erina79purba
TS
erina79purba
Copet di Bus Andalan Jurusan Pasar Senen-Kalideres

Sumber gambar Dokri


Copet di Bus Andalan Jurusan Pasar Senen-Kalideres

Diary

Ada yang ingin kuceritakan padamu

Aku punya feeling yang kuat untuk masa depan. Atau biasa disebut kata hati. Setiap manusia memiliki kata hati. Coba perhatikan jika kita ingin berbuat sesuatu. Dia akan berkata dengan baik-baik. Tapi kata hati itu hanya bisa di dengar sepintas dan tidak berapa lama. Tapi sangat mujarab.

Masa depan kita tidak ada yang tahu. Tapi feeling itu dominan. Selalu muncul di saat kita sedang di ujung tanduk atau mendapatkan musibah.

Diary banyak hal yang sering aku alami, berbuah manis bila mendengar kata hati.

Kisah ini sudah lama sepuluh tahun yang lalu. Ketika itu aku melihat foto wisuda sepupu di dinding kamar. Ketika itu aku masih bekerja sebagai buruh. Dengan hati masgul. "Kapan aku punya foto wisuda?"
Itu sekitar tahun 2002. Ternyata terjawab tahun 2009. Aku punya foto wisuda yang bisa dibanggakan hasil keringat sendiri. Maaf bukan sombong ya diary. Hanya bersyukur, segala sesuatu yang tidak mungkin tiada yang mustahil bagi-Nya. Asal kita berusaha dan berdoa.

Diary

Aku ceritakan juga kisah mendengar kata hati ketika aku dan teman-teman kena copet di Bus Andalan jurusan Senen- Kalideres. Ceritanya begini. Kala itu ketika habis banjir bandang Jakarta. Bus way yang kami tumpangi seperti biasa tidak bisa melawati pasar Cengkareng dikarenakan masih digunakan tempat mengungsi. Banjir bandang Jakarta sekitar tahun 2008.
Aku bersama dengan teman-teman, 4 orang. Tiga cewek satu cowok.

Pulang dari kampus kami menuju halte busway Pasar Rebo turun lagi di Kampung Melayu, kemudian transit lagi di Pasar Senen. Ternyata apa yang terjadi. Jurusan ke Kalideres tidak bisa lewat. Akhirnya kami turun di Pasar Senen. Sehingga membuat kami akhirnya mampir ke pasar loak. Heni membeli payung, Novi membeli tas Alkitab, dan saya membeli baju kemeja. Semuanya murah, maklumlah pakaian bekas. Sangking senangnya mendapatkan baju dengan harga termurah, kami tertawa sepanjang jalan. Masih gadis tidak ada beban.

Berhubung busway jurusan Kalideres tidak ada. Kami mencari bus Andalan jurusan Pasar Senen-Kalideres. Bus Andalan ini kelas ekonomi tanpa AC hanya AC alam, jendela terbuka lebar-lebar. Aku memilih duduk di belakang sopir bersama Heni. Novi di dekat pintu masuk karena dia belakangan turun. Safrin duduk di belakang karena merasa cowok. Jadi memilih duduk di belakang. Kami masih melanjutkan canda tawa, yang ternyata mengundang lirikan copet. Dia kira kami punya banyak uang padahal kan pulang dari kampus. Isi tas hanya buku dan kisi-kisi ujian tengah semester.

Selama perjalanan kami tertidur, sehingga sampai di tujuan Pasar Cengkareng. Di sinilah sang copet beraksi. Ketika mau turun, aku dipepet dari belakang. Di depanku Heni juga berhenti karena didepannya susah turun, diam tidak mau bergerak. Padahal sopir sudah menghentikan bus. Tas aku selempang di sebelah kiri. Copet mendorongku hingga aku juga mendorong Heni.

Aku melihat mata sopir tertuju kepadaku lewat kaca spion. Ada perasaan tidak enak. Kata hatiku ada bahaya, tapi tidak tahu apa. Ternyata si copet beraksi, dia mulai merogoh tasku. Handphone untung di dalam tas kamera dan memakai tali panjang. Sehingga ketika dia merogoh tas tak menemukannya karena di dalam tas kamera kecil. Talinya tersangkut juga di buku. Cuma yang rawan tuh dompet, sebelah luar, karena posisi tas terbalik kancing di belakang. Akhirnya copet leluasa. Tiba-tiba aku menengok ke belakang. Langsung saja darah Batak mengalir.

Mau tahu diary apa yang kukatakan.
"Apa lo rogoh-rogoh tas gua, kurang ajar Lo," sambil aku tarik tasku, kudekap erat-erat, dan berusaha turun secepatnya. Tapi jantungku sudah berdisko ria. Marah dan takut, menjadi satu, lemas. Heni juga korban, tasnya kena sayat , kembalian uang pembelian payung lenyap berikut dengan kisi-kisi ujian.

Sampai di rumah masih saja terbayang. Aku masih geram dan gemetar. Aku ceritakan semua kejadian itu sama Abang tengah. "Untung tidak ditusuk kamu Dek. Lain kali hati-hati ya."

Membayangkan itu memang ngeri deh, bila kecopetan di bus. Semenjak itu saya sangat hati-hati naik bus. Tas selalu di depan, ongkos disiapkan dikantong tas biar mudah tidak buka-buka dompet lagi. Mendengar kata hati memang membuat aku selamat dari copet.

Sekian dulu diary, lain kali kita lanjutkan ya, masih ada cerita yang lain.


Bekasi, 24012021

Belajar Bersama Bisa
Diubah oleh erina79purba 24-01-2021 17:29
wanitatangguh93indrag057tien212700
tien212700 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
2.4K
50
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.5KThread26.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.