gangel160487Avatar border
TS
gangel160487
Hotel Yang Tidak Terlihat Lagi
@gangel1604 
Twitter: @reytuu7888
Ig: @ceritaseram178
My Journal




Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat bagi hampir semua orang, tidak terkecuali bagi seorang jurnalis seperti ku.

Nama ku Nina, sebagai seorang jurnalis yang sudah malang melintang di berbagai liputan, kebetulan pada hari itu aku ditugaskan untuk
meliput di sebuah acara seminar di ibukota, dimana semua peserta nya hadir secara virtual, tetapi aku ditugaskan untuk
ke hotel tempat acara seminar tersebut untuk wawancara dengan seorang narasumber di sektor perkebunan.
"Nina, kamu pergi besok pagi untuk mewawancarai pak X ya, coba tanyakan outlook produksi dan prediksi harga tahun 2021, serta beberapa gambaran bisnis kedepannya." Perintah dari atasan ku untuk bahan liputan ku (baca: pengalaman di rumah tinggal).

Pagi itu, sebelum berangkat ke lokasi liputan, Aku memastikan sekali lagi ke team ku, bahwa acara yang akan digelar tersebut di sebuah lokasi hotel bintang lima, dimana masih satu grup dengan sebuah apartemen besar dan mewah di Jakarta. Team ku juga telah mengonfirmasi ke salah satu panitia, bahwa acara itu benar akan diadakan di areal hotel tersebut.

Sebagai seorang jurnalis di sebuah media terkemuka, selepas lulus dari kuliah jurusan komunikasi, aku diterima menjadi seorang wartawan, yang memang sudah menjadi idamanku sejak lama.
Berbagai kejadian telah aku alami (baca: Perjalanan ke RS di Bengkayang), dan kejadian mistis saat meliput di daerah daerah terpencil pun telah aku lalui. Aku akui, belakangan ini memang aku lebih banyak menghabiskan diri meliput di Jakarta, dan dikarenakan juga faktor pandemik sehingga jadwal traveling ku juga sedikit berkurang.

Garry Ninawaty, dengan nama seperti lelaki aku memang cukup sering diolok dan dibully teman teman di sekolah maupun di kampus ku tetapi karena aku cuek dan ceria maka itu tidaklah pernah aku masukan ke hati untuk setiap jokes jokes setiap kali nama ku diteriakan oleh guru ataupun dosen pas absensi, terlahir dan besar di kota plat KB yang nama kota nya sendiri diambil dari nama makhluk halus kuntilanak maka hal mistis seakan sudah menjadi sesuatu yang biasa bagiku. Menurut beberapa orang, aku terlahir dengan perawakan yang sangat menarik, mata yang tajam dan tidak sipit (tidak seperti tipikal kebanyakan orang keturunan), rambut ku lurus dan panjang, dan tubuh langsing dan kulit kuning langsat yang saat ini mulai kecoklatan karena tugas lapangan yang mengharuskan ku menghabiskan banyak waktu dilapangan. Terkadang, saat aku berjalan di keramaian aku dapat merasakan beberapa pasang mata lelaki yang mencuri pandang kearah ku.
Apalagi ditambah dengan bidang kerja ku yang sebenarnya masih cukup didominasi oleh para lelaki, membuatku mesti cukup taft untuk bisa berbaur dengan mereka, secara tidak langsung karena dunia kerja yang cukup kompleks, membuatku menjadi seorang perokok berat, tekanan kerja dan deadline serta waktu istirahat yang kurang sudah menjadi makanan sehari hari ku.

Pada hari itu, sebelum keluar dari mobil aku mengenakan masker untuk menutupi mulutku. Aku mulai merasakan banyak kejanggalan di hotel yang aku datangi.
Hotel itu termasuk cukup elit, walaupun berada di sudut jalan yang hampir bisa dibilang pinggiran jakarta, tidak bisa menutupi bangunan nya yang mewah dan besar. Pagi itu cuaca sedikit mendung dan berkabut, hujan turun membasahi jalanan aspal di kota ini, keadaan lalu lintas cukup lenggang mengingat situasi pandemik dan kondisi akhir tahun dimana sudah banyak aktivitas yang berkurang.

