Dimasa pandemi seperti saat ini, kebutuhan akan masker memanglah sangat penting. Masker menjadi APD yang harus dibawa kemana mana disaat berpergian di luar ruangan terlebih ditempat kerumunan. Bahkan di saat bekerja pun terkadang kita diharuskan untuk selalu mengenakan masker dalam upaya pencegahan virus Corona. Umumnya ada beberapa jenis masker yang tersedia di pasaran. Ada masker N95, masker bedah, Buff, masker kain dan lain sebagainya. Jenis masker tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan filter yang berbeda beda berdasarkan bahan penyusun dan fungsinya. Nah berikut ini telah ane rangkum beberapa jenis masker yang umum kita jumpai berserta tingkat efektivitasannya dalam mencegah penularan virus. Langsung saja cekidot.... 

Jenis masker ini adalah yang paling sering kita jumpai. Masker bedah atau masker medis memiliki kemampuan filter partikel mencapai 80% - 90%. Masker ini termasuk jenis masker sekali pakai, jadi tidak bisa dicuci atau dibersihkan untuk dipakai lagi, karena dapat mengurangi tingkat keefektivitasannya. Masker bedah terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan luar yang berfungsi sebagai anti air,  lapisan kedua adalah lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter dan lapisan ketiga adalah lapisan yang bersentuhan dengan kulit manusia yang berfungsi untuk menyerap cairan ludah (droplet) dari mulut pengguna. Karena dapat menyerap droplet dengan baik, masker jenis ini dinilai cukup efektif dalam mencegah penyebaran virus Corona.

Masker kain memiliki efektivitas menyaring partikel lebih rendah dibandingkan dengan masker bedah. Masker jenis ini memiliki kemampuan filter partikel sebesar 50% - 70%. Meski dibawah masker bedah, masker jenis ini masih cukup efektif dalam menahan percikan air liur atau droplet dari pengguna saat berbicara. Menurut WHO, masker kain yang direkomendasikan adalah masker yang terdiri dari 3 lapis bahan. Keunggulan dari masker kain dibandingkan dengan masker bedah adalah dapat dicuci ulang dan digunakan kembali. Hanya saja disarankan maksimal penggunaan masker ini adalah selama 4 jam saja, setelah itu masker harus dicuci atau berganti masker. 

4. Masker Berkatup


Masker jenis ini, hampir sama dengan masker N95. Bentuknya kira kira hampir sama, hanya saja pada masker ini terdapat katup yang mempermudah sirkulasi udara saat bernapas. Penambahan katup ini didesain supaya pengguna masker lebih nyaman dan leluasa saat bernapas. Tapi penambahan katup ini, justru dapat mengurangi tingkat ke efektivitasan masker. Karena dengan penambahan katup, maka dapat membuat partikel droplet keluar masuk ketika pengguna masker berbicara. Oleh karena itu, CDC tidak merekomendasikan masker jenis ini dipakai sebagai APD dalam pencegahan virus corona. 

Masker jenis scuba menjadi masker yang sering dipakai oleh banyak orang. Tapi masker jenis ini justru memiliki tingkat efektivitas paling rendah di antara jenis masker yang lain. Masker Scuba memiliki efektivitas filter sebesar 0% - 5% saja. Yang membuat efektivitas dari jenis masker ini sangat rendah karena masker scuba hanya terdiri dari 1 lapisan yang sangat tipis, sehingga partikel kecil akan mudah terhirup saat bernapas. Selain itu masker scuba juga tidak memiliki lapisan filter yang dapat menyaring percikan droplet dari mulut kita. 

Yah.. meskipun masker jenis ini sama sekali tidak efektif dalam mencegah penularan virus, tetapi masker ini dapat membuat wajah agan yang awalnya kusam, dekil dan berjerawat menjadi lebih putih, tampan dan mulus, Hehehe... 

Sumber : 1, 2, 3