NovellaHikmiHasAvatar border
TS
NovellaHikmiHas
5 Akibat Trend Adu Mulut Zaman Millenial, Ke-3 Miris!
Debat itu Seru Plus Bikin Nyesek


Bismillahirrahmanirrahiim

Di zaman semakin canggih seperti saat ini, ajang berdebat pun juga tidak kalah kecanggihannya. Meski jarak berjauhan, tidak bertatap muka, potensi perdebatan antar manusia semakin merebak.

Apalagi dengan mudahnya seseorang itu membuat grup-grup, kelompok-kelompok ataupun komunitas-komunitas, maka potensi berbeda pendapat yang ujung-ujung pasti mengarah pada perdebatan, tak ayal pasti terjadi.

Di dalam Islam, urusan berdebat sekalipun, diatur di dalamnya, seperti pada Al Qur'an surat An Nahl 125.
Quote:

Quote:

Seperti itulah Islam mengajarkan, yaitu berdebat dengan cara yang baik dan lemah lembut.
Quote:

Kepada manusia sekejam Fir'aun sekalipun, Allah memerintahkan kepada Musa Alaihissalam untuk berlemah lembut. Begitulah Islam mengajarkan ajaran akhlak yang mulia, sekalipun kepada manusia yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.


Meski debat itu diperbolehkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, tetapi Allah membenci orang yang gemar berdebat. Sedikit-sedikit jadi masalah, adu pendapat. Sebentar-sebentar unjuk gigi dan suara supaya masalah semakin keruh. Padahal sebenarnya masalah akan mudah terselesaikan saat didiskusikan dengan pikiran jernih dan menekan ego diri.

Quote:


Sangat jelas hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah membenci orang-orang yang berdebatnya dengan cara yang keras.

Sesungguhnya orang yang senang sekali melakukan perdebatan (hal tercela), jelas berakibat pada hilangnya ilmu yang berkah. Manusia yang menceburkan diri dalam perdebatan (keburukan), sejatinya mereka bertujuan untuk mencari kemenangan diri. Dari situlah yang menyebabkan hilangnya keberkahan ilmu.

Berbeda dengan manusia yang bertujuan mencari kebenaran. Tentunya ia akan lebih mudah menerima bukti atau kebenaran yang telah dibawa orang lain kepadanya, ia tidak akan melakukan perdebatan. Disebabkan yang haq pasti lebih jelas nampak dan nyata kebenarannya.

Bisa kita lihat orang yang fanatik atau taklid buta. Umumnya ia tidak akan mau menerima begitu saja apapun kenyataan atau bukti yang ada. Disebabkan mereka hanya membenarkan diri sendiri dan kelompoknya atau mencari pembenaran diri. Itulah yang menyebabkan berkurangnya keberkahan ilmu manusia. Ia lebih suka berdebat karena pendapatnya diselisihi orang lain.

Untuk itulah Allah tidak akan berikan taufiq serta berkah dalam ilmu seseorang. Sedangkan untuk perdebatan (diskusi) karena berharap kebenaran dari sebuah hal/ilmu untuk mencegah keburukan, itulah yang diajarkan oleh agama mulia ini.

Quote:


Kita diajarkan dalam agama ini untuk segera meninggalkan "debat kusir" seperti yang telah diajarkan atas.

Dunia maya atau medsos seperti saat ini, justru menjadi kemudahan tersendiri dalam melakukan perdebatan. Terkadang hal yang remeh temeh sekalipun menjadi ajang perdebatan. Tentu semua menyadari bahwa perdebatan terutama pada debat kusir, bukan keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh, justru kerugian besar yang didapatnya.

Lebih-lebih di dunia maya, meskipun niat kita berdiskusi kebaikan, tetapi sharing atau tukar pendapat via internet bukan perkara mudah. Sering kali justru menjadi sumber permusuhan, perselisihan ujung-ujungnya pertikaian.

Undur diri dari 'debat kusir' itu lebih baik, karena pasti "kita tidak akan dapat mendebat orang bodoh dan tidak beradab."
Quote:

Perdebatan(debat kusir) yang sering dilakukan, apalagi di dumay atau media sosial, menyebabkan banyak sekali kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Kerugian akhirat sudah dijelaskan di atas bahwa Allah pasti membencinya.

Sedangkan di dunia tidak kalah banyak kerugian yang ditimbulkan. Beberapa kerugian diantaranya:

1. Hati Mengeras

Hati seseorang yang sering kali sakit hati dan di kepalanya tidak lain hanya ingin untuk membalas. Inilah salah satu dampak buruk dari perdebatan. Sedangkan sesungguhnya esensi da'wah itu adalah memberi nasihat, dan tentunya yang dinamakan nasihat itu pasti berkeinginan perubahan ke arah lebih baik.
Quote:


2. Waktu yang Tersia-sia


Karena beradu pendapat, argumen, meningkat menjadi debat kusir yang sulit menemukan ujung-pangkalnya. Pasti sering tidak terasa waktu berputar sangat cepat. Tentulah akhirnya waktu terbuang sia-sia dan percuma begitu saja.

3. Dianggap Pecundang


Meninggalkan perdebatan, memutuskan mengalah dalam perdebatan, tidak jarang dianggap sebagai pecundang. Meski sejatinya bukan kalah dalam arti sebenarnya.

Mundur beberapa langkah untuk 'ancang-ancang', supaya dapat meloncat lebih jauh ke depan.
Sesungguhnya, itulah kemenangan dari manusia yang berjiwa besar karena sanggup menghidari debat yang tidak berguna. Pahala besarlah bagi manusia yang meninggalkan perdebatan. Karena meninggalkannya itu butuh mujahadah.
Quote:

4. Permusuhan


Muslim itu satu tubuh, bersaudara se-iman. Larangan adanya permusuhan pada tubuh kaum muslimin. Sedangkan perdebatan adalah pemicu perselisihan dan ujungnya padti permusuhan.
Quote:


5. Penolakan


Dakwah, ajakan atau seruan sering kali mendapat penolakan bukan karena salah isi dakwahnya, tidak juga karena penyampainya. Hanya saja seringkali penolakan yang ada terlebih dahulu dari para obyek dakwah. Mereka menolak, salah satu alasannya adalah karena gengsi kalah.

Salah satu bentuk dakwah yang tidak bisa mereka terima adalah debat kusir yang tidak bermanfaat.
Quote:

Berharap semoga kita semua tidak terpancing ikut ajang debat tidak manfaat dan dihindarkan dari perdebatan yang memicu perselisihan.

Wassalamualaykum


Penulis: NovellaHikmiHas
Narasi : Oppri
Sumber gbr: google, pinterest, shutterstock
Sumber : Klik 1
Klik 2
Klik 3
Klik 4
Diubah oleh NovellaHikmiHas 09-01-2021 02:20
istijabah
hugomaran
s3chamdani
s3chamdani dan 8 lainnya memberi reputasi
9
917
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.