“Aku sudah masuk halaman hotel nih. Agak aneh karena kotak tiket parkir tidak berfungsi. Ada pos security, ada seorang bapak yang berjaga,” ujarku menelepon atasan ku, yang menanyakan posisi ku pagi itu. Dari kejauhan, dari arah pintu gerbang hotel, Aku melihat sebuah taxi menurunkan penumpang dan disambut seorang bell boy yang berdiri didepan pintu lobi,

Aku mengendarai mobilku melewati gerbang, mobil ku, sebuah SUV tua berkelir hitam, yang sudah kubawa malang melintang dalam berbagai tugas jurnalis ku baik dalam mau pun luar kota (baca: kengerian di pedalaman kalbar) langsung mencari tempat parkir di basement hotel yang sangat gelap, cukup mengherankan karena selain gelap dan sepi, terdapat genangan air cukup besar, dan hanya ada satu mobil yang terparkir di basement tersebut dan sekilas mobil itu terlihat sangat berdebu. Sepertinya mobil itu sudah terparkir cukup lama.
“Sepi sekali tempat ini, dan pencahayaan nya kenapa tidak ada.” batinku.
Setelah memilih posisi parkir dan mematikan mesin serta membuang rokok di tanganku, aku mulai mempersiapkan notes dan peralatan untuk wawancara serta merapikan diri di kaca mobil, saat pintu mobil terkunci, aku mulai berjalan menuju lift di basement.
Sedikit kerepotan oleh banyaknya peralatan dan beratnya tas yang mesti kubawa, aku sedikit menggerutu dalam hati, "Harusnya Timor aku ajak kalau tahu begini, sialan deh dia pakai acara ga masuk kantor lagi kemarin."
Untungnya lift tersebut berada tidak jauh dari kantin pegawai tempat mobil ku diparkir yang tampak nya tutup pada pagi hari tersebut, dan tidak ada orang sama sekali di basement. Pikirku, mungkin karena masih pagi dan situasi pandemik seperti saat ini.



Saat pintu lift terbuka, Aku melihat ada tiga orang yang sudah berada dalam lift. Seorang bapak dan ibu setengah baya, penampilan mereka sangat lah rapi dengan jas dan blouse, seperti akan menghadiri pertemuan dan agak dibelakang mereka ada seorang anak lelaki yang kutaksir berusia 7-8 tahun, mereka semua berpenampilan rapi termasuk anak tersebut,
ada sesuatu yang aneh di dadaku melihat mereka, tapi aku belum bisa mengatakan apa itu. Aku tidak terlalu memperhatikan mereka lagi, karena asyik dengan pikiran ku sendiri mengenai list pertanyaan wawancara nantinya.

Tapi dari bayangan kaca lift, aku melihat sekilas kepala mereka yang menunduk kebawah, aneh, dan tangan mereka sekilas kulihat agak "kotor" dan berminyak.
Dan ada yang berbeda dalam suasana lift tersebut, sedikit remang remang, seperti nya juga kamera diatas lift tidak menyala dan saat lift naik ada suatu hawa dingin yang aku tahu bukan dari pendingin ruangan, hawa yang sulit untuk aku jelaskan pada waktu itu. Terasa suasana yang dingin dan sunyi.

Tidak berapa lama, lift terbuka di lantai lobi, dan di depan lift sudah berdiri seorang Office Boy yang tampak membawa perlengkapan gantungan beroda untuk membawa koper tamu. Aku mulai berjalan ke kanan, tanpa sengaja aku bertatapan dengan seorang Bapak, dan aku cukup terkejut melihat betapa pucat nya wajah Bapak tersebut dan mata nya merah, aku langsung menunduk, sementara bapak itu tadi berjalan ke arah kiri. Cara berjalan nya cukup membuat ku terheran, sedikit berjingkrak dan kadang menyeret kaki nya.
Dalam situasi normal, mungkin aku akan menggangap bapak tersebut habis mabuk atau "ngobat", dan aku berlalu untuk ke tempat seminar.

Saat Aku mulai mencari resepsionis, aku baru tersadar bahwa ternyata hotel ini ditutup dan tidak ada aktivitas. Terlihat dari lampu ruang lobby yang padam dan hanya tersisa emergency lamp. Tersadar, aku mencium aroma ruangan yang lembab dan apek, "huffhht" gumam ku sambil menutup hidungku dengan tissue didalam masker.

Aku langsung memeriksa pintu kaca lobi utama hotel, benar saja terkunci. Lalu dengan penasaran aku berjalan memeriksa lantai dua dari tangga lobby, tapi urung karena sepertinya sepi dan lampu juga mati. Aku berjalan ke arah pintu kaca lain, yang juga dalam keadaan terkunci. Cafe di area lobby tertutup dan lampu didalam nya sepertinya berasal dari emergency juga.

Lalu tiba-tiba terlihat wanita separuh baya yang bersama dengan ku di lift tadi, dia menatap ke arah ku, dan Aku  pun menatap balik tanpa ekspresi, dia mulai menyeringai melihatku. Sedikit goyah karena terkejut, Aku yang mulai berkeringat dingin serta ketakutan berjalan menjauhi wanita tersebut dan dengan tergesa gesa mulai mencari ke arah lift untuk keluar. Sambil setengah berlari, Aku langsung menghubungi panitia acara virtual tersebut, untuk menanyakan lokasi acara tersebut yang ternyata lokasi acara bukan di hotel itu, namun tepat berada di gedung perkantoran di seberang dari hotel tersebut, yang masih berada dalam satu blok area.

