Banjir menjadi salah satu bencana alam yang masih terus membayangi masyarakat Indonesia. Apalagi para warga yang tinggal di ibukota Jakarta, rasanya sudah menjadi langganan yang harus dinikmati setiap tahunnya. Banjir bukan tidak menjadi prioritas perhatian pemerintah, beragam solusi sudah ditawarkan dan dikerjakan namun banjir tetap masih terjadi.

Banyak faktor yang membuat banjir tak kunjung reda, salah satunya belum ada kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah sembarangan. Jika, budaya ini masih terus berlanjut maka selama itu pula banjir akan terus menjadi masalah setiap tahunnya.



Kerugian akibat bencana banjir tidak hanya dari sisi materi saja namun juga immateri. Berapa banyak rumah yang hancur karena diterjang banjir, berapa korban yang meninggal karena terseret derasnya banjir. Belum lagi mereka yang selamat dari musibah tersebut harus mengungsi meninggalkan tempat tinggalnya. Di pengungsian pun mereka harus secara suka rela hidup berhimpitan dengan korban lainnya, berbagi tempat dalam satu atap. Selain itu, kesehatan pun akan menjadi masalah lainnya yang datang.



Saat musibah banjir menimpa, tentu kekuatan mental dalam jiwa harus stabil. Lebih banyak bersabar dan yakin bahwa semua itu merupakan ujian dari Tuhan. Karena bagaimanapun musibah yang terjadi tak dapat kita hindari. Suka duka ketika banjir mesti dinikmati dengan perasaan lapang dada, agar tak menjadi beban. Seperti yang dilakukan seorang waria ini, di tengah banjir yang menimpa daerahnya ia serasa tak memiliki beban apapun.



Ketika orang-orang sibuk untuk mengungsi, dirinya malah naik ke atas atap rumahnya. Sambil duduk menyamping dengan rambut panjangnya tergerai, ia nampak bahagia. Sambil menikmati banjir, di atas atap tersebut ia malah asyik keramas. Di sampingnya terlihat alat-alat mandi seperti ember kecil dan gayung. Momen itu diabadikan oleh warga yang lewat menggunakan sebuah perahu. Dengan nada sengaunya, ia nampak berbicara dengan warga tersebut. Melihat tingkah lucu sang waria, para penumpang perahu itu tertawa akan apa yang dilakukan si waria.

Ada-ada aja nih tingkah waria. Serasa lagi kayak bintang iklan shampo ya.

Sumber :

this