perlakukan mereka seperti apa yang kita inginkan dari orang lain lakukan pada kita

Beranda

...

The Lounge
perlakukan mereka seperti apa yang kita inginkan dari orang lain lakukan pada kita

rahmata.p

05-09-2019 23:10

perlakukan mereka seperti apa yang kita inginkan dari orang lain lakukan pada kita

Spoiler for intro:

terimakasih banyak udah nyangkut di thread ini gan sis, kali ini ane pengen membahas kentang... eh tentang rasisme, yang sampai saat ini masih saja menjadi salah satu isu yang hangat untuk di perbincangkan. okey tanpa banyak nasi basi lagi, eh basa - basi. langsung aja menuju ke TKP.........

Spoiler for TKP:

menutup hidung, hal yang responsive kita lakukan saat indra penciuman kita mencium aroma yang tidak sedap. hal tersebut sudah sangat lazim terjadi. misalkan saat kita mencium aroma bangkai tikus, sampah, limbah dan lain sebagainya.

aroma tidak sedap sangat identik dengan hal-hal yang di buang oleh manusia, hal tersbut dikarenakan kita memang tidak senang dengan aroma yang busuk.
nah ane pengen bercerita sedikit tentang masalah perbauan ini nih, jadi pada suatu sore ane sedang nongkrong di sebuah warung kopi di kota Yogyakarta, nah di warung kopi tersebut ane duduk di kursi pojok dekat pintu masuk. pada waktu itu ane bertiga dengan teman ane, pokoknya suasana warkop pada sore itu cukup ramai dah.

selang beberapa waktu kemudian, datang dua orang mahasiswa berkulit gelap dengan rambut ikal, mereka menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki. mereka berdua memasuki warung kopi yang kami tempati buat nongkrong tuh, nah kebetulan ada meja kosong yang tersedia pas berseblahan dengan meja yang kami tempati. jadi posisinya meja kami berada di dekat pintu, tepatnya pojok sebelah kanan. nah di tengah ada meja kosong, dan di sebelah pojok kiri ada satu meja lagi yang di sudah sejak tadi di tempati oleh 5 orang anak muda yang sedang asik bermain game online sambil tertawa bersama.

setelah kedua orang yang baru saja tiba itu selesai minuman dan kembali kemeja nya, ane menyaksikan pemandangan yang kurang enak. 3 diantara 5 orang yang sedang main game online tadi tiba - tiba menutup hidung mereka, sambil melirik - lirik kedua orang berkulit gelap yang baru saja duduk di sebelah meja mereka.

awalnya dua orang berkulit gelap itu tidak begitu sadar akan kejadian itu, mereka berdua mengobrol, suara mereka terdengar cukup keras daripada pengunjung di meja lainnya. menurut ane tuh biasa aja, tapi yang menjadikannya gak biasa, ane melihat salah seorang dari 5 orang yang lagi asyik bermain game dengan hp tadi tiba - tiba menutup telinga. tak lama kemudian ia berbisik - bisik kepada teman di sebelahnya, entah apa yang ia bisikkan, namun raut wajahnya terlihat tidak mengenakkan.

tidak lama kemudian mereka berlima meninggalkan meja tempat mereka sejak tadi asyik bermain game, salah satu diantara mereka ada yang mendengus kesal lalu berkata " ayo pindah aja dari sini, baunya busuk sekali kayak kucing mati"

mendengar perkataan tersebut, dua orang berkulit gelap tadi tiba - tiba berhenti mengobrol, kemudian menghadap ke kumpulan 5 orang anak yang ingin bergegas pindah dari meja di sebelah mereka. ente tau ga apa yang terjadi gan, tiba - tiba kedua orang berkulit gelap itu langsung lebih dulu angkat kaki daripada gerombolan 5 orang gamers itu. padahal minuman yang mereka berdua pesan belum tiba.

