Quote:
Jakarta, CNBC Indonesia- Emiten sektor konstruksi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak hijau pada perdagangan Jumat ini (15/1) ready viewed di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indeks acuan pasar modal Tanah Air yang terkoreksi 0,84%.
Sempat dibuka menghijau, IHSG tiba-tiba balik arah dan terkoreksi hingga anjlok ke bawah 6.400 akibat aksi profit taking setelah IHSG melesat kencang sepekan terakhir.
Meskipun IHSG terkoreksi, emiten konstruksi tetap melesat sejak sesi I, setelah pemerintah merampungkan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi alias Sovereign Wealth Fund (SWF) yang sudah diamanatkan sebelumnya dalam Omnibus dimana diprediksikan akan tiba bulan ini.
Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyerahkan nama-nama yang akan menjadi Dewan Pengawas Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).
Nama-nama tersebut diterima langsung oleh Ketua DPR Puan Maharani yang didampingi oleh Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin dan petinggi DPR lainnya di Gedung DPR RI, Selasa (12/1/2021).
Puan menjelaskan, dalam surat Presiden tersebut, nama yang diserahkan nanti akan menjabat sebagai Dewan Pengawas dan Dewan Direktur di LPI. Adapun Dewan Pengawas terdiri dari Menteri dan unsur profesional yang diangkat oleh Presiden.
Simak gerak emiten konstruksi pada perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat, seluruh emiten konstruksi berhasil menghijau.
Kenaikan hari ini dipimpin oleh emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang berhasil naik 5,34% ke level Rp 1.775/unit.
Penguatan lain juga dibukukan juga oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang terapresiasi 5,16% ke level harga Rp 2.240.
Sedangkan emiten BUMN Konstruksi lain yakni PT PP Tbk (PTPP) juga naik 2,93% ke level Rp 2.110/unit.
Dari sisi prospek bisnis, PTPP menargetkan memperoleh nilai kontrak baru senilai Rp 30,1 triliun tahun ini, naik 35% dari realisasi kontrak baru sepanjang 2020 yang senilai Rp 22,26 triliun.
Corporate Secretary PTPP Yuyus Juarsa mengatakan seiring dengan kenaikan target kontrak baru ini, perusahaan juga menaikkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan yang menjadi senilai Rp 6,2 triliun.
Pencapaian kontrak baru di tahun 2020 diraih dari 28 proyek gedung, 35 proyek infrastruktur, 13 proyek EPC(Engineering-Procurement-Construction)serta proyek anak perusahaan.
Sedangkan penguatan paling minor dibukukan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang terapresiasi 2,26% di level Rp 1.810/unit.
Sumber
https://www.cnbcindonesia.com/market...si-ngamuk-lagi
Mantap surantap