Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!
 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan nilai tukar rupiah di sepanjang 2020 bak roller coaster. Meski ditutup mendekati level Rp 14.000 per US$ di akhir tahun, rupiah masih menjadi salah satu mata uang utama Asia yang memiliki kinerja terburuk.

Terakhir, untuk US$ 1 dipatok di Rp 14.040 di arena pasar spot. Awal tahun 2020, rupiah cenderung menguat dan ditransaksikan di bawah Rp 14.000 per US$. Namun kondisi seketika berubah ketika pandemi Covid-19 melanda.

Aksi jual aset-aset keuangan RI berupa obligasi maupun saham oleh investor asing membuat rupiah tertekan. Adanya capital outflow yang masif dari pasar keuangan domestik membuat rupiah sempat terdepresiasi sampai hampir 20% di hadapan greenback pada Maret lalu.

Kala itu pasar finansial global sedang goyang. Investor melego semua aset keuangan yang dimilikinya. Baik saham maupun obligasi dilepas. Sentimen yang benar-benar risk off ketika lockdown marak terjadi di berbagai belahan dunia membuat jargon 'cash is king' menjadi relevan.

Indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain tiba-tiba melesat tajam. Melihat pasar yang diterpa angin kencang, bank sentral AS Federal Reserves (the Fed) langsung mengambil tindakan.

Suku bunga acuan dibabat habis sampai ke level zero lower bound. Injeksi likuiditas ke sistem keuangan melalui pembelian aset-aset pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah dan efek beragun aset KPR atau yang lebih dikenal dengan quantitative easing (QE) kembali dilakukan.

Tidak hanya the Fed, langkah serupa juga dilakukan oleh bank sentral paling berpengaruh lainnya yaitu European Central Bank (ECB), Bank of England (BoE) dan Bank of Japan (BoJ). Seketika pasar menjadi kalem. Investor kembali masuk ke aset-aset keuangan. Dolar pun berangsur melemah.

Kebijakan the Fed yang ultra longgar membuat indeks dolar terus jatuh, bahkan sampai menyentuh level terendahnya dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Sepanjang 2020 indeks dolar yang jadi tolok ukur keperkasaan dolar ambles 6,7%.

Ketika dolar AS jeblok, maka ini jadi momentum bagi mata uang negara lain untuk menguat. Salah satunya adalah mata uang Asia. Pelemahan dolar AS akibat injeksi likuiditas yang masif akan memicu capital outflow dari AS dan masuk aset-aset keuangan negara-negara berkembang.

Aliran modal masuk (inflow) inilah yang membuat mata uang negara berkembang menjadi primadona. Namun sayangnya ketika kebanyakan mata uang negara berkembang di Benua Kuning berhasil finish di zona apresiasi pada akhir 2020, rupiah justru masih terkoreksi.

Sepanjang 2020 rupiah melemah 1,2% di hadapan dolar AS. Rupiah bersama dengan Baht Thailand dan Rupee India menjadi mata uang Asia dengan kinerja terburuk di sepanjang 2020.

Tahun 2020 rupiah menjadi runner up mata uang Asia dengan kinerja terburuk setelah Rupee India yang tercatat melemah lebih dari 2%. Sementara itu mata uang China, Yuan menjadi mata uang yang paling kuat di kawasan Asia dengan apresiasi 6,3% terhadap dolar AS.

Masih Kena Outflow & Sentimen Negatif, Rupiah Belum Mampu Menguat

 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!

Kenaikan mata uang China terhadap dolar AS ditopang oleh sentimen positif keberhasilan menjinakkan pandemi Covid-19 dan fundamentalnya yang kuat. Ketika mayoritas negara-negara lain mengalami resesi pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, China justru bangkit dan mencatatkan pertumbuhan PDB yang positif.

Selain itu, surplus neraca dagang dan transaksi berjalan juga membantu mendongkrak kinerja mata uang China. Berbeda dengan India, Indonesia dan Thailand yang membutuhkan dorongan fundamental yang baik untuk bisa mengalami apresiasi.

India misalnya, saat ini negara yang dipimpin oleh Narendra Modi tersebut menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 terparah di dunia. Output perekonomian India mengalami kontraksi yang dalam pada kuartal kedua (-23% yoy) maupun kuartal ketiga (-7,5% yoy).

Hal serupa juga terjadi pada Thailand yang ekonominya nyungsep di saat Covid-19 melanda. Pada kuartal kedua pertumbuhan ekonomi Thailand tercatat minus 12,1% dan kemudian membaik pada kuartal ketiga meski masih minus 6,4%.

Ekonomi Thailand memang sangat terpuruk. Ketergantungan terhadap sektor pariwisata menjadi salah satu pemicunya. Maklum saat pandemi sektor ini menjadi sektor yang paling terpuruk.

Sementara itu nasib serupa juga dialami oleh Indonesia. Resesi dengan pertumbuhan PDB minus dua kuartal beruntun serta penanganan pandemi Covid-19 yang jauh dari kata optimal membuat investor masih agak jaga jarak dengan pasar keuangan RI.

Bank Indonesia (BI) dalam rilis terbarunya pada 18 Desember 2020 menyebut nonresiden di pasar keuangan domestik masih mencatatkan aksi jual neto sebesar Rp 140,01 triliun.

Namun dengan adanya fenomena supercycle komoditas di 2021, prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik akibat vaksin, tren pelemahan dolar AS yang berlanjut dan kemungkinan besar adanya inflow ke pasar keuangan domestik berpotensi membuat rupiah terangkat di tahun 2021.

Bagaimanapun juga aset-aset keuangan domestik masih memberikan imbal hasil menarik. Di tengah era rendahnya suku bunga, yield adalah hal yang langka. Imbal hasil obligasi pemerintah berdenominasi rupiah tenor 10 tahun masih di kisaran 6%.

Dengan inflasi di tingkat 1,6% maka imbal hasil riilnya adalah 4,4%. Jauh lebih baik daripada imbal hasil yang ditawarkan negara-negara maju yang sudah negatif maupun negara berkembang lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA

link

Sepanjang 2020 rupiah melemah 1,2% di hadapan dolar AS. Rupiah bersama dengan Baht Thailand dan Rupee India menjadi mata uang Asia dengan kinerja terburuk di sepanjang 2020.

Tahun 2020 rupiah menjadi runner up mata uang Asia dengan kinerja terburuk setelah Rupee India yang tercatat melemah lebih dari 2%. Sementara itu mata uang China, Yuan menjadi mata uang yang paling kuat di kawasan Asia dengan apresiasi 6,3% terhadap dolar AS.
pejuang17
coddot26
coddot26 dan pejuang17 memberi reputasi
-2
553
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.