Buta Warna dan Miskonsepsinya dalam Masyarakat

Beranda

...

The Lounge
Buta Warna dan Miskonsepsinya dalam Masyarakat

pendaurulang

27-01-2021 06:08

Buta Warna dan Miskonsepsinya dalam Masyarakat

Color Vision Deficiency- Buta warna merupakan kelainan genetik yang penderitanya konon memiliki gangguan penglihatan terhadap spektrum warna tertentu. Gangguan penglihatan tersebut bukan berarti tidak dapat membedakan warna, tetapi pada kondisi tertentu warna itu menjadi bias ketika dipadukan dengan banyak warna lain, maupun bila dilihat pada jarak dan pencahayaan yang tertentu. Bagi kebanyakan masyarakat indonesia dengan penglihatan normal, buta warna dianggap sebagai kecacatan yang memalukan. Mungkin ada yang beranggapan bahwa orang buta warna melihat uban tidak berwarna putih tapi kuning, daun tidak hijau tapi merah, langit tidak biru tapi hitam. Kekeliruan cara memperlakukan penderita buta warna sepertinya cukup menggangu bagi penderita buta warna itu sendiri. "Buta warna" merupakan berkurangnya kualitas penglihatan terhadap warna tertentu. Istilah buta terlalu memojokkan, seolah-olah buta diartikan sebagai sama sekali tidak dapat melihat warna. Alangkah lebih bijak jika istilah buta diganti dengan lemah penglihatan.

nah sebelum menuju ke persoalan buta warna di kalangan masyarakat yang biasanya mungkin agan temuin kita bahas dulu apa sih sebenarnya buta warna itu? , yuk mari gan....

Spoiler for Buta Warna:

Buta warna (Color Vision Deficiency, atau CVD) memengaruhi sekitar 1 dari 12 pria (8%) dan 1 dari 200 wanita di dunia. Laporan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2007 menyebutkan bahwa prevalensi buta warna di Indonesia adalah 7,4%, dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (24,3%). prevalensi terendah di Sumatera Utara (1,54%). Penelitian yang dilakukan oleh Emerson (2010) terkait buta warna di SMA menyatakan bahwa rata-rata penderita buta warna adalah siswa laki-laki yang ditunjukkan dengan persentase 5,17% atau 65 siswa dari 1.258 siswa yang diteliti. Ada berbagai penyebab buta warna. Untuk sebagian besar orang penyandang buata warna, dikarenakan kondisi genetik dan telah diwarisi dari orang tua mereka, meskipun beberapa orang menjadi buta warna akibat penyakit lain seperti diabetes dan multiple sclerosis atau mereka memperoleh kondisi tersebut dari waktu ke waktu karena proses penuaan, pengobatan dll. Bentuk paling umum dari buta warna yang sering terjadi adalah buta warna merah / hijau. Meskipun buta warna merah / hijau terjadi paling umum, ada berbagai jenis dan tingkat keparahannya. Menjadi 'buta warna merah / hijau' tidak berarti orang yang mengidapnya tidak mengenali warna merah dan hijau, seseorang dengan buta warna merah / hijau mungkin akan bingung dengan biru dan ungu karena mereka tidak dapat 'melihat' elemen merah dari warna ungu.

Buta warna terjadi karena masalah pigmen di mata. Ada sel di retina (di belakang mata) yang bereaksi terhadap cahaya yang disebut Kerucut dan Batang. Kerucut mengandung pigmen (disebut fotopigmen) yang bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketika semua kerucut memiliki semua pigmen yang benar, penglihatan baik-baik saja, tetapi dengan satu pigmen yang salah, seseorang mungkin tidak dapat melihat warna tertentu dengan benar. Jika tidak ada pigmen sama sekali di kerucut, ini dikenal sebagai Achromatopsia, yang berarti warna sama sekali tidak dapat dilihat, tetapi ini adalah kondisi yang jarang terjadi. Jadi jika fotopigmen hijau tidak berfungsi dengan baik, orang tersebut mungkin buta warna merah / hijau, yang berarti mereka mungkin kesulitan membedakan antara berbagai corak merah, coklat, hijau, dan oranye.

