Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Sinovac Sudah mulai didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia walau izin penggunaan darurat atau emergency use authorization belum dikeluarkan. Menurut Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, distribusi dilakukan karena membutuhkan waktu untuk pengiriman.

"Perlu dilakukan pemerintah karena memang membutuhkan waktu untuk mendistribusikan dengan cara yang benar," kata Penny, Jumat (8/1/2021). 

Penny menyebutkan Bio Farma sebagai industri farmasi sudah mengantongi izin melakukan distribusi vaksin. Namun dia menegaskan hanya bisa dilakukan setelah ijin penggunaan vaksin dikeluarkan.

Dia menambahkan jika Badan POM juga melakukan pendampingan saat distribusi dilakukan. Termasuk bimbingan teknis, pengaturan, pelatihan yang terkait distribusi obat.
"Menjamin pelaksanaan distribusi yang baik memenuhi aspek cold chain produk," ujar dia.
Sebagai informasi dimulai pada tanggal 3 hingga 6 Januari 2021, vaksin Sinovac sudah didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia. Saat pengumuman distribusi beberapa waktu lalu, Head of Corporate Communications Bio Farma, Iwan Setiawan juga memastikan walau sudah didistribusikan, vaksin akan dilakukan saat EUA dikeluarkan oleh BPOM.
Pada 3-4 Januari 2021 vaksin yang dikirim mencapai 714.240 vial ke 32 provinsi. Dari jumlah itu, 401.240 vial ke 14 Januari pada 3 Januari 2020 dan sisanya ke 18 provinsi pada 4 Januari 2021.

Lalu Sulawesi Barat didistribusikan vaksin pada 5 Januari 2021. Terakhir Jawa Barat pada 6 Januari 2021.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki tiga juta vaksin Sinovac yang didatangkan dalam dua tahap yakni 7 Desember 2021 sebanyak 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2021.
Untuk vaksin tahap awal akan diberikan untuk 1,3 juta tenaga kesehatan tersebar di 34 provinsi.


sumur

https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...idistribusikan