Aku bergegas ke lift, untuk turun ke basement mobil,
ada berbagai hal aneh yang menjadi pertanyaan di benak ku saat tersebut. Pertama, bagaimana mungkin aku melihat sendiri ada sebuah taxi yang menurunkan penumpang saat aku mengendarai mobil melewati lobby hotel, lalu bagaimana bisa saat aku coba pintu lobi hotel terkunci dan hotelnya juga sudah tutup. Peristiwa itu penuh kejanggalan dan meresahkan hatiku.

Kedua, aku mulai merasa ada yang aneh dengan tiga orang sewaktu di lift bersama mereka. “Dalam rangka apa mereka datang ke hotel tersebut pagi-pagi? Apakah mereka juga tidak sadar seperti aku, bahwa hotel tersebut sudah tutup ? Naik apa kah mereka ke hotel tersebut? Membawa mobil? Seingat aku tidak ada mobil lain yang parkir setelah mobil ku. Hanya ada satu mobil yang teronggok di basement tersebut,” batinku.

Memang dari berbagai cerita dan urban legend yang beredar di website, hotel ini sudah terkenal akan keangkeran nya, tapi aku tidak menyangka aku akan mengalami kejadian itu sendiri.

Aku mencoba mengingat kejadian, saat saat di lantai lobi hotel, 

oh ya, aku berpapasan dengan seorang bapak di saat keluar lift, saat itu ia berjalan ke arah kiri dan menuju toilet bukan? Padahal, saat Aku putar balik ke basement, aku sempat mengamati sepertinya tidak ada toilet di sisi kiri lift. Aku coba mencari cari tetapi sepertinya bapak itu dan OB di sana tidak tampak lagi.

“Tapi apapun, di mata aku saat itu, mereka nyata meski aku sama sekali tidak bertegur sapa,” Aku memastikan dalam batinku.

TIba tiba aku merasakan kengerian yang luar biasa dalam lift, mereka tidak ada satupun yang memakai masker dalam situasi seperti ini sangatlah aneh bukan!!

Belum selesai ketakutan ku, pintu Lift pun perlahan terbuka, tidak ada seorangpun di dalamnya, aku merasa sedikit ragu di dalam hati dan kemudian melihat kearah lorong tersebut, gelap dan tidak ada apa apa, pintu lift pun tertutup kembali. Perasaan ku mulai tidak enak karena lift berhenti di lantai demi lantai yang sudah gelap, saat pintu lift terbuka aku disambut kegelapan ruangan lantai yang sudah tidak ada karyawan bekerja,jantung ku mulai berdegup,

mendadak speaker lift berdengung dengan keras...."nggiiing...."

terdengar teriakan di seberang 'SUDAH PULANG KAMU?, JANGAN IKUT-IKUT!'. Aku langsung pucat, kaki ku lemas, belum selesai terkejut ku pintu lift terbuka kembali dan tampak sesosok bayangan di ujung lorong gelap tersebut............
Maka tanpa pikir panjang, aku langsung keluar lift kudorong pintu yang disamping lift menuju tangga darurat, kemudian mulai menuruni tangga. Setengah perjalanan menuruni tangga, bulu kudukku berdiri, samar-samar aku dapat mencium aroma bunga melati, bulu kuduk ku meremang dan keringat di badanku bercucuran. Antara lelah tetapi takut Aku mempercepat langkah dan memberanikan diri ku sambil bersenandung untuk mengusir rasa takut yg semakin menjadi jadi…
"Sial, kenapa saat sendirian meliput acara malahan aku mengalami hal begini." Gerutuku dalam hati.
Dari belakang ku, mulai terdengar suara derap sepatu hak tinggi yang berbenturan dengan beton, yang membuat ku semakin diburu napas, suara itu semakin keras dan mendekat, Aku melihat dan mencari cari asal suara tersebut sambil setengah berlari ke mobil, suara itu, dibelakangku atau diatas ku???
Dengan panik, aku merogoh kantong jaket kulit ku untuk mencari kunci mobil ku.

Tiba tiba .....didepan ku sudah berdiri ibu setengah baya tersebut berdiri dengan seringai nya yang menakutkan dan mata nya yang merah "hihihihi....mau kemana Nina? Kenapa cepat cepat mau pulang??"



Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh gangel160487 04-02-2022 23:47
gangel1604
gera198878
read51843848
read51843848 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.8K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.