Nama Kapal "Titanic" nampaknya tidak asing di telinga orang-orang di seluruh dunia. Sebuah Kapal Pesiar terbesar kala itu yang "kata si arsiteknya" tidak dapat ditenggelamkan, bahkan oleh Kuasa Tuhan sekalipun.
Hadehhh...lu sih...sombong amat jadi orang. Sampe bawa-bawa Tuhan segala lagi? Tenggelam dah tuh Kapal…
Nah, tahukah kalian bahwa ada 1 insiden kecelakaan di dunia pelayaran yang dampaknya tidak kalah masif dengan kejadian Titanic? Penasaran seperti apa? Langsung aja…
Kapal RMS Tayleur adalah sebuah kapal pesiar milik perusahaan pelayaran White Star Line. Kapal ini merupakan rancangan William Rennie dan dibangun di tempat pengecoran milik Charles Tayleur di kota Warrington, Inggris. Sebelum digunakan oleh White Star Line untuk tujuan komersil, kapal tersebut dimiliki oleh perusahaan Charles Moore & Company. Kapal ini memiliki panjang 230 kaki (70 meter) dengan tiang penyangga sepanjang 40 kaki (12 meter), bobot kapal yang mencapai 1.750 ton dan memiliki kedalaman 28 kaki (8,5 meter) yang terdiri dari 3 buah dek. Kapal ini memiliki kapasitas sekitar 650 orang penumpang dan dapat menampung muatan maksimal 4.000 ton. Sedikit fun fact, White Star Line ini adalah perusahaan pelayaran yang juga memiliki kapal Titanic.
Oke, itu tadi sekilas penjelasan detail tentang ciri fisik kapal RMS Tayleur. Sekarang, kita bahas soal peristiwa tenggelamnya kapal tersebut.
Pada tanggal 19 Januari 1854, Kapal RMS Tayleur melakukan pelayaran dari Liverpool, Inggris menuju Australia. Pada saat itu, kapal tersebut memuat 652 orang penumpang, dengan 71 orang diantaranya adalah kru kapal. Pelayaran tersebut dinakhodai oleh Kapten John Noble, 29 tahun.
Singkat cerita, perjalanan pun dimulai. Pada awalnya, semuanya berjalan dengan lancar. Namun semua berubah saat kompas kapal tersebut rusak. Kapten Noble terus berlayar ke arah (yang menurutnya) Selatan. Tetapi, Kapten Noble malah berlayar ke arah sebaliknya, yakni ke Utara.
2 hari kemudian, pada tanggal 21 Januari 1854, Kapal RMS Tayleur terperangkap di dalam kabut. Hal tersebut membuat jarak pandang kapal menjadi berkurang. Para kru kapal mulai mengatur layar dan kemudi kapal, sayangnya kesalahan desain menjadi penyebab sulitnya kapal tersebut untuk bermanuver. Kemudinya kekecilan dan tali pengatur layarnya tidak terbentang dengan sempurna. Akibatnya, kapal pun sulit untuk dikendalikan dan layarnya sulit untuk diatur.
Di tengah situasi yang mulai menegangkan itu, tiba-tiba...di depan kapal, ada sebuah batu karang yang menghalangi jalan kapal. BOOM!!! Kapal pun menabrak batu karang tersebut dan perlahan mulai tenggelam. Kejadian itu terjadi saat mereka berada dekat dengan Pulau Lambay, tepatnya 5 mil dari Teluk Dublin, Irlandia.
Proses evakuasi para penumpang pun segera dilakukan. Para kru kapal berusaha untuk menurunkan sekoci penyelamat. Namun, karena posisi kapal berada di medan yang sulit (posisi kapal dikelilingi oleh batu karang. Terus, abis nabrak karang, kapal cuma bisa stuck di sana, soalnya kalo kapal tersebut dimajuin dikit, kapal bakalan tenggelam dalam waktu dekat. Selain itu, maksudnya kapal tersebut gak dimajuin lagi, biar ada waktu lebih bagi para kru kapal untuk melakukan evakuasi), proses evakuasi penumpang pun sedikit terhambat.