dan ketika kedua orang itu pergi, kelima anak tadi menggunjing kemudian tidak jadi beranjak dari tempat mereka semula. ane inget gini bunyi percakapannya
"bro , gila banget, lo tadi nyium ga baunya tu orang. bau sangit banget" kata cowo berambut cepak berkulit putih itu.
"weh bener banget men, sejam lagi dia duduk di sebelah kita, bulu idung gue bisa rontok" sahut temannya yang menggunakan baju kuning.
"yah begitulah anak - anak papua, mereka mungkin ga pernah mandi kali ya?' sahut anak yang satunya lagi kemudian tertawa terbahak - bahak.

melihat kejadian itu ane merasa aneh aja gan, kenapa yah masih aja stigma buruk tentang anak timur itu melekat hingga ke ranah ruang publik seperti warung kopi.

Spoiler for TKP:

tertawa

tertawa memang sangat baik buat kesehatan gan, kalo kata warkop DKI, "tertawalah sebelum tertawa itu di larang"
tapi ente pernah merasakan ga, gimana canggungnya ketika di ketawain teman ente, pasti canggung banget kan, misalkan ente habis melakukan sesuatu yang memalukan di mata temen - temen ente, pastilah mereka tertawa terbahak - bahak. ente pasti rasanya gak enak kan, memang ente mungkin ada yang ikut tertawa, namun di dalem hati tetep aja masih sesek.
kejadian itu sering kali terjadi di sekitar ente pastinya, bahkan mungkin menimpa diri ente sendiri. namun ente pernah ga, ngerasain di ketawain sama orang yang ga ente kenal, ya mungkin pernah karena ente melakukan hal yang memalukan di depan mereka. hingga wajae saja mereka menertawakan ente, sekalipun ada yang tidak terang - terangan tertawa di depan ente. simbiosis tersebut terjadi karena di sebabkan ente berbuat sesuatu yang tidak wajar, dan itu sangat biasa aja serta lumrah terjadi.

lantas bagaimana perasaan ente ketika ente tidak berbuat sesuatu yang memalukan, melucu, atau bercanda di depan orang. namun ente di tertawakan. pasti rasanya ga enak banget. sama seperti poin yang pengen ane terangkan ini, ane pernah menyaksikan lagi -lagi menimpa teman - teman kita yang berasal dari timur, namun waktu itu merupakan temen tongkrongan ane sendiri gan. jadi waktu itu kita berdua lagi jalan cari makan di warung prasmanan. sebelum sampai ke tempat tujuan, kami memutuskan untuk singgah ke counter pulsa, ya kita ingin membeli baju baru. jelas aja kita pengen beli pulsa gan

nah pas waktu kita beli pulsa itu, tidak lama kemudian ada pengunjung lain yang datang ke tempat tersebut. mereka anak gadis, dua orang juga. setibanya di tempat tersebut mereka kan berdiri di sebelah kita nih, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba - tiba mereka tertawa terbahak - bahak sambil melihat temen ane. namun mereka melihat kearah bawah. memang pada waktu itu temen ane tidak memakai alas kaki. namun hal itu udah biasa dilakukannya, jadi ane biasa aja sih. yang jadi pertanyaan ane kenapa tuh dua orang cewe ngetawain temen ane, seperti ga pernah liat orang bertelanjang kaki aja.

mereka memang tidak begitu lama mengetawai kami, namun tetap saja sepulang dari tempat itu temen ane raut wajahnya jadi berubah, yang sebelumnya riang gembira menjadi kecut tiba - tiba. ane coba memahami perasaan temen ane, namun ane juga takut kalo dia sampai tersinggung kalo ane bahas kejadian yang barusan kita alami. ane merasa kasian aja sama temen ane gan, padahal kan sah - sah aja tuh dia mau penampilan gimana. tapi tetep aja ada orang - orang aneh yang menertawakan.