Jenis Jenis Buta Warna

Spoiler for Jenis Jenis Buta Warna:

Buta Warna Parsial

Spoiler for Buta Warna Parsial:

Buta warna parsial merupakan buta warna yang menyebabkan penderita tidak dapat melihat beberapa perbedaan warna yang disebabkan kerusakan maupun anomali pada sel kerucut pada retina. Pada beberapa kasus, buta warna parsial dibagi menjadi dua yaitu buta warna merah-hijau dan biru-kuning, namun kedua jenis buta warna ini sebenarnya memiliki beragam kasus yang berbeda. kelaianan pada sel kerucut mata manusia secara umum dapat dibagi menjadi 2, yaitu kondisi sel kerucut mengalami anomali dan kondisi tidak adanya salah satu sel kerucut. Kemudian kedua kondisi ini dapat dibagi lagi menjadi 3 berdasarkan jenis sel kerucut yang bermasalah. Protanomaly dan protanopia untuk keadaan sel kerucut reseptor gelombang panjang yang bermasalah. Hal ini menyebabpkan identifikasi pada mayoritas warna merah bermasalah. Deuteranomaly dan Deuteranopia untuk keadaan sel kerucut reseptor gelombang menengah yang bermasalah. Hal ini menyebabpkan identifikasi pada mayoritas warna hijau bermasalah, dan yang terakhir, Tritanomaly dan Tritanopia untuk keadaan sel kerucut reseptor gelombang pendek yang bermasalah. Hal ini menyebabpkan identifikasi pada mayoritas warna biru bermasalah.

Buta Warna Total

Spoiler for Buta Warna Total:

Buta warna total didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat warna. Buta warna total juga dapat disebut Monokromasi. Dalam kondisi ini penderita hanya memiliki satu saluran untuk menyampaikan informasi tentang warna. Monokromasi memiliki ketidakmampuan lengkap untuk membedakan warna apa pun dan hanya dapat membedakan variasi kecerahan.

nah dari pembahasan diatas, agan/sista mungkin sudah faham apa sih sebenarnya yang disebut buta warna , dan apa sih penyebabnya. nah di indonesia sendiri sering sekali terjadi kesalahpahaman soal ini, dari orang salah sebut warna "biru" dan "hijau" dianggap "buta warna", padahal emang literasinya aja yang bermasalah soal warna.

Diskriminasi terhadap penderita buta warna di indonesia sangat sering dirasakan oleh penderitanya, tertutama akses untuk memperoleh pekerjaan. Pesyaratan tidak buta warna sangat saklek, tanpa kompromi, dan diharamkan. Berbagai pengalaman buruk dirasakan oleh oleh penderita buta warna saat mengikuti test masuk ASN tertentu. Padahal beberapa pekerjaan yang seharusnya tanpa persyaratan buta warnapun dibubuhi persyaratan tersebut, hal ini terkesan persyaratan "tidak buta warna" sudah menjadi "template" bagi seluruh pembuat lowongan pekerjaan. Terlebih seharusnya persyaratan buta warna ini dapat dirincikan jenis buta warna yang diderita, tak jarang pemahaman kasar "buta warna" adalah hanya bisa melihat "hitam-putih" banyak ditemui dalam masyarakat, sehingga penyandang buta warna parsial yang seharusnya masih dapat diberi kompromi langsu tereliminasi dalam seleksi. Sangat miris, saat negara lain sangat masiv untuk mengkampanyekan peduli disabilitas, di Indonesia malah terjadi pengkucilan kelompok disabilitas ini.

Sejauh ini, sepengetahuan ane, belum ada wadah organisasi/lembaga di Indonesia yang dapat mengakomodasi kepentingan bagi penderita buta warna. Penderita buta warna sering tidak dianggap sebagai individu dengan disabilitas, mereka ibarat manusia normal namun asing, normal dalam perlakukan, asing dalam persaingan.

Perlunya peningkatan pemahaman mengenai buta warna di Indonesia masih sangat dibutuhkan, untuk meminimalisir terjadinya diskriminasi yang bahkan secara tidak dilakukan masyarakat sendiri. berbagai penelitian juga telah banyak dilakukan untuk mempermudah penyandang buta warna, seperti kacamata dan softlens khusus penderita buta warna, hingga mekanisme warna pada perangkat digital yang dapat menyesuaikan dengan penglihatan penyandang butawarna.

Nah menurut agan/sista gimana menyoal buta warna di indonesia?, atau mungkin ada referensi di daerah agan/sista?..

Nah disini ane juga ada sebuah penelitian mengenai koreksi warna pada citra(gambar) digital untuk penyandang buta warna parsial mungkin agan/sista yang merupakan penyandang buta warna parsial bisa membantu mengisi kuisioner dibawah ini yang berisi beberapa gambar untuk dikenali [url]https://forms.gle/SMTwcDqDJeEge9Y79 [/url]

Terimakasih sudah sempet baca thread ini dan terlebih yang sudah ngisi kuisioner hehehe...