Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Stay Safe! Kasus Corona RI 'Menggila', Sekarang No 3 Asia...




Jakarta, CNBC Indonesia - Penambahan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Rekor-rekor baru terus tercipta, menandakan pandemi belum terkendali.

Kemarin, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona bertambah 11.557 orang menjadi 869.600 orang. Tambahan 11.577 orang pasien baru adalah rekor tertinggi sejak virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu mewabah di Ibu Pertiwi.

Sehari sebelumnya, pasien baru bertambah 11.278 orang. Ini juga rekor tertinggi sebelum terpatahkan kemarin.

Pada 12 Januari 2021, pasien baru bertambah 10.047 orang. Lagi-lagi ini adalah rekor tertinggi. Jadi dalam tiga hari beruntun, penambahan pasien baru tidak behenti mencatat rekor.

Dalam 14 hari terakhir (1-14 Januari 2021), rata-rata pasien positif corona di Tanah Air bertambah 9.029 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 7.121 orang setiap harinya.

Di level dunia, Indonesia dengan 869.600 orang pasien positif menjadi negara peringkat ke-20. Di level Asia, Indonesia menempati peringkat ketiga, hanya lebih baik dibandingkan India dan Iran.

Rakyat Indonesia Kian Terkepung Corona!





Rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) juga semakin besar. Rata-rata positivity rate selama 14 hari terakhir adalah 25,85% per hari sedangkan 14 hari sebelumnya adalah 20,43%.

Virus corona semakin mudah ditemui, artinya penyebarannya semakin cepat dan luas. Rakyat Indonesia semakin terkepung oleh virus corona.

Belum terputusnya rantai penularan bisa dilihat dari angkan reproduksi efektif (Rt). Jika Rt masih di atas 1, maka seseorang yang positif mengidap virus corona bisa menulari orang lain. Rantai penularan semakin panjang sehingga pandemi belum terputus, bahkan semakin mengkhawatirkan.

Mengutip data Bonza per 15 Januari 2021 pukul 01:02 WIB, hanya delapan dari 34 provinsi d Tanah Air yang memiliki Rt kurang dari 1. Artinya, penyebaran virus corona di 26 provinsi lainnya semakin masif.

PSBB, eh PPKM, Jadi Pilihan





Dihadapkan kepada kasus corona yang melonjak, mulai pekan ini hingga 25 Januari 2021 pemerintah memberlakukan pengetataan pembatasan sosial (social distancing) di 'sarang' corona yaitu sejumlah kota/kabupaten Jawa-Bali. Namanya bukan lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Atas nama PPKM, perkantoran diimbau untuk menerapkan sistem kerja dari rumah (work from home) kepada setidaknya 75% karyawan. Kegiatan belajar-mengajar belum boleh dilakukan tatap muka di sekolah, masih dari jarak jauh.

Kemudian restoran masih boleh menerima pengunjung yang makan-minum di lokasi, tetapi dibatasi maksimal 25% dari kapasitas. Pusat perbelanjaan hanya boleh beroperasi hingga pukul 19:00 WIB. Kemudian rumah ibadah masih bisa menampung jamaah, tetapi paling banyak 50% dari kapasitas.

Berbagai pembatasan itu diharapkan mampu menekan kontak dan interaksi antar-manusia sehingga risiko penularan bisa ditekan. Pada akhirnya, semoga tambahan pasien baru bisa ditekan dan kurva kasus melandai.

Namun, harga yang harus dibayar untuk mengendalikan pandemi sangatlah mahal. Roda ekonomi tidak akan melaju kencang, bahkan mungkin sangat lambat.

Ketika DKI Jakarta mengetatkan PSBB pada pertengah September hingga medio Oktober 2020, dampaknya sangat terasa. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) anjlok, penjualan ritel jeblok, dan Purchasing Managers' Index (PMI) rontok. Dunia usaha dan rumah tangga sangat terpukul.

"Saya memberikan pesan agar kita semua taat selama 14 hari supaya usai 14 hari kita bisa kembali lebih longgar. Kalau 14 hari tidak disiplin, maka bukan tidak mungkin PPKM akan ditambah," tegas Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.

Well, dua minggu saja sepertinya dampak yang dibawa PPKM tidak main-main. Pengelola pusat perbelanjaan dan restoran sudah wanti-wanti akan mengurangi jumlah karyawan karena pembatasan pengunjung dan jam operasional. Rasanya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) belum akan selesai, malah semakin ganas.

Oleh karena itu, kuncinya ada di kita semua. Untuk saat ini, sembari menunggu seluruh rakyat Indonesia menerima vaksin anti-virus corona, protokol kesehatan adalah jalan terbaik. Memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun merupakan upaya optimal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko tertular virus. Kalau tidak mau PPKM diperpanjang dan bisa merepotkan kita semua, jangan bandel ya...

link

Penambahan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Rekor-rekor baru terus tercipta, menandakan pandemi belum terkendali.
tien212700
seher.kena
alwie17
alwie17 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.7K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.