judgement

nah, untuk kasus yang satu ini, mungkin seringkali terjadi di sekitar kita, bahkan ente sendiri yang melakukannya. kita terkadang mengecap seseorang berdasarkan apa yang kita lihat atau pengalaman yang pernah kita alami dalam dunia kehidupan.

di lingkungan ane, bisa di kategorikan dalam lingkungan pendidikan. ane kebetulan nyangkut di kota yogyakarta, yang mana telah kita ketahui telah di cap sebagai kota pendidikan di Indonesia. nah di kota Yogyakarta ini sesuai dengan observasi ane dilapangan, memang banyak mahasiswa papua yang datang untuk mengenyam ilmu pengetahuan di kota wisata ini.

namun berdasarkan pengalaman ane sendiri, tepatnya pada tahun 2015 tuh sempat terjadi pengepungan di asrama papua oleh ormas - ormas yang tidak perlu ane sebutkan namanya. mereka dituduh akan melakukan gerakan separatis.padahal kenyataannya mereka semua berkumpul di asrama papua tersebut hanya untuk melakukan diskusi , bertukar argumen dan pikiran mereka. entah mengapa langsung saja di kepung dan di cap seperti itu. alhasil diskusi tersebut tidak jadi dilaksanakan. karena mereka di desak untuk tidak melanjutkan kegiatan mereka.

mereka dikatakan suka meminum minuman keras ketika sedang berkumpul - kumpul, sesuai pengalaman ane sih, memang mereka suka menenggak minuman keras, kata salah satu temen ane yang kebetulan mahasiswa papua pernah bilang ke ane " kita memang sering minum di kampung sana, bahkan sejak kami masih SMA dan itu di tempat kami, kami anggap biasa - biasa saja" menurut ane itu sah - sah aja selama mereka tidak merugikan orang lain.

toh juga ane tidak pernah mendapati temen - temen ane yang berasal dari timur ikut diskusi dalam keadaan mabok, atau pengaruh minuman beralkohol. mereka juga mengerti norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku di masyarakat tempat mereka bermukim.

namun tetap saja stigma buruk masih melekat kuat kepada mereka, ane bahkan pernah bertanya kepada temen ane " kenapa sih kalian lebih suka berkumpul dengan teman - teman sesama kalian aja yang dari timur?" ane bertanya seperti itu, karena di lingkungan ane, temen ane tuh memang selalu hanya berkumpul dengan teman - teman yang berasal dari timur aja. namun temen ane menjawab dengan jawaban yang rasanya seperti tonjokan Khabib Nurmgenov di muka ane, dia bilang " ya kita suka kumpul sama teman - teman timur saja, karena kalo kumpul sama teman - teman dari daerah lain kadang ada yang suka olok - olok kami begitu, jadi kita merasa tidak enak hati" mendengar pernyataan itu ane langsung tersentuh gan, ternyata mereka memilih untuk ekslusiv karena bukan tidak mau berkenalan atau berteman dengan yang lainnya, mereka hanya merasa malu karena mereka sering kali di olok - olok.

Spoiler for penutup:

itulah sedikit banyak yang bisa ane share ke temen - temen sekalian, menurut ane kejadian tersebut sangat memprihatinkan, karena kita seharusnya memanusiakan manusia tanpa memandang dari suku, agama, ras, dan budayanya. kita seharusnya memperlakukan saudara - saudara kita seperti apa yang kita ingin di lakukan orang lain terhadap kita.

sekian dulu dari ane gan, semoga bermanfaat. jangan lupa tinggalin jejak kaskus ye gan. bolehlah komeng, atau ngasih yang ijo - ijo juga tuh buat yang udah ISO.

oia satu lagi, terimakasih banyak juga buat mimin dan momod yang selalu setia menemani kaskuser berkarya. keep ngaskus gan

Spoiler for sumur:

pict : google image
isi berdasarkan pengalaman TS sendiri aja sih, ( keep original)

Diubah oleh rahmata.p 05-09-2019 23:13

485

Kutip

Balasan