensi," kata Dedi dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/1/2020).

Lebih jauh Dedi menjelaskan, Abu Janda selalu muncul dengan pakaian tradisional Jawa. Namun cara bicara dan tindak tanduknya tidak mewakili budaya Jawa.


"Saya malah bertanya, sebenarnya dia ini mewakili siapa? Kalau mewakili kaum tradisi, tradisi mana yang dia kembangkan? Kalau mewakili kaum nahdliyin, dia nyantri di mana dan kitab apa yang dia sukai? Balau bicara tentang pluralisme, nasionalisme maka dilarang untuk bersikap rasialisme," kata Dedi.


Ia mengatakan, negeri ini membutuhkan orang-orang yang memiliki karya nyata dan sikap keteladanan yang memadai. Hanya dengan kedua sifat itulah, kata Dedi, masyarakat bisa membangun Indonesia yang majemuk ini secara baik.


Menurutnya, berbagai tindakan yang membuka ruang perdebatan tanpa dasar hanya akan melahirkan konflik yang tak berkesudahan. "Saatnya menata negeri ini dengan baik. Demokrasi harus diisi oleh orang-orang cerdas," katanya.

Baca juga: Kembali Laporkan Abu Janda, KNPI Yakin Polri Ambil Tindakan Tegas

Dedi mengatakan, demokrasi hanya akan diisi oleh orang-orang cerdas dan objektif, tanpa membabi-buta berbicara kepada sebuah kelompok pemikiran yang berbeda. "Kalau kaum pluralis membabi buta pada kelompok yang dianggap berbeda, apa bedanya dengan kaum fundamentalis?," kata Dedi.

Menurutnya, kerangka berpikir tentang kebangsaan hanya akan diisi jiwa kebangsaan. Sebaliknya, ketika berbicara tentang kebangsaan atau nasionalisme, kalau jiwanya hanya diisi jiwa kelompok atau isme, Dedi menilai itu tidak ada artinya.


sumur



Tong kosong memang nyaring bunyinya
sayangnya buzzeRp sekarang rata-rata begitu
gesermeja
Crotaftermeting
imaginaerum
imaginaerum dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.8K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.