Di tengah proses evakuasi penumpang, hal yang paling buruk pun terjadi. Badai dan ombak besar pun muncul dan menyapu kapal tersebut sampai karam. Dari sekitar 650-an penumpang kapal, cuma 280 orang saja yang selamat. Seluruh survivor pun terus berjuang melewati badai dan ombak besar agar bisa selamat.
Seperti kata Mas Ari Lasso :
Quote:
"Badai...pasti berlalu…"
Badai pun berlalu dan para survivor berhasil bertahan hidup dari terjangan badai dan ombak tersebut. Perjuangan mereka terbayar setelah mereka berhasil melihat daratan di depan mata. Daratan tersebut tak lain tak bukan adalah Pulau Lambay. Salah seorang survivor pun mengirimkan sinyal bantuan kepada para penjaga pantai. Bak gayung bersambut, sinyal mereka diterima dengan baik oleh para penjaga pantai. Akhirnya, mereka pun dibawa ke daratan. BTW, diantara para survivor, Kapten John Noble juga selamat dari kecelakaan tersebut.
Setelah itu, pencarian kerangka kapal dan para mayat penumpang yang masih berada di kedalaman laut pun dilakukan. Ada satu kisah ajaib pada saat proses pencarian berlangsung. Para anggota tim penyelamat berhasil menemukan salah satu penumpang selamat terakhir bernama William Vivers. Para petugas menemukan William terombang-ambing di laut selama 14 jam setelah kapal RMS Tayleur karam. Ia berpegangan pada tiang penyangga layar kapal yang mengapung di permukaan kapal. Atas jasanya dalam melakukan penyelamatan pada William, George Finlay, pemimpin tim penyelamat kala itu, dianugerahi medali perak kehormatan oleh pemerintah
Pasca kejadian tersebut, para awak media menyalahkan para kru kapal yang dinilai "ceroboh". Sementara dari petugas koroner, mereka lebih menyalahkan Kapten Noble karena kecerobohannya yang mengabaikan kompas kapal yang rusak. Tadi, Ane udah nyebutin secara tersirat mengenai penyebab utama dari karamnya Kapal RMS Tayleur, mulai dari kesalahan konstruksi kapal (kemudi kapal yang kekecilan, menyebabkan kapal sulit untuk dikendalikan maupun bermanuver), kesalahan teknis pada bagian kapal, khususnya layar kapal (tali pengatur kapal yang tidak terbentang secara sempurna) sampai faktor cuaca (cuaca yang berkabut, badai dan ombak besar). Menurut hasil investigasi, ada penyebab tambahan dari insiden tersebut :
Rantai jangkar diketahui sudah rusak sebelum pelayaran dimulai pada 19 Januari 1854
Jumlah kru kapal yang dinilai masih terlalu sedikit alias kurang banyak
Tidak adanya petugas pemantau lalu lintas laut di kapal
Safety dari kapal tersebut masih terbilang belum memenuhi standar
Di masa kini, kejadian karamnya RMS Tayleur sering dibandingkan dengan kejadian karamnya Titanic. Berikut beberapa perbandingannya :
Reruntuhan kapal RMS Tayleur ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1959 oleh kelompok penyelam asal Irlandia. Temuan reruntuhan Kapal tersebut langsung diserahkan kepada pihak berwenang dan ditampilkan di museum.
Hasil temuan reruntuhan Kapal RMS Tayleur
Reruntuhan tersebut ditemukan di kedalaman 17 meter pada jarak 30 meter dari wilayah tenggara Pulau Lambay. Oh ya, buat yang penasaran dan pengen nyari lokasinya, coba masukin koordinat ini di Google Maps :
53°28′54″N 06°01′12″W
Dan ini hasilnya...
Oke, itu tadi sekilas tentang peristiwa tenggelamnya Kapal RMS Tayleur. Kalau kalian punya pendapat, kritik dan saran, silahkan tulis di kolom komentar. Traktir Ane dengan segelas cendol kalo kalian suka dengan postingan ini, atau timpuk Ane pake batu bata kalau kalian menganggap postingan ini kurang menarik.
Thanks for coming and see you on the next post.